TANTANGAN TERBERAT DAN SOLUSI PADA INDUSTRI PERCETAKAN SELAMA PANDEMI COVID-19


Sumber Gambar: (https://www.itij.com/latest/long-read/application-3d-printing-healthcare)

Amanda Vanessa Renanto

2201753252

 

Pandemi COVID-19 secara langsung maupun tidak langsung telah merugikan industri lain khususnya industri percetakan. Selama pandemi COVID-19, industri percetakan di Indonesia menunjukkan penurunan yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada angka pasar dari industri percetakan turun -49,10% dari kuartal sebelumnya dan -48,23% dibandingkan dari tahun sebelumnya. Mayoritas pelaku usaha mikro dan kecil mengaku penjualannya menurun dibandingkan dengan penjualan sebelum pandemi. Beberapa industri percetakan bahkan telah gulung tikar dan memberhentikan karyawan sementara waktu.

Dampak dari pandemi COVID-19 sangat berimbas pada industri percetakan. Hal ini disebabkan karena pemasukan menipis, produksi terganggu, dan cicilan mesin tidak dapat dibayarkan. Namun, pengeluaran tetap seperti gaji karyawan harus dibayarkan. Hal ini yang membuat industri percetakan berada di ambang kebangkrutan bahkan harus menutup usahanya. Selain itu, banyak industri percetakan yang mengalami kesulitan keuangan akibat banyak pesanan yang telah dikerjakan namun ditunda pembayarannya dan mengalami pembatalan. Industri percetakan mengalami penurunan omzet dan penurunan produksi lebih dari 70%. Akibat kondisi yang tidak kondusif tersebut, banyak industri percetakan yang mulai merumahkan karyawan tanpa gaji atau membayar separuh gaji, membuat jadwal masuk kerja secara bergiliran, dan memberhentikan pegawai yang berstatus harian.

Walaupun industri percetakan menghadapi pandemi, maka harus dilakukan sejumlah inovasi agar industri dapat bertahan. Inovasi yang dapat dilakukan adalah memperluas dan menambah pangsa pasar seperti industri percetakan buku menambah layanan percetakan digital yang mampu mencetak tidak hanya di kertas tetapi juga dapat diaplikasikan di benda lain seperti kayu untuk mebel. Selain inovasi tersebut, terdapat pula peluang yang muncul dalam industri percetakan terutama dari segmen label-packaging (L&P), printer sublimasi, dan penggunaan fasilitas atau platform cetak online. Permintaan L&P menunjukkan peningkatan yang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri makanan dan minuman, obat-obatan, dan rumah tangga yang tumbuh secara signifikan selama pandemi ini. Peluang lainnya juga didapat dari printer sublimasi yang menunjukkan peningkatan signifikan walaupun permintaan dan total pasar secara umum menunjukkan penurunan signifikan pada kuartal terakhir. Sebagai contoh, permintaan masker dengan bahan kain polyester yang sempat menunjukkan peningkatan signifikan terutama masker jenis scuba.

Bahkan, industri percetakan dapat juga merambah percetakan 3 dimensi yang mampu mencetak hampir segala macam benda. Percetakan 3 dimensi atau disebut juga dengan 3D printing sangat digunakan selama pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan terjadi kekurangan pasokan khususnya di industri perawatan kesehatan. Selain itu, jumlah pasien yang terinfeksi virus Corona meningkat dengan cepat menyebabkan kekurangan pasokan medis termasuk masker dan face shield. Ditambah lagi, rantai pasokan juga terganggu sehingga mencari pasokan menjadi semakin sulit. 3D printing di luar negeri digunakan untuk membantu membuat kacamata pengaman, pelindung wajah atau face shield, prototype alat uji COVID-19, dan alat pernapasan darurat. Manfaat menggunakan 3D printing adalah kecepatan sehingga menjadi salah satu prioritas utama 3D printing digunakan. Penerapan 3D printing terbukti di Indonesia berjasa besar dalam membantu mempercepat proses produksi Alat Pelindung Diri (APD).

Memang diperlukan keberanian dan pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi perusahaan atau industri yang sedang mengalami tantangan terberat. Manajer dari suatu industri juga harus memikirkan risiko yang dapat terjadi ketika melakukan pengambilan keputusan. Namun, jika pengambilan keputusan tersebut berhasil menyatukan antara inovasi layanan dan perbaikan produk yang sesuai dengan tren pasar, maka industri percetakan tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan menjadi industri unggulan di masa mendatang.

Sumber:

AMFG. (2020, 24 Maret). How the 3D Printing Industry is Helping to Tackle the Challenges of the Coronavirus Pandemic. Diakses dari https://amfg.ai/2020/03/24/how-the-3d-printing-industry-is-helping-to-tackle-the-challenges-of-the-coronavirus-pandemic/

Iswidodo. (2020, 8 September). Pengamat Sarankan Penerbit dan Percetakan Berinovasi dan Perluas Pasar Digital. Diakses dari https://jateng.tribunnews.com/2020/09/08/pengamat-sarankan-penerbit-dan-percetakan-berinovasi-dan-perluas-pasar-digital

Redaksi. (2020, 12 April). Pandemik COVID-19 Menjadi Ujian Berat Bagi Pengusaha Bidang Percetakan. Diakses dari https://www.printgraphicmagz.com/2020/04/12/pandemik-COVID-19-menjadi-ujian-berat-bagi-pengusaha-bidang-percetakan/

Redaksi. (2020, 10 Oktober). Label & Kemasan, Sublimasi, dan Platform Cetak Online Menjadi Peluang Baru untuk Industri Percetakan Indonesia Selama Pandemi COVID-19. Diakses dari http://www.printgraphicmagz.com/2020/10/10/label-kemasan-sublimasi-dan-platform-cetak-online-menjadi-peluang-baru-untuk-industri-percetakan-indonesia-selama-pandemi-COVID-19/