Sejarah Agama Konghucu
Penulis: Jonathan Nobel
Agama Khonghucu, tepatnya disebut Ru Jiao, sudah ada 2000 tahun sebelum Nabi Khonghucu lahir. Nabi Khonghucu lahir pada tahun 551 SM. Ia ditugaskan oleh Tuhan untuk menata kembali tata upacara agama Ru Jiao dan mengajarkan kepada raja dan rakyat Tiongkok tentang spiritual dan moral agar rakyat Tiongkok hidup lebih sejahtera dan damai. Karena pada waktu itu di Tiongkok terjadi perpecahan, para kepala daerah ingin menjadi raja, mereka saling berperang merebut wilayah. Zaman itu disebut zaman Chun Qiu ( Musim Semi dan Musim Gugur).
Nabi Khonghucu kemudian mendirikan sekolah yang menampung murid sebanyak 3000 orang. Seiring berjalannya waktu, murid – murid yang diajarkan kemudian banyak juga yang membuat sekolah mereka masing – masing dan tersebarlah ajaran yang diajarkan Nabi Konghucu. Pada waktu itu muncul aliran yang bermacam-macam di Tiongkok, bahkan ada aliran yang bertentangan dengan ajaran Nabi, antara lain aliran Mohist yang didirikan oleh makhluk yang namanya Mo Zi.
Dua tokoh besar yang meneruskan ajaran Ru Jiao yaitu Meng Zi atau Mencius dan Xun Zi. Kedua tokoh ini memang mengajarkan ajaran Ru Jiao dari Kong Zi, namun mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam beberapa hal karena mereka hidup dalam situasi negara Tiongkok yang berbeda. Meng Zi hidup pada saat awal kekacauan muncul, sedangkan Xun Zi lahir saat kekacauan itu sudah memuncak.
Meng Zi mengajarkan: manusia akan hidup bahagia apabila negara makmur dan sejahtera, untuk itu menusia harus melaksanakan Perintah Tuhan, yaitu menjalani hidup lurus, jujur, dan tidak serakah. Kekacauan terjadi dalam masyarakat karena banyak orang tidak menjalankan hidup sesuai Perintah Tuhan. Ajaran Meng Zi lebih mengarah kepada ajaran Meng Zi menyakini bahwa pada dasarnya semua manusia itu baik.
Xun Zi mengajarkan bahwa manusia bisa hidup bahagia apabila negaranya kuat dan kaya. Untuk mewujudkan negara yang kuat dan kaya perlu dibuat undang-undang yang berlandaskan cinta kasih dan keadilan, dan ditentukan sistem kemasyarakatan yang jelas. Rakyat perlu dididik untuk hidup sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang ada. Ajaran Xun Zi lebih mengarah kepada ajaran Filsafat Konfusianisme. Xun Zi tidak yakin bahwa pada dasarnya seluruh manusia itu baik, maka dia menyarakan adanya penegakan hukum yang serius agar rakyat hidup lurus dan benar.
Ajaran kedua tokoh ini telah memperkuat posisi ajaran Ru Jiao sebagai agama, pandangan hidup, sistem filsafat bagi masyarakat Tionghoa. Sejak awal dinasti Han, ajaran Ru Jiao juga diserap oleh bangsa Jepang, bangsa Korea, dan bangsa Vietnam sampai dengan sekarang. Bangsa-bangsa tersebut menyerap ajaran Rujiao menurut keperluan mereka. Di Jepang untuk keperluan pemerintahan mereka mengambil ajaran Xun Zi, untuk keperluan rakyat banyak digunakan ajaran Meng Zi. Di Korea, ajaran Meng Zi lebih banyak diambil dari pada ajaran Xun Zi. Di Vietnam,
Pada xaman dinasti Han (206 SM) Agama Khonghucu atau Ru Jiao ditetapkan sebagai agama negara, dan semua pejabat negara harus lulus ujian negara dengan materi ujian ajaran Ru Jiao, yang bersumber dari Kitab Klasik, kitab ini ditulis berdasarkan ajaran Nabi Khonghucu oleh para murid-Nya. Namun pada waktu itu banyak orang dengan aliran lain mengaku sebagai pembawa ajaran Khonghucu, tujuannya supaya diterima sebagai pejabat.
Referensi :