Makna Sembahyang Arwah Umum Atau Sembahyang Rebutan

Dinamai sembahyang rebutan, berawal dari kenyataan bahwa di kelenteng setelah rokhaniwan Khonghucu selesai sembahyang dan memanjatkan doa, sajian-sajian yang ada kemudian menjadi bahan rebutan orang-orang yang datang.

Sembahyang sembahyang bagi arwah umum ini merupakan bentuk kepedulian umat Khonghucu kepada arwah-arwah umum yang terlantar dan menderita. Hal ini dapat menjadi momentum yang baik untuk peduli juga sebagai sesama mahluk ciptaan Tian yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.

Ajaran agama Khonghucu menekankan pada sisi kemanusiaan sebagai kewajiban hidup.Hal ini merupakan bentuk mengamalkan Kebajikan sekaligus melaksanakan Firman atau melaksanakan kehendak Tian. Jadi, ketika sisi kemanusiaan yang mendapat penekanan dalam ajaran agama Khonghucu, bukan berarti agama Khonghucu hanya merupakan ajaran moral saja. Lebih dari itu, sisi kemanusiaan yang dijalankan oleh umat Khonghucu di dasari dan disemangati oleh iman kepada Tian dan berusaha melaksanakan Firman-Nya. Maka, bila arwah yang non fisik saja mendapat perhatian dan menjadi kepedulian umat Khonghucu, apalagi terhadap sesama manusia. Jadi, biasanya pada bulan 7 Kongzi li ini umat Khonghucu juga melaksanakan kegiatan sosial dengan membagikan bahan pangan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan sebagai rasa kesetiakawanan sosial.

Inilah bentuk persaudaraan diantara sesama manusia, yang bisa jadi merupakan implementasi dari penghayatan terhadap ajaran yang tertulis dalam kitab suci agama Khonghucu,”Bahwa di empat penjuru lautan, kita semua bersaudara”. Shanzai.

Sumber: http://confucius-follower.blogspot.co.id/2015/05/makna-sembahyang-jing-he-ping-jing-hao.html

Clarissa Pramesti