Upaya yang Dilakukan Starbucks dalam Mengatasi Kerusakan Lingkungan

( Sumber : https://amp.www.complex.com/life/starbucks-barista-fired-tweeting-crazy-drink-order-meets-customer-who-ordered-it )

Kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang serius dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh dunia karena memiliki dampak yang besar. Kerusakan lingkungan ini dapat terjadi karena dua faktor, yaitu faktor alami dan faktor aktivitas manusia. Faktor alami merupakan hal yang tidak bisa dicegah seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Sedangkan, faktor aktivitas manusia yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan bersumber dari pengambilan sumber daya alam yang dilakukan secara berlebihan ataupun kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan. Faktor kerusakan lingkungan yang terjadi secara alami tidak dapat dicegah karena di luar kendali manusia. Sebagai manusia, hal yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah kerusakan alam akibat faktor dari manusia itu sendiri.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir, bahkan mencegah kerusakan alam akibat faktor aktivitas manusia. Beberapa diantaranya adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan reboisasi, dan membersihkan saluran air. Upaya dalam mengatasi kerusakan lingkungan telah dilakukan oleh sebagian individu maupun instansi, salah satunya Starbucks, sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global. Bahkan, Starbucks Coffee telah mengupayakan hal ini sejak tahun 2004. Starbucks Coffee menghemat air dan energi dengan memeriksa semua pipa untuk memastikan tidak adanya kebocoran dan menyaring air yang telah digunakan untuk dipakai di toilet maupun menyiram tanaman. Dalam hal menghemat energi, Starbucks Coffee menggunakan gedung yang hemat energi dan alat-alat yang digunakan juga menggunakan energi yang hemat.

Paper cup yang digunakan sebagai tempat minuman para konsumen mengandung 10% dari hasil daur ulang paper cup yang digunakan konsumen sebelumnya. Paper cup yang telah digunakan ini dihancurkan dan dileburkan kembali sisanya, kemudian dicampur dengan bahan paper cup lainnya. Penanaman kopi yang berlebihan dapat mengurangi populasi tumbuhan di hutan sehingga Starbucks Coffee juga berupaya melindungi hutan dari pembabatan. Gelas kertas diganti dengan gelas plastik berbahan polypropylene yang tahan panas dan mudah untuk dibersihkan serta dapat digunakan kembali kurang dari sebulan. Bila konsumen datang membawa gelas ini, gelas plastik ini akan disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Istilah tumbler starbucks kemungkinan tidak asing di telinga masyarakat. Tumbler ini rupanya juga merupakan upaya yang dilakukan oleh Starbucks Coffee dalam meminimalisir kerusakan lingkungan. Untuk konsumen yang membawa tumbler ini, maka akan diberikan diskon. Dengan demikian, konsumen cenderung lebih memilih menggunakan tumbler dibandingkan paper cup yang disediakan.

Starbucks Coffee telah mengupayakan go green sejak lama dan dapat diakui bahwa Starbucks Coffee merupakan salah satu green company. Dengan adanya upaya ini, perusahaan-perusahaan lain juga dapat berkontribusi dalam meminimalisir kerusakan lingkungan. Namun, tampaknya usaha yang dilakukan oleh Starbucks Coffee ini masih kurang mendapat perhatian dari konsumen. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran para konsumen bahwa Starbucks Coffee tidak hanya mencari keuntungan dari penjualan kopi, tetapi juga turut serta dalam meminimalisir kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia.

Sumber :

Fauziyyah, Laras Sylvana. (2015). Pengaruh Green Awareness terhadap Green Consumer Behavior : Survei pada Konsumen Starbucks Coffee Paris Van Java Mall Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. 4-6. http://repository.upi.edu/20647/ 

Wulandari, R. (2016). Metode Kunjungan Lapangan untuk Menanamkan Kepedulian terhadap Lingkungan Hidup. Jurnal Pedagogia, 5(1), 67-68. http://ojs.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/article/view/90/98  

Keshia Nagaria