Lima Norma Etika

Oleh: Cheriyencia Kellyn

Lima norma kemanusiaan itu memegang peranan penting untuk menjalin hubungan dengan sesama masyarakat. Jika kita menjalani kehidupan sesuai dengan lima norma kesopanan maka kita akan memiliki sikap moralitas tinggi terhadap sesama sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis. Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat moralitas yang ada di dalam masyarakat semakin menurun, perilaku masyarakat banyak menyimpang dari norma etika. Contoh:  tindakan korupsi semakin meningkat, kasus perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, hubungan orang tua dan anak yang tak harmonis, dan lain sebagainya.

Lima norma ini terdiri dari :

  • Antara atasan dan bawahan ada sifat kesatria

Seorang pimpinan yang bijak akan senantiasa melihat kesejahteraan bawahannya. Demikian juga sebaliknya seorang bawahan yang baik akan senantiasa melaksanakan kewajiban tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Seorang pimpinan haruslah memperlakukan bawahannya dengan budi pekerti, demikian juga seorang bawahan haruslah dapat mengabdi kepada atasannya dengan penuh kesetiaan. Dengan demikian keharmonisan hubungan antara pimpinan dan bawahan akan terjalin dengan baik. Pimpinan dalam pengertian yang lebih luas mencakup kepala negara ataupun seorang raja, sedangkan bawahan mencakup menteri dan para pejabatnya.

  • Antara ayah dan anak ada kasih sayang

Hubungan ayah dengan anak ini dapat diartikan sebagai hubungan antara anak dan orang tua . Seperti yang kita ketahui , orangtua senantiasa mengkhawatirkan keadaan dan kesehatan anak-anaknya, dan selalu mengharapkan kemajuan serta kesejahteraan anak-anaknya. Maka sebagai  anak, kita harus berbhakti kepada orang tua, menjaga sikap dan nama baik orang tua, tidak melakukan tindakan yang membuat orang tua khawatir, melayani  orang tua dengan sopan santun dan berbudi pekerti, baik pada saat orang tua  masih hidup maupun sesudah meninggal.

  • Antara suami dan istri ada pembagian tugas yang jelas

Hubungan antara suami dan isteri didasari dengan saling pengertian dan saling menghormati. Secara garis besar, pandangan Nabi Kongzi tentang hubungan suami-istri, lebih dititik beratkan pada peningkatan kualitas karakter suami dan istri melalui pembinaan diri. Sehingga Suami menjalankan tugas sebagai kepala rumah tangga yang  bertanggung jawab dan menjaga nama baik keluarga. Begitu pula isteri juga harus menjalankan tugas sebagai isteri yang baik sebagai ibu rumah tangga sehingga dengan demikian akan terbinalah keharmonisan dalam rumah tangga.

  • Antara tua dan muda ada tata kramanya

Confucius sangat menekankan agar seseorang yang masih muda lebih bersikap sopan terhadap yang lebih tua , baik di dalam rumah maupun di luar rumah, Tetapi kenyataannya, etika yang demikian sudah memudar di era kehidupan saat ini. Sudah sering kita menyaksikan dalam kehidupan kita sehari-hari dimana terdapat banyak anak-anak muda yang sudah tidak menghormati orang lain yang lebih tua,  bahkan saudara kandungnya sendiripun tidak dihormati sama sekali. Sikap demikian sering terbentuk karena pengaruh pergaulan di luar, ataupun tindakan orangtua yang kurang menciptakan kondisi kerukunan hubungan anak-anaknya selagi masih muda, akhirnya tanpa disadari akan menghancurkan benih cinta kasih terhadap sesamanya. Sehingga menurut Confucius keharmonisan antar manusia dapat tercipta apabila saudara lebih tua menyayangi yang lebih muda dan  saudara yang lebih muda menghormati yang lebih tua.

  • Antar teman bisa saling pegang janji

Keharmonisan dalam kehidupan di dunia ini harus dibina secara bersama oleh seluruh masyarakat. Karena itu menjaga hubungan antar teman merupakan suatu peranan yang sangat penting. Karena seperti yang kita ketahui sulit sekali untuk memperoleh seorang teman yang sejati, tanpa berusaha melihat ke dalam diri kita sendiri. Tingkah laku kita dalam bergaul juga sangat menentukan bagaimana seseorang itu akan menjadi sahabat kita. Jika kita tipe orang yang suka ingkar janji pasti teman-teman di sekitar kita ini kurang ingin berteman / bersahabat dengan kita. Karena sifat ingkar janji ini sendiri kan merupakan perilaku yang buruk. Tentunya kita tidak ingin bukan memberi ataupun mempengaruhi sifat ingkar janji kepada orang lain. Jadinya kita harus bisa saling pegang janji.

Dalam lima norma kesopnanan ini, hubungan antar suami dan istri adalah pondasi dari terwujudnya lima relasi utama manusia.Peranan suami dan istri yang membina diri akan menciptakan fungsi yang berbeda dari lima relasi ini, ia bisa menjadi suami yang benar dan pasangannya menjadi istri yang berkebajikan. Dan Akan berfungsi sebagai orang tua yang penuh kasih sayang dalam mendidik putra-putrinya, dan sebagai anak, ia akan berbakti kepada orang tuanya. Sebagai saudara muda atau tua, akan menghargai dan saling menghormati. Sebagai pemimpin, ia akan memimpin dengan cinta kasih dan sebagai bawahan ia akan selalu setia kepada atasannya. Terakhir sebagai seorang teman dan sahabat , ia akan berlaku dapat dipercaya. Dengan demikian setiap hubungan, adalah penting untuk diperhatikan posisi atau kedudukan yang melekat pada dirinya, sehingga setiap orang dapat menjalani perannya sesuai dengan Jalan Kebenaran.

 (Prabowo, Wu Lun Lima Hubungan Masyarakat, 2014) Diakses dari https://www.spocjournal.com/budaya/488-wu-lun-lima-hubungan-masyarakat.html

(2020, p. 1) Diakses dari https://sumansutra.wordpress.com/lima-norma-kesopanan-ala-confucius/