Apakah Mobil Listrik Sudah Layak Beroperasi di Indonesia?

Apakah Mobil Listrik Sudah Layak Beroperasi di Indonesia?

Nadhifa Rostyana

2101708916

Sumber Gambar : https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/19/073100126/indonesia-   ditargetkan-punya-2200-mobil-dan-21-juta-motor-listrik-pada-2025

Perusahaan-perusahaan mobil terkemuka di dunia saat ini berlomba-lomba untuk memproduksi mobil listrik. Tidak hanya itu, beberapa mahasiswa di Indonesia pun membuat mobil listrik. Namun, rata-rata produk yang mereka buat belum bisa untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak, karena untuk memproduksi suatu mobil apalagi mobil listrik pasti membutuhkan proses yang sangat panjang agar bisa sampai ke tangan konsumen, seperti uji tes kelayakannya. Mobil listrik adalah mobil yang digerakan oleh satu atau lebih motor listrik sehingga menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai dan dapat diisi ulang (charge).

Mobil listrik mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan mobil dengan bahan bakar minyak, yaitu senyap dan sangat halus. Hal tersebut berdampak pada segi kenyamanan karena pada saat perjalanan tidak akan merasa kebisingan. Mobil listrik juga tanpa emisi sehingga tidak menimbulkan adanya polusi udara yang bisa merusak lingkungan. Pengisian baterai pada mobil listrik juga fleksibel, karena tidak harus mengantre ke SPBU seperti mobil pada umumnya. Perawatan untuk mobil listrik tergolong simpel, karena di klaim tidak memerlukan biaya yang banyak untuk perawatannya. Hal ini dikarenakan mobil listrik tidak mempunyai sistem pembuangan.

Selain itu, mobil listrik juga mempunyai kekurangan yang sangat merugikan pemiliknya, seperti dalam hal pengisian baterai. Mobil listrik lebih fleksibel, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tenaga listriknya tergolong lama, bisa berjam-jam. Hal tersebut akan mengurangi tingkat efisiensi perjalanan penggunanya. Jangkauan mobil listrik juga bersifat terbatas. Pengguna mobil harus bisa memperkirakan sejauh mana perjalanan yang akan ditempuh dengan jumlah tenaga yang tersedia di dalamnya, sehingga hal tersebut akan merepotkan penggunanya. Harga untuk sebuah mobil listrik juga tergolong mahal. Hal tersebut yang membuat orang berpikir dua kali jika ingin membeli mobil listrik.

Negara-negara di Eropa dan Amerika sudah banyak yang menggunakan mobil listrik ini, tetapi di Indonesia sendiri masih terbilang sangat jarang ditemukan orang yang menggunakan mobil listrik. Menteri perhubungan Budi Karta Sumadi optimis Indonesia mampu mengembangkan industri mobil listrik. Budi menambahkan, pemerintah menargetkan pertumbuhan pengadaan mobil listrik sudah signifikan pada 2025. Hal tersebut sudah tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional. Pemerintah menargetkan sebanyak 2.200 unit mobil listrik di tahun 2025. Pemerintah secara bertahap akan mendorong agar kendaraan umum juga menggunakan daya listrik.

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektonika Kementrian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan Indonesia belum siap memasuki era kendaraan listrik, karena selain teknologi yang belum siap sifat masyarakat yang kerap tidak hati-hati dikhawatirkan membahayakan pengguna kendaraan tersebut. Ia mengatakan “Berbeda sama mobil berbahan bakar bensin. Mobil listrik mesinnya menyimpan energi. Salah perawatan dan ceroboh sedikit, mobil ini bisa meledak”. Banyak tahapan yang diperlukan untuk memastikan mobil listrik apakah aman untuk dikendarai. Uji coba yang harus dilewati mobil listrik sebelum layak produksi diantaranya adalah daya tahan baterai agar tidak terbakar saat tabrakan, pengemudi tidak tersetrum saat kendaraan terendam banjir, dan dari segi keamanan penumpang. Uji coba tersebut dilakukan karena banyak insiden yang kerap terjadi pada mobil listrik, seperti mobil listrik yang tiba-tiba terbakar di tempat parkir pusat perbelanjaan di Hong Kong. Mobil listrik itu terbakar 30 menit setelah diparkir, sehingga hal tersebut perlu diperhatikan agar tidak meningkatnya angka kecelakaan. Gusti menjelaskan, hingga saat ini Indonesia bukan negara penghasil baterai untuk kendaraan listrik karena tidak adanya bahan baku. Oleh sebab itu, jika industri ini berkembang, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi industri mobil listrik dunia. “Ditambah sikap masyarakat Indonesia yang ceroboh, saya agak ngeri kalau mobil listrik masuk ke Indonesia,” katanya.

Sumber :