Optimalisasi Last-Mile Delivery Ramah Lingkungan

(Sumber: CNBC Indonesia)

Layanan food delivery telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat urban, khususnya sejak pandemi COVID-19. Namun, meningkatnya volume pengantaran makanan juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan, terutama dari sisi emisi kendaraan dan penggunaan kemasan sekali pakai. Tahap akhir pengiriman atau last-mile delivery sering kali menjadi bagian yang paling tidak efisien, namun paling berpengaruh terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, strategi berkelanjutan dibutuhkan agar sektor ini bisa tetap tumbuh tanpa mengorbankan keberlangsungan ekosistem.

Beberapa perusahaan layanan antar makanan di Indonesia mulai menerapkan inovasi dalam strategi pengiriman mereka. Armada pengantar berbasis kendaraan listrik dan sepeda mulai dioperasikan di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, sistem pengelompokan pengantaran berdasarkan wilayah (zoning) mulai diuji coba untuk meminimalkan jarak tempuh dan meningkatkan efisiensi waktu. Menurut laporan dari (Deloitte, 2023), pendekatan ini dapat mengurangi waktu pengiriman hingga 30% dan konsumsi bahan bakar hingga 25%.

Tantangan keberlanjutan dalam layanan food delivery tak hanya datang dari transportasi, tetapi juga dari aspek kemasan. Penggunaan plastik sekali pakai menjadi isu utama, sehingga beberapa platform seperti GrabFood dan ShopeeFood mulai mendorong restoran mitra menggunakan kemasan daur ulang atau ramah lingkungan. Namun, konsumen juga diberi pilihan untuk tidak menyertakan alat makan plastik dalam pesanan mereka. Edukasi terhadap pelanggan menjadi bagian penting dari strategi ini, karena keberhasilan implementasi sangat bergantung pada partisipasi semua pihak.

Strategi last-mile delivery berkelanjutan dalam layanan food delivery tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Perusahaan, restoran mitra, dan konsumen perlu berkolaborasi dalam mengadopsi kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan. Tindakan dalam pemanfaatan teknologi, perencanaan logistik yang efisien, serta pengurangan penggunaan bahan tidak ramah lingkungan, sektor ini bisa menjadi pionir dalam transformasi logistik yang hijau dan bertanggung jawab.

Sumber:

Company, M. &. (2022). The Future of the Last-Mile Ecosystem. New York: McKinsey & Company.

Deloitte. (2023). Sustainable Urban Logistics: The Future of Last-Mile Delivery. Deloitte.

Langen Niti Lalita