Mewujudkan Industri Manufaktur Ramah Lingkungan melalui Pendekatan Design for Environment (DfE)
(Sumber: https://images.app.goo.gl/Dgmm21oESEscBnTN6)
Industri manufaktur menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan berperan penting dalam pemerataan pembangunan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, di balik perannya, sektor ini juga menghadapi tantangan besar terkait dampak lingkungan, seperti limbah, polusi, dan konsumsi energi yang tinggi. Kesadaran yang semakin meningkat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan mendorong lahirnya konsep green manufacturing sebagai inovasi untuk menciptakan proses produksi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu strateri dalam green manufacturing adalah Design for Environment (DfE), yaitu pendekatan desain yang mempertimbangkan dampak lingkungan sejak awal pengembangan produk. Selanjutnya, kita akan mengulas lebih dalam mengenai implementasi Design for Environment (DfE) dalam green manufacturing, serta manfaat yang dapat diperoleh.
Design for Environment (DfE) merupakan metode yang menekankan pentingnya mempertimbangkan lingkungan sejak tahap awal desain produk dan proses manufaktur dengan memilih bahan baku ramah lingkungan, mengoptimalkan efisiensi energi, serta meminimalisir limbah dan emisi sepanjang siklus hidup produk, mulai dari produksi hingga daur ulang atau pembuangan akhir. Pendekatan ini menggunakan alat seperti Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengidentifikasi dan mengurangi dampak lingkungan di setiap tahap produksi dengan strategi seperti pemilihan bahan non toxic, desain yang memudahkan daur ulang, pengurangan konsumsi energi, dan pengembangan proses proses produksi bersih. Penerapan Design for Environment (DfE) dalam green manufacturing tidak hanya menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing perusahaan melalui pengurangan jenis dan jumlah material, kemudahan daur ulang, serta penurunan emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber daya fosil dengan memanfaatkan energi terbarukan. Namun, penerapan Design for Environment (DfE) menghadapi tantangan seperti investasi awal yang tinggi, keterbatasan teknologi, dan perlunya kolaborasi lintas fungsi dalam perusahaan untuk keberhasilan strategi ini.
Pendekatan Design for Environment (DfE) dalam green manufacturing merupakan langkah strategis untuk menciptakan sistem produksi yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan ramah lingkungan. Implementasi Design for Environment (DfE) secara konsisten mampu memberikan manfaat ganda, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Oleh karena itu, pelaku industri disarankan mulai mengadopsi prinsip -prinsip DfE, mulai dari proses desain hingga produksi, serta melibatkan seluruh rantai pasok dalam upaya menciptakan proses produksi yang lebih hijau dan berkelanjutan terhadap lingkungan, dengan cara ini industri manufaktur dapat terus berkembang tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Sumber :
Kishawy, H. A., Hegab, H., & Saad, E. (2018, October 10). Design for sustainable manufacturing: Approach, implementation, and assessment. MDPI. https://www.mdpi.com/2071-1050/10/10/3604
Redi, P. (2021, February 3). Apa Itu green supply chain?. Master of Industrial Enginering. https://mie.binus.ac.id/2021/02/03/apa-itu-green-supply-chain/
Aviasti, A., Rukmana, A. N., Supena, A. N., & Amaranti, R. (2022, June 2). Analisis Keterkaitan Antara green design, green process, Green Dynamic Capabilities, Dan Absorptive Capacity Pada perusahaan manufaktur. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/42673