Kelangkaan Kontainer, Ini Dampak yang Dirasakan Indonesia

(Sumber: (CNBC Indonesia))

Kiamat ‘Kontainer’ Tak Terhindarkan di Korsel-China, RI Kena!

Selama dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19, kegiatan rantai pasok barang di seluruh dunia juga mengalami gangguan yaitu pada jasa pengiriman barang antar negara. Ketidakseimbangan perdagangan dunia yang sedang terjadi saat ini menimbulkan fenomena kelangkaan dan kenaikan biaya pada ruang kontainer dalam pelayaran. 

Jadwal kapal berlayar menjadi semakin sedikit diakibatkan kebijakan yang diterapkan oleh tiap negara untuk melakukan pembatasan mobilitas di negaranya membuat harga pengiriman kargo melonjak drastis, sehingga beberapa negara banyak terkendala pasokan bahan baku, tidak terkecuali Indonesia. Para eksportir Indonesia sudah sejak lama merasakan kenaikan biaya jasa pengiriman kontainer ke pasar ekspor, namun saat ini kenaikan biaya juga sudah terjadi di layanan angkut barang di pelayaran dalam negeri. Dengan adanya kelangkaan kontainer akibat tingginya permintaan ekspor di tengah momentum perang dagang tersebut, eksportir Indonesia mengalami kekurangan 5.000 kontainer setiap bulannya untuk memenuhi pesanan dari importir luar negeri.

Pihak pemerintah sudah melakukan beberapa tindakan untuk meminimalisir dampak dari masalah ini, seperti Kemendag bersama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, dan para MLO yang telah berhasil memberikan bantuan agar para pelaku usaha mendapatkan bagian pada ruang kapal/kontainer. Mereka sudah berhasil mendapatkan komitmen baru bahwa akan ada suplai antara 800-1.000 kontainer perbulannya untuk kontainer furniture yang akan diekspor ke New York, Los Angeles, Savannah, Baltimore, dan Florida. Sekitar 3.500-3.800 kontainer per bulan untuk industri makanan dan minuman yang akan diekspor ke negara China, Korea Selatan, Hong Kong, Jepang, Pakistan, Rusia, Eropa, benua Afrika, Amerika Utara, dan Timur Tengah. Tindakan untuk meminimalisir dampak kelangkaan kontainer ini juga telah dilakukan oleh Kemendag dengan membangun layanan supply demand kontainer yang terintegrasi dengan inatrade untuk menyediakan data kontainer dan suplai kontainer, serta layanan B2B dengan INATRADE sebagai gateway dan validasi stakeholder (eksportir, agen pelayanan, dan agen depo kontainer).

Dengan adanya permasalahan ini, pemerintah sebaiknya memikirkan terobosan-terobosan baru dan mengambil tindakan untuk meminimalisir dampak dari permasalahan ini. Pihak pemerintah harus melakukan perbincangan dengan pihak-pihak yang terkait untuk menetapkan kebijakan dan langkah mereka selanjutnya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Tindakan penyelesaian masalah dapat dimulai dari permasalahan ekspor dalam negeri terlebih dahulu kemudian dapat melakukan negosiasi dengan pihak-pihak dari negara yang mengimpor barang dari Indonesia. Jika pemerintah tidak memfokuskan tindakan penyelesaian untuk masalah ini, maka kedepannya kegiatan rantai pasok di Indonesia akan menjadi semakin kacau dan akan berakibat pada defisitnya devisa negara.

 

Sumber:

Yanwardhana, E. (2021). Kiamat ‘Kontainer’ Tak Terhindarkan di Korsel – China, RI Kena!. Retrieved December 9, 2021, from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20211126072834-4-294561/kiamat-kontainer-tak-terhindarkan-di-korsel-china-ri-kena

Ariesta, A. (2021). Walah, RI Kekurangan 5.000 Kontainer Ekspor Tiap Bulan. Retrieved December 9, 2021, from Okezone: https://economy.okezone.com/read/2021/09/30/320/2479405/walah-ri-kekurangan-5-000-kontainer-ekspor-tiap-bulan

 

Michael Christian J