Festival Perahu Naga (Duan Wu Jie) dalam Tradisi Konghucu

Pendahuluan

Duan Wu Jie (端午节) atau Festival Perahu Naga adalah salah satu perayaan penting dalam kalender tradisional Tionghoa yang jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. Meski terkenal dengan lomba perahu naga dan makan bakcang, festival ini sebenarnya menyimpan berbagai ritual langka yang sarat makna filosofis dan spiritual. Sayangnya, banyak dari tradisi ini mulai terlupakan seiring modernisasi.


(sumber:perahu)

 

Pengertian Festival Perahu Naga

Duan Wu Jie merupakan festival musim panas yang memiliki tiga lapisan makna:

  1. Makna Historis
    • Peringatan kematian Qu Yuan (340-278 SM), seorang menteri dan penyair setia dari Negara Chu.
    • Tradisi melempar bakcang dan balap perahu bermula dari upaya penyelamatan jenazah Qu Yuan.
  2. Makna Kosmologis
    • Tanggal 5/5 dianggap sebagai hari dengan energi yang terkuat sekaligus paling berbahaya.
    • Berbagai ritual tolak bala dilakukan untuk menangkal pengaruh negatif.

 

  1. Makna Spiritual (Konghucu)
    • Menekankan nilai zhong (忠, loyalitas) dan ai min (爱民, cinta rakyat) seperti yang dicontohkan Qu Yuan.
    • Sebagai wujud Li (礼, ritual) untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam.

Ritual-Ritual Utama dan Maknanya

  1. Balap Perahu Naga (赛龙舟)
  • Tata Cara:
    • Perahu dihiasi kepala naga dan ekor phoenix.
    • Dilakukan sembari memukul genderang dengan irama khusus.
  • Makna:
    • Simbol perjuangan melawan ketidakadilan (inspirasi dari pencarian jenazah Qu Yuan).
    • Dalam filosofi Konghucu, mencerminkan semangat gotong royong (he, 和).
  1. Pembuatan dan Penyajian Bakcang (粽子)
  • Proses Ritual:
    • Dibungkus daun bambu berbentuk piramida (simbol gunung suci).
    • Diikat dengan benang lima warna (lambang lima elemen).
  • Makna Filosofis:
    • Bentuk segitiga melambangkan hubungan Tian-Di-Manusia.
    • Beras sebagai simbol kesuburan dan persatuan.


(sumber:perahu naga)

Festival Perahu Naga (Duan Wu Jie) merupakan perwujudan nyata dari kelestarian nilai-nilai Konghucu yang tetap relevan hingga era modern. Melalui berbagai ritualnya, festival ini mengajarkan pelajaran moral yang abadi, ketahanan budaya, dan festival ini mengingatkan kita bahwa tradisi adalah mata rantai yang menghubungkan generasi lalu, kini, dan mendatang melalui nilai-nilai universal yang tak lekang akan waktu.

 

WEI DE DONG TIAN

 

Referensi: 

Ayu Cipta. (2024). Menonton Lomba Perahu Naga Festival Peh Cun di Cisadane. https://www.tempo.co/hiburan/menonton-lomba-perahu-naga-festival-peh-cun-di-cisadane-48781

Jasper. (2024). Merayakan Festival Perahu Naga: Sebuah Wawasan tentang Warisan Budaya Tiongkok. Made-in-China.com. https://insights.made-in-china.com/id/Celebrating-the-Dragon-Boat-Festival-An-Insight-into-China-s-Cultural-Heritage_vAfabejuHxIB.html 

Tannoto Winarta Candra