Industri Manufaktur Indonesia Menempati Peringkat Kelima di Dunia
Industri manufaktur memegang peranan penting terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Implikasinya adalah semakin banyak terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatkan ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan investasi. Industri manufaktur Indonesia mampu memberikan kontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 20 persen. Kontribusi tersebut membuat Indonesia menempati peringkat kelima di antara 20 negara yang memiliki ukuran ekonomi terbesar dunia. Posisi Indonesia dalam kontribusi industri manufaktur berada setelah China, India, Vietnam, dan Malaysia. Selain berkontribusi besar terhadap PDB, terjadi perkembangan yang signifikan terhadap industri manufaktur pada triwulan tahun 2021 sebesar 6,91 persen. Prestasi tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara ASEAN pertama yang dipercaya sebagai country partner dalam pameran industri manufaktur terbesar dunia yaitu di Hannover Messe pada tahun 2022.
Perkembangan industri manufaktur Indonesia mampu menggeser peran commodity based menjadi manufacture based. Industri manufaktur dinilai lebih produktif sehingga mampu menghasilkan sumber devisa terbesar, meningkatkan nilai tambah bahan baku, menjadi penyumbang pajak terbesar, dan memperbanyak tenaga kerja. Produktivitas tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional serta mampu meningkatkan daya saing dalam skala domestik, regional, hingga global. Industri manufaktur semakin dikembangkan oleh pemerintah melalui metode hilirisasi industri. Metode ini merupakan strategi guna meningkatkan nilai tambah komoditas dengan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Hilirisasi industri terus mendapat dukungan dari pemerintah karena terbukti telah memberikan efek positif yang luas bagi perekonomian Indonesia.
Meskipun berperan besar terhadap perekonomian nasional, sektor industri manufaktur memiliki sejumlah isu dari pengembangan industri nasional. Beberapa isu tersebut yaitu, kurangnya sarana, kurangnya tenaga ahli, biaya logistik yang tinggi, keterbatasan bahan baku, kurangnya infrastruktur, dan basis data sektor industri yang belum terbangun. Menteri Perindustrian atau Menperin RI telah menyiapkan beberapa strategi pengembangan industri untuk mengantisipasi isu-isu tersebut. Salah satunya yaitu dengan mendorong industri dalam negeri menjadi industri yang maju dan berdaya saing. Upaya dalam mewujudkan strategi tersebut yaitu dengan melakukan revitalisasi pada industri manufaktur Indonesia. Peningkatan investasi dan ekspor juga menjadi faktor pendukung untuk mempertahankan industri manufaktur sebagai penyumbang pajak terbesar. Faktor pendukung lainnya berasal dari kerjasama dengan berbagai pihak, seperti masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
Sumber:
Kemenperin.go. (2019). Kontribusi Manufaktur Nasional Capai 20 Persen, RI Duduki Posisi Ke-5 Dunia. Diakses pada 10 April 2022, dari https://kemenperin.go.id/artikel/20579/Kontribusi-Manufaktur-Nasional-Capai-20-Persen,-RI-Duduki-Posisi-Ke-5-Dunia
Alexander, H. (2020). Indonesia, Kawasan Manufaktur Paling Kompetitif Nomor Lima di Dunia. Diakses pada 10 April 2022, dari https://properti.kompas.com/read/2020/07/08/094939921/indonesia-kawasan-manufaktur-paling-kompetitif-nomor-lima-di-dunia?page=all
Maulana, A. (2021). Menperin Sebut Industri Manufaktur Jadi Kontributor PDB Terbesar di Indonesia. Diakses pada 10 April 2022, dari https://www.unpad.ac.id/2021/09/menperin-sebut-industri-manufaktur-jadi-kontributor-pdb-terbesar-di-indonesia/
Kemenperin.go. (2022). Industri Manufaktur Indonesia Semakin Ekspansif. Diakses pada 10 April 2022, dari https://kemenperin.go.id/artikel/23125/Industri-Manufaktur-Indonesia-Semakin-Ekspansif
Nurhanisah, Y. (2020). Indonesia Raih Posisi Kelima di Industri Manufaktur Dunia. Diakses pada 10 April 2022, dari https://indonesiabaik.id/infografis/indonesia-raih-posisi-kelima-di-industri-manufaktur-dunia