Prinsip-prinsip Warehousing

Ahmad Syauqie

210168404

Sumber Gambar : https://interlakemecalux.cdnwm.com/case-studies/decathlon-warehouse-poland-pallet-picking-racks.1.6.jpg

Gudang/Warehouse adalah sebuah bagian vital pada sebuah perusahaan tanpa adanya warehouse perusahaan tidak dapat beroperasi, warehouse berfungsi untuk menyimpan produk dan menyediakan informasi mengenai status serta kondisi material/persediaan yang disimpan di gudang, sehingga informasi tersebut selalu up-to-date dan mudah diakses oleh siapa pun yang berkepentingan.

Jenis warehouse dalam supply chain sangat bervariasi, tergantung dari perannya dalam supply chain (Rushton, 2010):

  • berdasarkan tahap dalam supply chain, dikenal warehouse untuk penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
  • berdasarkan wilayah geografis: misalnya, regional warehouseuntuk melayani seluruh dunia atau beberapa negara, warehouse nasional untuk melayani daerah-daerah di seluruh wilayah satu negara, atau warehouse lokal untuk melayani wilayah tertentu
  • berdasarkan jenis produk: misalnya, warehouseuntuk penyimpanan suku cadang, gudang perakitan (misalnya untuk perakitan mobil), makanan beku, makanan yang mudak rusah (perishable), dan barang berbahaya;
  • berdasarkan kepemilikan: warehouseyang dikelola sendiri milik pengguna (misalnya produsen atau pengecer) atau warehouse yang dikelola perusahaan penyedia jasa logistik (third-party logistics)
  • berdasarkan penggunaan perusahaan: misalnya, warehousekhusus untuk satu perusahaan (dedicated warehouse), atau warehouse yang digunakan bersama (sharewarehouse)
  • berdasarkan luas: warehousedengan luas mulai dari 100 meter persegi atau kurang dan warehouse dengan luas lebih dari 100.000 meter persegi;
  • berdasarkan tinggi mulai dari warehousesekitar 3 meter hingga warehouse “high-bay” dengan tinggi lebih dari 45 meter
  • berdasarkan alat yang digunakan: dari warehouseyang mengoperasikan secara manual atau warehouse dengan operasi otomatis.

 

Setiap warehouse harus memenuhi kebutuhan yang spesifik dari business plan dan supply chain strategy perusahaan tersebut tetapi terdapat terdapat operasi umum daripada setiap warehouse antara lain (Rushton, 2010):

  • Penerimaan(receiving)

Aktivitas ini biasanya melibatkan pembongkaran barang dari kendaraan transportasi yang masuk, pemeriksaan terhadap pesanan pembelian, dan mencatat barang yang masuk ke dalam sistem komputer.

  • Penyimpanan cadangan(reservestorage)

Barang biasanya dibawa ke area penyimpanan cadangan, yang merupakan pengguna ruang terbesar di gudang. Area ini memiliki sebagian besar persediaan di lokasi gudang yang dapat diidentifikasi.

  • Perintah pengambilan barang(order picking)

Ketika order diterima dari pelanggan, barang harus diambil dari gudang dalam jumlah dan waktu yang tepat untuk memenuhi tingkat layanan yang dibutuhkan. Order picking dapat berisi sejumlah lini order, setiap lini order memerlukan sejumlah spesifik lini produk individu. Jika lini order untuk unit beban penuh (full unit load),

  • Sortasi(sortation)

Untuk ukuran kecil, kadang-kadang lebih tepat pesanan bersama-sama dalam satu jumlah (batch) dan memperlakukan mereka sebagai satu perintah untuk tujuan pengambilan.

  • Penyusunan dan layanan nilai tambah(collation& value-added)

Barang harus disusun menjadi pesanan pelanggan lengkap yang siap untuk pengiriman. Kecuali barang diambil langsung ke pengiriman kontainer, mereka akan dirakit atau dikemas bersama.

  • Menyusun dan pengiriman (marshalling& dispatch)

Barang yang disusun bersama untuk dimuat ke kendaraan dan selanjutnya mengirimkan ke ‘simpul’ berikutnya dalam rantai pasokan.

Hal-hal tersebut merupakan beberapa prinsip-prinsip penting dalam mengelola sebuah gudang/warehouse dengan baik dan meminimalisir error dalam warehousing.

 

Sumber:

Rushton(2010)

http://supplychainindonesia.com/new/prinsip-prinsip-warehousing/

Ahmad Syauqie