ESSAI CAKAHIM NO URUT 2 : PERAN DAN POSISI HIMTRI PASIF SETELAH KADERISASI DITERAPKAN

Menjadi mahasiswa sudah pasti melekat dengan lingkungan yang penuh dengan organisasi. Secara umum, organisasi memiliki definisi yaitu suatu sarana perkumpulan yang diperuntukkan bagi sekelompok orang yang saling bekerjasama secara tertib dan terarah untuk meraih tujuan tertentu. Di jenjang perkuliahan kita ditekankan untuk banyak terlibat pada kegiatan organisasi kemahasiswaan yang bertujuan untuk membentuk karakter dan soft skill kita agar siap pada dunia kerja nanti. Mengapa demikian? karena organisasi menawarkan pengalaman dan nilai-nilai kehidupan yang dapat kita terapkan di masa yang akan datang.

Hampir setiap orang yang pernah terlibat pada organisasi termasuk organisasi kemahasiswaan pasti tidak asing dengan sebutan kaderisasi, dimana kaderisasi adalah salah satu syarat yang merupakan proses agar secara resmi dapat menjadi bagian dari organisasi tersebut. Apakah itu benar? Karena disisi lain terkadang ada beberapa orang yang terlibat dalam sebuah organisasi tapi tidak mengetahui apa itu kaderisasi, bahkan mungkin tidak sadar mereka telah melalui kaderisasi itu sendiri, apakah itu hanya sekedar formalitas? Ya, bisa jadi karena di era sekarang ini beberapa pengkader yang tidak memahami apa itu tujuan kaderisasi. Apakah sebatas tradisi budaya organisasi turun temurun, ataukah mungkin karena dimasa sebelumnya pengkader mendapat tekanan saat kaderisasi sehingga menjadi ajang balas dendam. Setelah melalui tahapan kaderisasi, kader-kader yang dirasa memberikan satu output berupa penyamaan pola pikir serta berkompeten akan mengisi jabatan pada organisasi dan akan disebut anggota aktif. Dan bagi yang tidak berkesempatan untuk menjabat atau masuk dalam kepengurusan organisasi akan disebut anggota pasif. Jadi apakah mengikuti kaderisasi bagi anggota pasif ini hanya sia-sia? Mungkin iya tapi mungkin juga tidak.

            Dampak awal yang dirasakan anggota setelah kaderisasi yaitu memiliki rasa loyalitas yang baik dan benar terhadap organisasi. Namun terkadang ada beberapa orang yang memiliki rasa loyalitas yang salah karena hanya tertanam pemahaman mengenai pembenaran bukan kebenaran. Maksud pembenaran disini adalah tidak dapat mengakui bahwa beberapa hal yang telah sangat jelas dilihat salah namun terus berusaha untuk menggali kebenarannya. Memiliki pemahaman seperti itu bagaikan pedang bermata dua yang dapat mempererat organisasi namun juga dapat merusak, sehingga loyalitas yang dimaksud adalah loyalitas yang menjujung kebenaran dengan mendukung aktivitas organisasi yang benar dan mengkritik dengan keras apabila aktivitas yang dilakukan organisasi salah.

            Pada kaderisasi anggota juga sudah ditanamkan dasar atau pondasi organisasi, sehingga anggota dapat menuangkan ide, gagasan, dan idealismenya. Kader juga mampu diberikan mandat untuk menjaga keutuhan organisasi. Salah satu caranya adalah dengan membuat organisasi tersebut tidak mudah terpecah belah, hal itu dapat terwujud dengan tidak membuat kubu-kubu yang mengatasnamakan perbedaan frekuensi atau tujuan mereka berada di organisasi tersebut. Mengapa demikian? Karena semua anggota harus berada dalam satu pemikiran dan tujuan yang sama, yaitu membuat organisasi menjadi lebih baik, Oleh karena itu, pada kaderisasi diberi tekanan dalam pemikiran mereka agar mereka peka akan masalah sosial atau isu sosial yang ada di sekitar mereka. Kaderisasi dapat dikatakan ideal apabila para pengkader mampu membagikan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki agar pada masanya nanti kader-kader tersebut mampu menjalankan organisasi tersebut dengan baik. Ketidakidealan kaderisasi tidak selalu menitikberatkan pada ketidakpahaman kader namun terkadang terdapat faktor lain yang menyebabkan ketidakidealan kaderisasi yaitu, ketidakpahaman pengkader mengenai kaderisasi atau tidak mampu menyalurkan ilmu atau nilai-nilai yang terdapat pada kaderisasi.

