Penerapan Line Balancing pada Industri Otomotif
Line balancing adalah kunci untuk menciptakan lini produksi yang efisien dan hemat biaya. Penyeimbangan beban kerja membuat perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi pemborosan, dan memenuhi permintaan pasar secara optimal. Implementasi line balancing pada industri otomotif bertujuan mengoptimalkan efisiensi lini produksi dengan mendistribusikan beban kerja secara merata. Line balancing juga merupakan strategi kritis untuk mempertahankan daya saing suatu perusahaan.
Line balancing pada industri otomotif sudah diterapkan oleh beberapa Perusahaan ternama, dengan beberapa metodologi yang digunakan. Metodologi yang pertama adalah Ranked Positional Weight (RPW), metode ini optimal untuk produksi komponen kompleks seperti frame motor KLX. Pada PT KMI, RPW berhasil meningkatkan efisiensi lini dari 93,86% menjadi 97,83%. Mengurangi balance delay dari 6,14% menjadi 2,17%. Menaikkan kapasitas produksi dari 55 menjadi 58 unit/hari. Keunggulan metodologi ini terletak pada prioritas elemen kerja berdasarkan bobot waktu dan posisi dalam diagram alir.
Metodologi yang kedua adalah Largest Candidate Rule (LCR) Digunakan untuk produksi komponen seperti paddock motor. Metode ini menunjukkan efisiensi lini 85,04% dengan smoothness index 1,8239 (indikator kelancaran terbaik). Mengurangi idle time melalui pengelompokan elemen kerja berdurasi panjang. Studi di pabrik baterai mobil membuktikan LCR meningkatkan kapasitas produksi dengan redistribusi tugas.
Dibalik metodologi yang digunakan, ada faktor yang mempengaruhi keberhasilan metodologi. Beberapa faktor penentu keberhasilan tersebut, diantaranya analisis bottleneck yang mengidentifikasi stasiun kerja dengan cycle time terlama menggunakan time study. Redistribusi tugas non-value added, yaitu alokasi ulang aktivitas seperti inspeksi ke stasiun kurang padat. Penyesuaian takt time, yaitu penyamaan ritme produksi dengan permintaan pasar. Studi menunjukkan RPW dan LCR paling konsisten meningkatkan produktivitas di lini produksi otomotif, sementara Region Approach efektif untuk produk dengan alur kerja terfragmentasi.
Line balancing adalah strategi kritis dalam industri otomotif untuk menciptakan lini produksi yang efisien, hemat biaya, dan berkelanjutan. Menyeimbangkan beban kerja di setiap stasiun, perusahaan dapat mencegah bottleneck dan memaksimalkan output produksi. Mengurangi biaya operasional melalui minimalisasi waktu menganggur dan pemborosan sumber daya. Menjaga kualitas produk konsisten dengan alur kerja terukur dan beban kerja merata. Meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan permintaan atau model produk baru. Memperkuat daya saing melalui integrasi teknologi serta sistem Just-In-Time.
Sumber:
Kurniawan, J. (2025, February 5). 6 Cara Menerapkan Strategi Line Balancing untuk Industri Manufaktur. HashMicro Indonesia. https://www.hashmicro.com/id/blog/6-cara-menerapkan-strategi-line-balancing-untuk-industri-manufaktur/
Azwir, H. H., Aryanto, K. C., & Oemar, H. (2020). Analisis Line Balancing pada Line x cc Machining Department di Perusahaan Otomotif untuk Peningkatan Kapasitas Produksi. Jurnal IPTEK, 24(1), 27–36. https://doi.org/10.31284/j.iptek.2020.v24i1.703
K, S. Z. (2021). Peningkatan Produktivitas dengan Metode Line Balancing pada Line LR Bending di PT Sanoh Indonesia. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/198328
ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN UNTUK MENGURANGI WAKTU MENUNGGU PADA LINTASAN LINE E YHA (Studi Kasus pada PT Metindo Erasakti) – UMB Repository. (n.d.). https://repository.mercubuana.ac.id/53844/