Pemimpin Ideal menurut khonghucu

Bagaimana cara menjadi pemimpin?

Apakah ada syarat yang diperlukan untuk menjadi pemimpin?

Siapakah pemimpin yang ideal?

 

Menurut konghucu, ada beberapa kriteria yang dapat dilihat untuk menilai menilai apakah seseorang merupakan pemimpin yang ideal, yaitu:

  • Berasal dari kalangan akar rumput, bukan dari golongan elite

Dalam kitab Shang Shu, pemimpin yang terlebih dahulu digembleng oleh asam garam kehidupan rakyat jelata, “akan mau berempati terhadap kesusahan orang kecil” (zhi xiao ren zhi yi). Karenanya, ia akan sebisa mungkin membuat kebijakan populis yang pro wong cilik sebab dirinya pernah dan turut merasakan kemelaratan yang sama.

  • Memerintah dengan kebajikan, bukan dengan kekejaman

Konghucu dalam kitab Lun Yu memberikan petunjuk begini: “Amatilah kesalahan macam apa yang pernah diperbuatnya di masa lalu, niscaya kau akan tahu orang macam apa dia itu” (guan guo, si zhi ren yi).

  • Tidak omong besar, pelan kala berbicara, tapi tangkas saat bekerja

Alasan Konghucu sederhana: “Sulit sekali untuk merealisasikan apa yang sudah diomongkan” (wei zhi nan). Konghucu dalam kitab Lun Yu berkata begitu.

Berangkat dari premis demikian, Konghucu menegaskan, “Barang siapa yang tidak malu mengomong besar, akan kesulitan merealisasikan omongannya” (qi yan zhi bu zuo, ze wei zhi ye nan). Padahal, tutur Konghucu lagi, sebagai pemimpin, mestinya “malu kalau perkataannya melampaui perbuatannya” (chi qi yan er guo qi xing).

  • Tidak mudah percaya

Konghucu berkeyakinan, “Orang yang bermoral, tidak akan mudah percaya dan menyebarkan hoaks” (dao ting er tu shuo, de zhi qi ye). Makanya, tetap dalam kitab Lun Yu, Konghucu menyeru agar hoaks atau “pemelintiran-pemelintiran harus dilawan untuk menghentikan mara bahayanya” (gong hu yi duan si hai ye yi).

  • Tidak mudah emosi

kitab Zhong Yong bilang, “Pemimpin budiman itu, tanpa memberi hadiah sekalipun, rakyat akan tetap saling menyemangati; tanpa marah-marah sekalipun, akan tetap disegani bahkan ditakuti rakyatnya seperti takutnya mereka pada senjata mematikan” (junzi bu shang er min quan; bu nu er min wei yu yue).

  • Memperjuangkan pemerataan ekonomi

Konghucu beranggapan bahwa kesenjangan ekonomi akan menjadi penyulut konflik sosial yang berakibat fatal pada stabilitas nasional dan persatuan bangsa. Karenanya, Konghucu sangat tidak berkenan kekayaan cuma menumpuk pada segelintir orang belaka. Konghucu yang hidup pada masa ketika Tiongkok masih merupakan negara agraris yang pendapatan rakyatnya bersandar sepenuhnya pada hasil bercocok tanam, sampai-sampai mengecap orang yang “mempunyai banyak kepemilikan tanah” (huai tu) sebagai “orang yang tidak berperikemanusiaan” (xiao ren).

Oleh sebab itu, Konghucu dalam kitab Lun Yu menyarankan agar seorang pemimpin “tidak perlu takut negaranya miskin, tapi takutlah kalau distribusi ekonomi negaranya tidak merata” (bu huan gua er huan bu jun). Makanya, pemerataan ekonomi haruslah dilakukan. “Kalau distribusi ekonomi sudah merata, maka tidak akan ada yang merasa miskin. Dengan begitu, kehidupan rakyat akan makmur sentosa. Negara pun akan damai dan tidak akan bubar” (gai jun wu pin, he wu gua, an wu qing).

 

 

Sumber:

https://www.forbes.com/2009/05/21/confucius-tips-wisdom-leadership-managing-philosophy.html#36a6499c7cba

https://historia.id/agama/articles/kriteria-pemimpin-ideal-menurut-konghucu-PM1m3