Apa itu Input Control?
Input control adalah sistem pengendalian yang didesain oleh suatu perusahaan untuk memastikan bahwa informasi yang akan diproses telah diotorisasi, akurat, dan lengkap. Input control ini digunakan untuk mencagah adanya data yang tidak valid atau salah masuk ke sistem. Input control dapat diimplementasikan dalam program aplikasi, skema database, atau keduanya.
Jenis dari input control ini adalah:
- Value Limit Controls adalah memeriksa input data numerik guna memastikan bahwa jumlah yang dimasukkan masuk akal. Seperti, jumlah penjualan atau jumlah komisi biasanya berada dalam kisaran nilai tertentu. Input kontrol menolak adanya nilai negatif atau melebihi batas yang ditentukan.
- Completeness Controls adalah memastikan semua nilai data yang diperlukan menggambarkan objek atau transaksi yang ada. Contohnya, ketika alamat pengiriman dimasukkan ke sistem, lalu sistem mungkin memeriksa apakah informasi telah cukup diberikan agar pengiriman berhasil.
- Data Validation Controls adalah memastikan bidang angka yang berisi kode atau pengidentifikasi sudah benar. Misalnya, program untuk memasukkan nilai huruf untuk suatu kursus mungkin memeriksa bahwa nilai yang dimasukkan cocok dengan serangkaian nilai yang telah ditentukan sebelumnya.
- Field Combination Contorls adalah meninjau berbagai kombinasi data yang diinput guna memastikan bahwa data yang dimasukkan telah benar.
Pembahasan mengenai input control antara lain,:
– Data Input Method
Data wacana suatu keadaan atau peristiwa akan dimasukkan secara eksklusif ke dalam sistem dengan memakai input unit. Input unit tersebut dipergunakan untuk mendapatkan input-an baik berupa acara maupun data (Winarno, 1994, Lindrawati, 2001). Model: keyboard, mouse, joystick, scanner, barcode reader, voice recognition, trackball atau digitizer. Tujuan dari pengendalian input method adalah untuk memastikan penggunaan alat untuk memasukkan data telah tepat dan meminimalisasi kesalahan dalam memasukkan data oleh manusia.
Terdapat 3 aspek dari input method yang mempengaruhi penilaian auditor atas kekuatan dan kelemahan pengendalian:
- Errors atau irregularities meningkat dengan adanya campur tangan manusia
dalam melakukan pemasukkan data. - Errors atau irregularities meningkat dengan adanya jangka waktu antara
mendeteksi keberadaan dari suatu kejadian dan pemasukkan kejadian tersebut
ke dalam application system semakin lama. - Pengedalian terhadap media pemasukkan ke dalam system dapat mengurangi
adanya errors atau irregularities.
– Source Document Control
Source document control adalah suatu dokumen sumber yang pertama kali digunakan untuk mencatat transaksi yang telah terjadi. Contoh dari dokumen sumber yang perlu dikendalikan dalam sistem penjualan adalah Surat Pesanan dan Faktur Penjualan.
Tujuan dari pengendalian tersebut adalah:
- Membatasi akses atas source document.
- Mengurangi kecenderungan kesalahan pencatatan data.
- Memudahkan pencatatan data pada source document.
- Memperoleh keefektifan dan keefisienan dalam input subsystem.
– Data Coding Control
Data coding controls bertujuan untuk mengecek integritas dari kode yang digunakan dalam pemrosesan data.
Ada 5 (lima) tipe dari data coding controls yang menyebabkan processing errors yaitu:
- Transcription errors, yaitu karakter yang salah dibuat.
- Single transposition errors, yaitu karakter yang berdekatan dari kode ditukar.
- Multiple (double) transpositions errors, yaitu karakter-karakter yang dipisahkan
oleh 1 (satu) atau lebih karakter - Addition, yaitu karakter ekstra ditambah ke dalam kode.
- Truncation errors, yaitu suatu karakter dihilangkan dari kode.
– Validation Control
Validation control berfungsi untuk memastikan data yang dimasukkan telah valid (teruji). Yang dilakukan secara garis besar adalah menanyakan semua dokumen baik yang di kertas maupun yang di komputer. Kemudian harus dilakukan uji coba terhadap semua data tersebut, yaitu dengan menentukan resiko-resiko apa yang mungkin terjadi.
– Input Error Correction
Hal yang perlu diuji adalah jika terdapat kesalahan dalam memasukkan data, apakah data tersebut dapat dikoreksi atau tidak. Dan jika seandainya data tersebut dapat dikoreksi, apakah dilakukannya koreksi tersebut diperbolehkan dalam akuntansi atau tidak, karena pada transaksi tertentu seharusnya data tidak boleh dikoreksi. Tujuan dari pengendalian input error correction adalah untuk mendeteksi terjadinya error atau kesalahan sehingga dapat dilakukan perubahan dengan segera , dan mengetahui entitas yang melakukan kesalahan.
Resiko yang dihadapi adalah:
- Pelaku transaksi menulis data transaksi yang salah.
- Pengisian data disengaja ditulis salah.
- Penulisan yang tidak jelas mengakibatkan orang lain salah membaca, khususnya
apabila yang diolah bukan merupakan dokumen yang asli melainkan tembusan.
Referensi :
- https://www.ibm.com/docs/en/ecm/10.1.0?topic=designs-input-controls
- https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/eakt/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-
32404126-7732-mitra_farma-chapter2.pdf - https://accounting.binus.ac.id/2019/07/01/memahami-pengendalian-aplikasi-dalampemeriksaan-akuntansi-berbasis-teknologi-informasi/
- https://sis.binus.ac.id/2020/04/17/system-control-and-security-designing-integrity-controlsinput-controls