SOSOK DIBALIK PABRIK ES BALOK PERTAMA DI INDONESIA

Sumber Gambar: https://www.geni.com/people/Kwa-Wan-Hong/6000000011068195995

Sumber Gambar: https://surabayastory.com/2020/04/14/menengok-jejak-pabrik-es-balok/

Fedora Tanuwijaya

2301852770

Ternyata, es memiliki perjalanan yang cukup menarik untuk masuk ke Indonesia sebelum menjadi pendamping makanan yang populer sekarang. Pada zamannya, es hanya dapat dikonsumsi oleh para petinggi Belanda dengan harga 10 gulden per 500gram yang cukup mahal pada zaman itu. Es balok pertama kali masuk ke Indonesia oleh pesanan Roselie en Co pada tahun 1846 dari Boston, Amerika ke Batavia (sekarang Jakarta) yang tercatat pada Javasche Courant. Es balok diketahui mudah mencair sehingga digunakan media seperti garam dan ammonia untuk membantu menjaga temperatur dari es tersebut. Berdasarkan surat kabar dari Javasche Courant, pengiriman es balok tersebut menggunakan bantuan kain wol untuk menjaga temperaturnya sehingga produksi kain wol juga cukup diminati oleh Djakarta Firms Voute en Gherin.

Kwa Wan Hong adalah seorang Tionghoa Indonesia kelahiran 1862 di kota Semarang. Pada tahun 1985, beliau mendirikan pabrik es balok pertama di Indonesia dengan nama N.V. Ijs Fabriek Hoo Hien di kota kelahirannya tersebut. Beliau memulai bisnisnya dari usaha kayu sampai usaha kapur, sebelum memulai pabrik es pada tahun 1985. Keberhasilan pabrik es balok tersebut, membuat beliau dijuluki sebagai “Raja Es” sampai akhirnya pada tahun 1910, beliau membesarkan pabriknya dengan mendirikan pabrik limun dan tiga cabang pabrik es lainnya di Semarang, Tegal dan Pekalongan pada tahun berikutnya. Tidak berhenti sampai di sana, karena peminat es semakin banyak, beliau membangun 2 cabang pabrik di Surabaya pada tahun 1924 dan 1926.

Seiring berjalannya waktu, bisnis es tersebut kian meningkat sampai Kwa Wan Hong memutuskan untuk pindah ke Jakarta pada tahun 1928 untuk membangun pabrik es balok lagi tepatnya di Jalan Prinsenlaan (sekarang Mangga Besar) dan di Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Keberhasilannya menambah semangat beliau untuk melakukan ekspansi dengan mengakuisisi pabrik es bernama Soen Sing Hien tahun 1930 di Sumedang, Jawa Barat untuk didirikan pabrik minyak kelapa di Kutoardjo. Adanya pabrik es balok tersebut memudahkan Indonesia sehingga tidak perlu mengimpor es dari luar. Selain itu, membukakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan menjual lagi es tersebut secara eceran. Depot es juga dibentuk dan masih digunakan sampai sekarang sebagai tempat penyimpanan es berbentuk kubus berukuran 8m3 berbahan papan dan dilapisi seng. Teknologi yang semakin maju menurunkan kejayaan pabrik es karena masyarakat sudah mampu membeli kulkas di rumah masing-masing sehingga tidak perlu lagi membeli es.

 

Sumber:

Femina.co.id. (2014, 25 November). Pionir Pabrik Es Balok. Diakses pada 12 November 2020 dari https://www.femina.co.id/article/pionir-pabrik-es-balok

Inaeni. Hendri. F. 2012. Segarnya Sejarah Es. https://historia.id/kultur/articles/segarnya-sejarah-es-DwMZP/page/1. (12 November 2020)

Surabayastory.com. (2020, 14 April). Menengok Jejak Pabrik Es Balok. Diakses pada 12 November 2020 dari https://surabayastory.com/2020/04/14/menengok-jejak-pabrik-es-balok/

Fedora Tanuwijaya