Cara Meningkatkan Keamanan Data di Industri Keuangan

(Sumber:https://www.republika.id/posts/41878/keamanan-data-jadi-tantangan-transaksi-keuangan-digital)

Perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang sangat besar bagi beberapa sektor industri, baik itu dampak positif maupun negatif. Salah satunya dari sektor Industri keuangan. Meningkatnya kegiatan pada perekonomian dan keuangan digital tidak selalu memberikan dampak positif bagi industri ini. Sektor industri keuangan juga memberikan ancaman keamanan yang sangat besar dan berpotensi menyebabkan risiko yang besar. Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara yang dikeluarkan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa serangan siber terbesar terjadi pada sektor keuangan yaitu 23%, disusul oleh industri manufaktur sebesar 17,7%, dan sektor energi sebesar 10,2 %. Data dari Badan Siber dan Sandi Negara itu pun didukung oleh data Kominfo yang menyebutkan bahwa sepanjang 2021 terdata adanya 888.711.736 ancaman siber di Indonesia atau setara dengan 42 ancaman siber per detiknya. Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya keamanan data yang memadai bagi pengguna khususnya di industri keuangan.

Dalam upaya untuk meminimalisir tindakan kebocoran data tersebut, penting sekali kita sebagai pengguna produk keuangan yang bersifat digital untuk melakukan literasi yang baik mengenai apa saja yang bisa kita lakukan. Ada beberapa hal atau tips yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau mengurangi tingkat ancaman keamanan data tersebut, antara lain:

  • Gunakan aplikasi layanan digital keuangan dari sumber resmi

Dengan menggunakan aplikasi layanan keuangan digital yang terdaftar secara resmi atau diawasi oleh otoritas jasa keuangan (OJK), tentunya hak pengguna atas keamanan dan perlindungan data pribadi akan dijamin dan diawasi oleh OJK.

  • Hindari menyebarkan password, PIN atau kode OTP dan mengubah password akun secara berkala

Jangan pernah berikan PIN, kata sandi, dan kode OTP dari akun layanan fintech Anda kepada siapapun, termasuk orang terdekat, apalagi orang asing. Hal ini karena data tersebut bersifat rahasia. Selain itu, disarankan untuk mengganti PIN atau kata sandi akun layanan fintech Anda secara rutin, setidaknya setiap 3 bulan sekali. Hindari menggunakan kombinasi angka yang mudah ditebak, misalnya tanggal lahir.

  • Hindari membuka link dari e-mail, SMS, ataupun WhatsApp

Pengguna sebaiknya mengabaikan e-mail atau pesan singkat dari orang tidak dikenal yang berisi link untuk membuka aplikasi fintech atau hal lainnya. Link tersebut berpotensi berbahaya dan dapat digunakan untuk melakukan penipuan phishing.

Perkembangan pesat teknologi digital telah membawa dampak positif dan negatif bagi industri keuangan. Di satu sisi, digitalisasi keuangan telah memudahkan transaksi dan meningkatkan kemampuan finansial. Di sisi lain, digitalisasi keuangan juga menghadirkan ancaman keamanan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memprioritaskan literasi digital dan menerapkan langkah-langkah proaktif untuk melindungi informasi keuangan mereka. Dengan mematuhi pedoman yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk menggunakan aplikasi keuangan yang sah, menjaga kata sandi yang kuat, dan menghindari membuka tautan yang tidak diminta, individu dapat secara efektif mengurangi risiko yang terkait dengan interaksi keuangan digital.

Sumber:

1. Aziz, F., & Rahardjo, B. R. (2023). Cybercrime dan cybersecurity pada sektor keuangan. Jakarta: Bina Nusantara University Press.

2. Soetedjo Joewono, Y. B. Hariantono, & Rahardjo, B. R. (2022). Tantangan dan mitigasi kejahatan serta peningkatan keamanan siber di industri jasa keuangan.OJK Institute Working Paper, 1-24.

3. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2023).Analisis ancaman siber di Indonesia tahun 2022. Jakarta: Kemenkominfo.

Fitriadi