            Himtri sebagai organisasi kemahasiswaan atau lebih tepatnya Himpunan Mahasiswa Teknik Industri di salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia yaitu Bina Nusantara (BINUS), memiliki fungsi sebagai wadah yang memiliki tugas dan peran yaitu mengayomi para Mahasiswa Teknik industri Binus. Seperti yang kita ketahui di setiap organisasi memiliki kaderisasi, yang dimana kaderisasi adalah syarat mahasiswa untuk menjadi pengurus HIMTRI atau seperti yang kita sebut di atas, HIMTRI aktif. Tahapan kaderisasi diikuti oleh puluhan bahkan ratusan mahasiswa, namun hanya beberapa yang akan mendapat kesempatan untuk menjadi aktivis atau pengurus. Mahasiswa yang menjadi bagian dari HIMTRI namun kurang berpartisipasi atau tidak berminat ada dalam kepengurusan maka disebut HIMTRI pasif. Lalu, apakah tahapan kaderisasi dapat berguna bagi para HIMTRI pasif? Jawabannya adalah ya, karena mahasiswa tersebut dapat memahami arti, makna, atau nilai-nilai yang mereka dapatkan selama mengikuti proses kaderisasi tersebut. Mengapa demikian? Karena, tujuan dari kaderisasi adalah agar mahasiswa tersebut dapat aktif, dapat menuangkan ide, dan dapat memiliki kesempatan dalam berorganisasi sebagai salah satu bentuk kerja nyata dari hasil proses kaderisasi tersebut.

Apa itu HIMTRI aktif dan HIMTRI pasif? HIMTRI aktif adalah anggota yang telah mengikuti seluruh rangkaian kaderisasi dan memiliki satu output berupa penyamaan pola pikir serta berkompeten akan menjadi bagian dari kepengurusan HIMTRI. Sedangkan HIMTRI pasif merupakan anggota yang sudah mengikuti kaderisasi namun tidak berkesempatan untuk menjadi bagian dari kepengurusan atas dasar penilaian dari pihak HIMTRI atau dapat pula karena atas kemauan anggota itu sendiri, kemudian ada pula anggota yang belum atau bahkan tidak sama sekali mengikuti kaderisasi sehingga anggota tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi HIMTRI aktif.

            Posisi dan peran HIMTRI pasif setelah kaderisasi diterapkan bukan berarti anggota tersebut tidak layak menjadi HIMTRI aktif, hanya saja ada faktor yang menyebabkan HIMTRI pasif tidak berkesempatan ada dalam kepengurusan. Dapat dikatakan demikian karena para HIMTRI pasif yang sudah dikaderisasi sudah digali potensi yang mereka miliki selama proses kaderisasi sehingga para HIMTRI pasif berkesempatan untuk terlibat dalam event-event yang dilaksanakan HIMTRI. Secara harfiah berbicara tentang posisi HIMTRI pasif, mereka adalah bagian dari HIMTRI namun mereka berada tidak berada di dalam kepengurusan HIMTRI, jadi para anggota pasif tidak dapat terlibat dalam urusan internal pengurus.

            Keterlibatan HIMTRI pasif seharusnya atau selayaknya bersikap seperti kubu oposisi pada sebuah negara dimana oposisi tidak masuk dalam jajaran pemerintahan namun bisa memberikan kritik dan saran yang bisa dipertimbangkan untuk kemajuan negara tersebut. Namun pada kenyataannya sebagian besar HIMTRI pasif tidak mau terlalu banyak ikut campur atau sekedar hanya untuk memberi kritik maupun saran. Mungkin saja karena mereka merasa tidak berhak atau merasa hal tersebut bukan tanggung jawab mereka atau bahkan mungkin karena beberapa HIMTRI aktif tidak memberikan space lebih untuk HIMTRI pasif masuk dan memberikan saran atau kritik. Padahal pada kuadratnya, HIMTRI pasif yang telah menerima tahapan kaderisasi memiliki keloyalan pada organisasi.

            Menjadi HIMTRI pasif yang sudah dikaderisasi bisa dikatakan memiliki kepercayaan lebih dari HIMTRI aktif karena potensi mereka sudah terlihat selama kaderisasi, sehingga jika suatu saat pada berjalannya kepengurusan HIMTRI terdapat anggota kepengurusan yang keluar atau dikeluarkan dan mengakibatkan posisi atau jabatannya menuntut adanya pengganti, maka HIMTRI pasif berkesempatan menjadi HIMTRI aktif.

            Kaderisasi adalah salah satu syarat anggota organisasi agar siap masuk dalam bagian besar organisasi yaitu kepengurusan, walau tidak pasti berada dalam kepengurusan namun dengan kaderisasi anggota tidak menjadi apatis karena sudah diberikan tekanan pada pemikirannya agar peka akan masalah sosial atau masalah organisasi.

Dengan adanya HIMTRI aktif dan pasif dapat membentuk sebuah keseimbangan dalam HIMTRI, dimana HIMTRI pasif mampu memberikan saran dan kritik dari sudut pandang yang berbeda dari luar kepengurusan. Maka dari itu, walaupun mereka adalah HIMTRI pasif, mereka tetaplah bagian dari keluarga HIMTRI dan sudah menjadi tugas bagi HIMTRI aktif dan pasif agar tetap terjalin hubungan yang erat.

Maka bersama nomor 2, #HIMTRIERAT.

sumber : http://jurnalmanajemen.com/pengertian-organisasi/

Salmaa Nabiilah