Implementasi Line Balancing dalam Industri Makanan: Studi Kasus Produksi Chitato

(Sumber: Kledo Blog – Line Balancing: Pengertian & Penerapannya)

Dunia industri makanan ringan sudah semakin kompetitif, seperti produksi Chitato, efisiensi dan kelancaran proses produksi menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah ketidakseimbangan beban kerja pada setiap stasiun produksi, yang dapat menyebabkan penumpukan pekerjaan di beberapa titik dan waktu menganggur di titik lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, implementasi line balancing menjadi solusi strategis yang mampu meningkatkan produktivitas, mengurangi pemborosan waktu, serta memastikan aliran produksi yang lebih efisien dan terorganisir.

Dalam industri makanan ringan, seperti produksi Chitato, efisiensi proses produksi menjadi faktor krusial untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang pesat. Salah satu tantangan utama adalah memastikan setiap tahapan produksi berjalan selaras tanpa terjadi penumpukan pekerjaan atau waktu menganggur yang berlebihan. Untuk mengatasi hal ini, metode line balancing diterapkan guna menyeimbangkan beban kerja di setiap stasiun produksi sehingga proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien.

Implementasi line balancing pada produksi Chitato dimulai dengan pengumpulan data waktu siklus kerja pada setiap stasiun, mulai dari tahap penggorengan kentang, penambahan bumbu, pendinginan, hingga pengemasan akhir. Data tersebut dianalisis menggunakan diagram urutan proses (precedence diagram) untuk memahami hubungan dan ketergantungan antar elemen kerja. Dengan metode Ranked Positional Weight (RPW), beban kerja didistribusikan secara optimal ke setiap stasiun agar tidak ada stasiun yang menjadi bottleneck atau mengalami idle time berlebihan. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi dan menghilangkan ketidakseimbangan yang selama ini menghambat kelancaran produksi.

Setelah pembagian tugas yang optimal ditentukan, langkah berikutnya adalah melakukan simulasi dan penyesuaian jumlah stasiun kerja menggunakan perangkat lunak khusus seperti WinQSB. Simulasi ini bertujuan untuk memastikan konfigurasi lini produksi yang paling efisien, dengan meminimalkan balance delay (waktu menganggur) dan memaksimalkan line efficiency (efisiensi lini). Evaluasi dilakukan secara berkala dengan mengukur indikator-indikator tersebut untuk memastikan bahwa implementasi line balancing memberikan hasil yang signifikan, seperti peningkatan output produksi, pengurangan waktu tunggu, dan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih maksimal.

Dengan penerapan line balancing yang tepat, produksi Chitato mampu berjalan lebih lancar dan efisien. Beban kerja yang merata pada setiap stasiun kerja mengurangi risiko terjadinya bottleneck dan idle time yang selama ini menjadi kendala utama. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi, tetapi juga menjaga konsistensi kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, line balancing merupakan strategi penting dan efektif yang harus diterapkan dalam industri makanan ringan untuk meningkatkan daya saing dan memenuhi permintaan pasar secara optimal.

Sumber:

Anggi. (2021, 05 19). “Line balancing, Proses Penting dalam Kegiatan Produksi”. Retrieved April 30, 2025, from accurate: https://accurate.id/marketing-manajemen/line-balancing/

Fitri, Meldia. (2022, 06 05) “Analisis Line Balancing untuk Meningkatkan Efisiensi Lintasan Produksi Perakitan. Retrieved April 30, 2025, from neliti.com: https://www.neliti.com/id/publications/526366/analisis-line-balancing-untuk-meningkatkan-efisiensi-lintasan-produksi-perakitan#cite

Muhammad Fakhri Rizky Sasongko