PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM MEMBUAT INDUSTRI MENJADI AUTONOMY
Sumber: https://www.oqton.com/from-automation-to-autonomy/
Abiyyu Aribi Braza
2201748914
Perkembangan dunia industri manufaktur di seluruh dunia bisa dikategorikan berkembang secara pesat dalam sepuluh (10) tahun belakang ini, yang dimana pada saat itu sistem manufaktur masih dioperasikan oleh manusia atau bersistem human operation. Seiring berjalannya waktu, sekarang industri manufaktur sudah dalam tahap menuju sistem autonomy, namun apa definisi sebenarnya dari autonomy? Dan apa perbedaannya dengan sistem automation?
Perbedaan dari sistem automation dan autonomy terletak pada fungsi dan kerjanya. Automation merupakan sistem yang sebelumnya sudah diprogram dan di-defined function-nya oleh operator sehingga hanya memiliki satu set fungsi atau kerja yang bersifat stabil atau tidak akan berubah baik dalam kondisi apapun (kecuali ada faktor eksternal yang dapat merusak mesin). Dalam sisi lainnya, autonomy merupakan sistem yang dimana meminta sebuah robot atau mesin untuk mengubah function atau kerjaannya secara otomatis, tanpa bantuan operator atau manusia, berdasarkan situasi yang dianalisis oleh robot itu sendiri.
Contoh dari produk yang sudah menerapkan sistem autonomy yaitu produk mobil perusahaan Tesla dari keluaran bulan April 2019, yang dimana sudah ada sistem Traffic–Aware Cruise Control dan Autosteer (contohnya Tesla Model 3). Namun untuk mencapai sistem autonomy yang bisa dibilang bersifat “fleksibel”, perlu dilakukan pengambilan data baik secara visual atau numerical, dan robot tersebut harus bisa program dan re-program diri sendiri tanpa instruksi secara spesifik dari operator. Artificial Intelligence berperan penting dalam proses pemrograman ini.
Artificial Intelligence merupakan cabang ilmu dari computer science, terfokus pada pembuatan smart-machines yang dapat melakukan fungsi atau suatu program yang biasanya diperlukan manusia untuk melakukan pekerjaan tersebut. Artificial Intelligence memiliki tujuan untuk mereplika atau dapat melakukan simulasi human intelligence dalam sebuah mesin.
Pemrograman ini dilakukan dengan pengambilan data serta pembuatan program yang bersifat kompleks, seperti menggunakan data sensor melalui visual secara tepat agar robot bisa aware dengan lingkungan kerja, sehingga situasi kerja robot berjalan dengan stabil dan robot bisa mengambil tindakan sesuai dengan situasi sekitar. Programming melalui geometri digital, capturing process knowledge, belajar dari simulasi-simulasi yang dilakukan oleh operator sehingga bisa mengambil sekumpulan data untuk dijadikan basis artificial intelligence dalam robot tersebut.
Harapan besar untuk dunia manfaktur dalam perkembangannya menuju sistem autonomy, yang dimana sebuah pabrik dengan mesin yang terhubung secara digital, seluruh proses dilakukan berdasarkan data simulasi, bisa melakukan capture process knowledge dan meng-input data tersebut ke dalam mesin, sehingga masa depan mayoritas dari industri manufaktur bisa berjalan dengan sistem full-autonomy.
Sumber: