Dampak Revolusi Industri Terhadap Industri Penerbangan di Indonesia

https://pasardana.id/news/2020/3/30/gara-gara-corona-maskapai-penerbangan-di-indonesia-terancam-bangkrut/(Sumber: https://pasardana.id/news/2020/3/30/gara-gara-corona-maskapai-penerbangan-di-indonesia-terancam-bangkrut/)

Pada era revolusi industri 4.0 ini semua serba digital, termasuk pemesanan tiket pesawat. Penggunaan layanan internet seperti website pemesanan pesawat merupakan salah satu cara yang penting dalam aspek pemasaran. Dengan melakukan pemasaran secara online maka akan dapat mengakibatkan manfaat untuk kemajuan pada bidang bisnis penerbangan  untuk masa depan. Beberapa contoh website penjualan tiket pesawat seperti Traveloka,  Tiket.com,  dan Nusatrip sudah dapat diakses secara online oleh semua pengguna. Dikuasainya  persaingan  usaha  penerbangan  di  Indonesia oleh maskapai-maskapai tertentu membuat perang harga tiket pesawat tidak dapat dihindari. Indonesia  memiliki  kurang  lebih  34  maskapai penerbangan yang tergabung  dalam Perusahaan Penerbangan Nasional   Indonesia (Indonesia National Air Carrier  Association/INACA) termasuk diantaranya  Batik Air, Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air dan Citilink. Pada tahun 2018 Sriwijaya Air bergabung dengan Garuda  Indonesia hingga sekarang nama Garuda Indonesia dan  Lion Air Grup adalah dua nama tersebut yang menguasai bisnis penerbangan di Indonesia.

Industri 4.0 merupakan era dimana mengharuskan teknologi manufaktur masuk dalam tren otomatisasi dan pertukaran data. Ditanamkannya teknologi cerdas pada revolusi industri 4.0 sehingga dapat menghubungkan manusia dengan berbagai bidang. Dampak  dari  revolusi  industri 4.0 salah  satunya  adalah pada industri penerbangan. Contohnya pada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia sudah menjual  tiket  pesawat   secara  online  melalui  situs internet.

Terjadi kenaikan harga tiket pesawat pada awal tahun 2019 mulai dari Garuda Indonesia lalu diikuti oleh maskapai penerbangan lainnya. Kenaikan drastis harga tiket pesawat hingga hampir mencapai dua kali lipat dari harga  normal. Hal tersebut membuat masyarakat merasa dirugikan, contohnya dengan banyak protes yang masuk terkait harga yang dinilai tidak masuk akal. Banyaknya penumpang memilih transit ke  luar  negeri  terlebih  dahulu akibat melonjaknya harga tiket pesawat daripada  langsung  ke  tempat  tujuan.  Karena harga tiket domestik lebih mahal hingga melebihi harga tiket ke luar negeri. Hal tersebut juga berpengaruh pada wisatawan domestik yang memilih berlibur ke luar negeri daripada  di dalam negeri.

Menanggapi adanya permasalahan mengenai kenaikan harga tiket pesawat, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, pada acara konferensi pers di kawasan SCBD, Jakarta, pada Minggu, 13 Januari 2019 dengan menurunkan harga tiket di beberapa rute domestik. Sehingga beberapa maskapai penerbangan yang hadir secara kompak ikut menurunkan harga tiket pesawat, tentu hal tersebut sangat menguntungkan bagi masyarakat. 

Lahirnya era Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan bagi Indonesia contohnya pada sektor bisnis industri penerbangan nasional. Bisnis penerbangan  menjadi  salah  satu  sumber utama  ekonomi  Indonesia. Dengan  adanya kondisi  melonjaknya harga tiket pesawat maka  dikhawatirkan munculnya persaingan usaha yang tidak sehat antar maskapai mulai dari perang harga, hingga permainan harga.

Sumber:

Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia menghadapi industri 4.0. Info Singkat10(9), 19-24.

Coiroly, M. A. N., Munir, A., & Hudi, M. (2020). PRAKTIK KARTEL MASKAPAI PENERBANGAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. MIMBAR YUSTITIA4(1), 60-69.

Anang Husnul Rizqani