Ming De 28 Mei 2021
Pada tanggal 28 Mei 2021, Keluarga Besar Mahasiswa Khonghucu (KBMK) mengadakan kegiatan Ming De yang dilaksanakan secara online melalui Microsoft Teams. Tema Ming De kali ini adalah “Etika Dalam Agama Khonghucu”, kami juga kedatangan pembicara untuk acara Ming De kali ini yaitu Koko Rio Dwi Aryanto, yang dimana Ia merupakan alumni dari KBMK dan merupakan seorang Binusian 2013.
Pada Ming De kali ini kami mempelajari serta mendengarkan berbagai penjelasan tentang etika konfusianisme. Dimana etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Etos’ yang memiliki arti (kebiasaan), dan karakter. Etika berkaitan dengan moral, di dalam Khonghucu etika yang ditambah moral akan menjadi kemanusiaan. Etika diketahui berdasarkan pada suatu kelompok besar, sedangkan moral berdasarkan pada pribadi masing-masing. Di dalam Khonghucu, kemanusiaan merupakan cara kita memprilakukan manusia lain secara kemanusiaan.
Seorang Kuncu, kemanusiaan mengatur manusia, dan berhenti ketika telah meluruskan kesalahan. Kita tidak bisa menilai etika hanya dilihat dari permukaannya saja, kita juga harus melihat sampai kedalamnya dan memahaminya. Dasar Iman dan prilaku dalam Khonghucu yaitu didasarkan pada Zhong artinya suatu prilaku yang tengah tapat dan berlandaskan suara hati nurani dengan mewujdukan dalam segala tindakan dengan demikan dapat dikatakan Satya kepada Firman Nya dan Shu artinya perbuatan yang disesuaikan dengan suara hati nurani atau lebih luas lagi karena hati nurani manusia itu sama, maka binalah peri kehidupan manusiawi berazas kesamaan tersebut, dengan demikan dikatakan Tepaselira pada sesama.
Beriman kepada Tuhan dengan mengembangkan Xing dan De didalam diri kita untuk menunjukkan etika kepada Tuhan. Mengamalkan Xing dan De kepada sesama manusia dalam diri kita untuk menunjukkan etika kepada manusia. Xing yang artinya hati nurani (hati yang penuh cinta kasih dan kebenaran) dan perasaan. Hati nurani dan perasaan harus bisa kita harmoniskan agar tidak berlebihan. De yang artinya kebajikan. Etika konfusianisme harus menekankan pada diri sendiri sebagai pusat dari segala hubungan, tidak menekankan kepada hak pribadi individu, melainkan pada tanggung jawab individu dalam masyarakat. Konfusianisme dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi persatuan dan keharmonisan dunia, sehingga kehidupan di dunia dapat harmonis, damai, dan tidak ada perselisihan.
Ming De kali ini ditutup dengan pesan yang disampaikan oleh Ko Rio Dwi Aryanto yaitu kita harus bisa berpikir kritis dalam menanggapi dan memahami segala hal yang ada di sekitar kita. Apapun yang keluar dari diri kita harus sesuai dengan apa yang masuk ke dalam diri kita. Agar kita bisa beretika dengan baik, maka kita harus memiliki banyak pengetahuan yang luas.