Perjalanan Arwah Setelah Kematian: Perspektif Tionghoa
Sumber : (˚https://images.app.goo.gl/YsCxWyUjHAFFJ19e8)
Pendahuluan
Kehidupan setelah kematian merupakan salah satu aspek penting dalam kepercayaan tradisional Tionghoa. Dalam budaya ini, perjalanan arwah setelah meninggal dunia tidak hanya mencerminkan keyakinan spiritual, tetapi juga menjadi dasar dari berbagai ritual dan tradisi yang bertujuan menjaga harmoni antara dunia orang hidup dan dunia arwah. Dalam kepercayaan tradisional Tionghoa, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju alam spiritual. Keyakinan tentang kehidupan setelah mati telah menjadi bagian penting dalam mitologi, ritual pemakaman, dan sistem moral masyarakat Tionghoa.
Tian dan Diyu: Alam Setelah Kematian
Setelah meninggal dunia, jiwa seseorang diyakini menuju ke satu dari dua alam: Surga (Tian) bagi mereka yang menjalani hidup dengan kebajikan, dan Dunia Bawah (Diyu) bagi yang harus menjalani penyucian karena dosa. Di Dunia Bawah, terdapat pengadilan spiritual tempat raja akhirat menilai perbuatan baik dan buruk seseorang selama hidup. Jiwa akan melalui berbagai tingkat penyucian sebelum diizinkan untuk bereinkarnasi atau naik ke tingkat spiritual yang lebih tinggi.
Tahapan Perjalanan Arwah
Perjalanan roh tidaklah singkat atau sederhana. Berikut adalah tahapan yang diyakini dilalui oleh arwah setelah kematian:
- Pemisahan jiwa dari tubuh – Jiwa keluar dari tubuh dan memasuki alam roh.
- Pengadilan spiritual – Arwah diadili berdasarkan perbuatan semasa hidup.
- Penentuan nasib – Berdasarkan hasil pengadilan, jiwa akan:
- Naik ke Surga (Tian), atau
- Masuk ke Dunia Bawah (Diyu) untuk penyucian.
- Penyucian di Diyu – Jika arwah memiliki dosa, ia akan melalui berbagai tingkat penyiksaan atau ujian spiritual.
- Bantuan dari dunia manusia – Doa dan persembahan dari keluarga membantu mempercepat perjalanan dan meringankan beban arwah.
- Reinkarnasi atau kenaikan – Setelah selesai, arwah bisa bereinkarnasi atau naik ke tempat yang damai bersama leluhur.
Roh Penasaran dan Gangguan Spiritual
Tidak semua arwah dapat beristirahat dengan tenang. Jiwa yang meninggal mendadak, tanpa keluarga, atau tidak menerima penghormatan yang layak dapat berubah menjadi roh penasaran. Roh ini sering kali diyakini menyebabkan gangguan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, masyarakat mengadakan upacara-upacara seperti peringatan Bulan Hantu dan ritual persembahan bagi roh-roh tak dikenal, untuk menenangkan dan membebaskan mereka.
Bakti kepada Leluhur
Ritual penghormatan kepada leluhur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Tionghoa.
Hal yang harus dilakukan :
- Sembahyang rutin
- Pembakaran kertas sembahyang (kim cua)
- Penyediaan makanan dan dupa.
Praktik ini mencerminkan nilai xiao (孝) atau bakti kepada orang tua, sebuah prinsip inti dalam ajaran Konghucu yang menyambungkan dunia manusia dengan dunia roh.
Kesimpulan
Perjalanan arwah setelah kematian dalam tradisi Tionghoa mencerminkan keyakinan tentang keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual. Dengan menjaga tradisi penghormatan kepada leluhur, menjalankan doa dan ritual, serta hidup dalam kebajikan, masyarakat membangun jembatan yang menghubungkan dunia ini dengan dunia setelah kehidupan. Melalui nilai-nilai ini, harmoni antara generasi tetap terjaga.
wei de dong tian
Referensi:
The Enlightenment Journey. Afterlife in Ancient Chinese Religion: Tian and Diyu. https://theenlightenmentjourney.com/afterlife-in-ancient-chinese-religion-tian-and-diyu/
Asia for Educators. Settling the Dead: Funerals, Memorials, and Beliefs Concerning the Afterlife. https://afe.easia.columbia.edu/cosmos/prb/journey.htm
Tsem Rinpoche. The World of Chinese Ghosts. https://www.tsemrinpoche.com/tsem-tulku-rinpoche/science-mysteries/the-world-of-chinese-ghosts.html
Tionghoa.info. (2022). Mengintip Perjalanan Arwah: Bagaimana Kehidupan Mereka di Sana?. https://www.tionghoa.info/mengintip-perjalanan-arwah-bagaimana-kehidupan-mereka-disana/