Tata Cara Berdoa dalam Agama Khonghucu

Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fjejakberita.co%2Fcara-berdoa-konghucu-40025543&psig=AOvVaw3-b3mtulqtqg9kOVvVClJq&ust=1683986041422000&source=images&cd=vfe&ved=0CBEQjRxqFwoTCNjhuIH37_4CFQAAAAAdAAAAABAo

Setiap agama memiliki praktek, tata cara, peralatan serta perlengkapan yang berbeda dalam menjalankan ibadah mereka masing-masing. Begitu pula Agama Khonghucu yang tidak hanya mengajarkan kepada penganutnya bagaimana seseorang berbakti  kepada orang tua, tapi juga mengajarkan tata cara, peralatan serta perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan ibadah kepada Tian, Nabi, leluhur dan lain-lain. Berikut tata cara berdoa dalam Agama Khonghucu:

  • Lilin 

Lilin adalah salah satu alat yang digunakan ibadah umat Khonghucu. Lilin mengartikan penerangan yang berdiri tegak sesuai dengan posisinya ketika di tancapkan. Asap yang berasal dari lilin tersebut nantinya akan menandakan doa dari umat Khonghucu yang sedang naik mendekati Tian (Tuhan) agar doa mereka didengar dan dikabulkan.

  • Hio atau Dupa

Hio atau dupa merupakan sebuah batang kurus berbahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang harum. Hio atau dupa memiliki arti jalan suci berasal dari kesatuan umat Khonghucu. Harum hio membawa simbol hati umat Khonghucu. Selain itu, hio juga berfungsi sebagai pengusir malapetaka dan media meningkatkan konsentrasi dalam berdoa.

  • Youlu

Youlu merupakan tempat untuk meletakkan hio atau dupa setelah dibakar. Alat ini terbuat dari besi kuningan berbentuk menyerupai hati.

  • Patung Dewa Dewi

Patung Dewa Dewi Khonghucu dipercaya memiliki “Shen”, sehingga diharapkan ketika umat Khonghucu berdoa, patung Dewa Dewi dapat menjadi perantara yang akan menyampaikan doa umat Konghucu ke Dewa atau Dewi yang dimaksud.

Tata Cara Berdoa Umat Khonghucu

  • Menyalakan Lilin

Tahap pertama berdoa dalam umat Khonghucu harus menyalakan lilin yang telah disiapkan, lalu ditempatkan didepan altar.

  • Membakar Hio atau Dupa

Tahap kedua yaitu membakar hio atau dupa. Jumlah hio atau dupa yang dibakar biasanya berjumlah 3 atau 9 batang. Jumlah tersebut melambangkan Tian, manusia beserta bumi. Kemudian dupa tersebut dinaikkan sampai dahi sebanyak tiga kali dengan mengatakan :

  1. Angkatan pertama mengatakan, “Kehadiran Tuhan yang maha esa ditempat yang maha tinggi, dimuliakanlah”.
  2. Angkatan kedua mengatakan, “Ke hadapan nabi KongZi, pembimbing, dan penyadar hidup kami, dimuliakanlah’.
  3. Angkatan ketiga mengatakan, “Ke hadapan para suci dan leluhur yang kami hormati, dimuliakanlah’.
  • Peletakkan Hio atau Dupa

Tahap ketiga letakkan hio pada Youlu. Peletakan hio pertama dimulai dari tengah Youlu, kemudian hio yang kedua diletakkan disebelah kanan, dan hio terakhir diletakkan dibagian kiri.

  • Berdoa dengan Sikap Pat Tik

Dilanjutkan dengan berdoa dalam sikap Pat Tik. Sikap Pat Tik merupakan sikap dalam ibadah umat Konghucu dimana diantara telapak tangan kanan dan kiri dalam posisi terbuka, kemudian bagian tangan kiri meraup punggung tangan kanan dan ibu jari tangan keduanya bertemu membentuk huruf Jien atau Ren, kemudian didekatkan ke dada.

Bacaan yang di panjatkan yaitu :

Kehadirat Tian yang maha besar, ditempat yang maha tinggi, dengan bimbingan Nabi KongZi, dipermuliakanlah.

Diperkenan kiranya kami melakukan sujud, sebagai pernyataan bakti kepada leluhur kami, kami berdoa semoga Tuhan berkenan, bagi para arwah beliau itu selalu didalam cahaya kemuliaan kebajikan Tian, sehingga damai dan tenteram yang abadi boleh selalu padanya.

  • Diakhiri dengan Sikap Ting Lee

Terakhir siap pada posisi Ting Lee, sikap ini untuk menyampaikan hormat. Caranya, posisi tangan dirangkapkan di ulu hati, lalu diturunkan ke bawah pusar, langsung dinaikkan sampai atas dahi.

 

Referensi:

Tandian, D. (n.d.). Tata Cara Peribadatan Agama Khonghucu. I LOVE CONFUCIUS. http://www.iloveconfucius.com/2012/04/tata-cara-peribadatan-agama-khonghucu.html

Tim HaloEdukasi.com. (n.d.). Tata Cara Berdoa Agama Konghucu – Persiapan dan Waktu Pelaksanaan. Haloedukasi. https://haloedukasi.com/tata-cara-berdoa-agama-konghucu

Vincent Layrendo