Puasa (Chai)

Author : Hendennis Socan Sathyagung

Ibadah dalam Khonghucu tidak hanya bersembahyang dan merayakan perayaan , tetapi juga ada yang dinamakan ibadah berpuasa (Chai). Seperti ditulis dalam Kitab Kesusilaan (Li Ji XXIII) berbunyi “Ketika tiba waktu menaikkan sembhayang,seorang susilawan akan bersuci diri dengan cara berpuasa lahir batin”. Dalam Kitab Zhong Yong XV:3 juga tertulis “Maha besar Tuhan YME, demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap, sujud bersembahyang kepada Nya, terasakan kehadiranNya diatas dan di kanan kiri kita” 

Makna puasa ini ada 2 yaitu sebagai sarana mensucikan diri dalam persiapan melaksanakan sembahyang besar kepada Tuhan YME, serta sebagai pelatihan mengendalikan diri agar selalu dapat menjaga perilaku,tutur kata dan perbuatan yna gtidak melanggar kesusilaan sehingga jiwa kita sepenuhnya dapat Kembali CInta Kasih

Dalam berpuasa ini ada dua jenis yaitu  puasa secara rohani (戒 Jie) dan puasa jasmani (齋 Zhai) 

Puasa secara rohani wajib dilakukan yaitu memegan teguh pada sikap yang membatasi diri terhadap 4 pantangan antara lain:

  1. Tidak melihat yang tidak Susila
  2. Tidak mendengar yang tidak susila, 
  3. Tidak membicarakan yang tidak susila,
  4. Tidak melakukan yang tidak Susila

 

Sedangkan puasa secara jasmani secara garis besarnya berpantang makan daging secara berkala , dimana dilaksanakan dalam beberapa tingkatan yaitu:

  1. Yue Lo Chai: Berpantang daging pada hari pertama setiap bulan Imlek (Lunar)
  2. Cheng Huang Chai: Berpantang daging pada hari ke-1 dan ke-15 setiap bulan Imlek.
  3. Kuan In Chai: Berpantang daging pada hari ke-2, ke-6, dan ke-9 tiap bulan Imlek.
  4. Tsao Wang Chai: Berpantang daging pada hari ke-1, ke-3, ke-5, ke-6 tiap bulan Imlek.
  5. Chin Huang Chai: Berpantang daging selama 9 hari penuh pada bulan ke-9 Imlek, atau 1 bulan penuh.
  6. Chang Chai: Berpantang daging, minuman keras, bawang putih secara terus menerus, dan bilamana hal itu dapat dilaksanakan selama 3 tahun berturut-turut, disebut “Chang Su/ Mutih”

 

“Dengan berpuasa, membersihkan hati, mengenakan pakaian lengkap dan tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan Kesusilaan, inilah salah satu cara yang  dapat dilakukan dalam upaya  membina diri” (Tengah Sempurna XIX.14). Puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga tetapi dengan berpuasa dapat menahan diri, mengendalikan emosi dan mengintrospeksi serta puasa juga menjadi sebuah ibadah kita kepada Tuhan. 

 

REFERENSI

Tandian, D. (n.d.). Puasa Dalam Agama Khonghucu. Retrieved from iloveconfucius.com: http://www.iloveconfucius.com/2013/07/puasa-dalam-agama-khonghucu.html

Ws. Liem Liliany Lontoh, S. M. (2021, 05 04). Puasa dalam Perspektif Agama Khonghucu. Retrieved from kemenag.go.id: https://kemenag.go.id/read/puasa-dalam-perspektif-agama-khonghucu-lmbjl-lmbjl