Dilema Industri Rokok

Sumber Gambar : https://internasional.kompas.com/read/2017/03/01/13443151/di.tengah.dilema.shanghai.perluas.larangan.rokok.di.areal.publik

 

            Pendapatan negara tak kurang dari Rp150 triliun pada tahun 2015 membuat cukai rokok menjadi pendapatan terbesar Indonesia. Pendapatan tersebut lebih besar dari uang resmi yang diterima pemerintah dari perusahaan tambang Freeport yang menggali alam Papua. Tetapi, rokok juga membuat pemerintah mengeluarkan biaya besar dalam mengatasi penyakit dan turunan penyakit yang ditimbulkan tembakau, yaitu bahan utama rokok. Setidaknya Rp50 triliun dikeluarkan untuk biaya kesehatan masyarakat terkait dampak buruk rokok.

Terkait penyakit akibat rokok, industri rokok dan pengusaha tidak terima disalahkan sepenuhnya. Menurut mereka, segala jenis penyakit tidak semuanya berkaitan dengan rokok. Bahkan, mereka menjamin bahwa pendapatan negara dari industri rokok jauh lebih besar daripada biaya pengobatan akibat dampak buruk rokok.

Sampai saat ini, cukai rokok tetap menjadi tumpuan pendapatan negara, karena nominalnya terbesar dari semua jenis bisnis yang ada di Indonesia. Bahkan, cukai rokok menggunakan sistem ijon, yaitu perusahaan harus membayarkan cukainya terlebih dahulu sebelum menjual barangnya. Dari data yang dikeluarkan International Trade Centre, The Tobacco Atlas, serta American Cancer Society and World Lung Foundation pada 2013 dan diterbitkan The Washington Post 29 Oktober 2013 menunjukkan bahwa Indonesia tercatat di urutan pertama sebagai negara dengan pendapatan ekspor terbesar di dunia dari produksi tembakau pada tahun 2012.

Pendapatan bisnis rokok yang menggiurkan merupakan kendala tersendiri bagi Kementerian Kesehatan. Dari data kemenkes, disebutkan bahwa sejak 2014 sampai September 2015 ada ribuan kasus penyakit kronis akibat rokok. Penyakit tersebut diantaranya penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, talasemia, cirrhosis hepatis, serta hemofilia. Hal ini menyebabkan negara harus mengeluarkan banyak biaya.

Korban rokok biasanya adalah masyarakat dari kelas bawah. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik, rokok adalah sebuah sumber penyumbang terbesar kedua bagi kemiskinan rakyat. Melindungi masyarakat sembari menyusun kebijakan yang adil bukanlah perkara yang mudah, apalagi di tengah pusaran uang triliunan dari bisnis rokok.

 

Sumber Penulisan/Daftar Pustaka : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160528145915-20-134035/dilema-rokok-antara-kesehatan-dan-pusaran-duit-triliunan

 

Ichlasul Haikal