Logistik dan Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Sumber Gambar : http://ltxsolutions.com/wp-content/uploads/2018/01/SCM.jpg
Semakin berkembangnya perindustrian Indonesia maupun dunia pada masa sekarang ini menjadikan perusahaan harus bersaing terlebih dari segi dunia manufaktur. Produktivitas, utilitas, dan efisiensi menjadi hal pokok yang harus diperhatikan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Seiring dengan banyaknya pasar yang semakin mendominasi dan canggihnya teknologi informasi pada masa sekarang ini menjadikan persaingan dunia bisnis semakin ketat.
Pelaku industri harus menyadari bahwa untuk menyediakan produk yang ekonomis, berkualitas, dan bernilai jual tinggi, perbaikan dari internal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Diperlukan adanya strategi bisnis dan upaya pengelolaan SDM (sumber daya manusia) yang efisien.
Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Supply chain management adalah manajemen jaringan aliran barang untuk menghantarkan suatu produk dari produsen sampai pada akhirnya tiba ke tangan konsumen akhir. Dalam hal ini termasuk di dalamnya pabrik, supplier, distributor, toko atau agen, serta perusahaan-perusahaan penunjang lainnya. SCM tidak hanya berorientasi pada permasalahan internal sebuah perusahaan, melainkan juga permasalahan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen serta membuat produk yang berkualitas, murah, dan sampai ke tangan konsumen tanpa mengurangi nilai barang.
Ada 3 jenis aliran pada supply chain management, antara lain:
- Aliran barang dan sejenisnya yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).
- Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir (downstream) ke hulu (upstream).
- Aliran informasi dan sejenisnya yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream) ataupun sebaliknya.
Supply chain management dan daerah cakupannya, antara lain:
- Melakukan riset pasar serta merancang produk baru.
- Menentukan supplier, memantau kinerja supplier, memonitor supply risk,memilih bahan baku dan komponen, membina serta memelihara hubungan dengan para supplier.
- Perencanaan distribusi, menentukan waktu distribusi, membina dan memelihara hubungan dengan jasa pengiriman, memonitoring service progress di setiap pusat distribusi.
- Estimasi permintaan, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas barang, perencanaan produksi dan persediaan barang.
- Eksekusi produksi serta pengendalian kualitas.
- Kegiatan perencanaan produk baru (Product Development)
- Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement)
- Kegiatan melakukan produksi (Production)
Adapun jenis aktifitas supply chain management, antara lain:
- Mencari bahan baku (Sourching)
- Produksi
- Penyimpanan material/ produk
- Distribusi / transportasi
- Pengembalian produk (return)
- Riset pasar
- Pengembangan produk
- Penetapan harga diskon
- Pelayanan purna jual
Tantangan dalam pengelolaan supply chain management
- Kompleksitas struktur rantai pasok
Karena banyaknya jaringan pihak baik di dalam maupun luar perusahaan serta kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda, menyebabkan sulitnya mengatur kompleksitas aliran barang bahkan tidak jarang bertentangan dan terjadi miss communication antara pemasok dan supplier.
- Ketidakpastian
Adanya ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pemesanan dan ketidakpastian pengiriman merupakan tantangan bagi seorang industrial engineneering untuk selalu berfikir kritis dan fleksibel dalam setiap kondisi masalah sehingga meminimalisir biaya dan waktu dalam pengelolaan SCM.
Strategi dalam supply chain management
Tujuan dari supply chain management adalah sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang aliran barang yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang tersedia pada sistem rantai pasok tersebut. Strategi ini sangat penting untuk menciptakan daya saing di pasaran.
Tujuan dari strategi ini adalah:
- Menghubungkan antara aspirasi pelanggan dan kemampuan sumber daya yang ada.
- Pasar harus menyediakan produk yang murah, berkualitas, bernilai jual dan bervariasi.
Tujuan ini dapat terwujud apabila internal dari supply chain management memiliki kapabilitas untuk menciptakan efisiensi, kualitas, kecepatan, fleksibilitas, dan kemampuan berinovasi dari sebuah barang.
Untuk menciptakan strategi yang tepat, seorang insinyur industri harus memahami karakteristik produk dan pasar dengan baik.
Ada dua jenis karakteristik produk pada sistem rantai pasok, yaitu produk fungsional dan produk inovatif. Strategi untuk kedua jenis produk tersebut tidaklah sama. Produk fungsional efektif didukung oleh strategi efisiensi fisik, sedangkan produk inovatif harus didukung oleh seorang SCM yang responsif terhadap kebutuhan konsumen.
Strategi juga harus didukung oleh kebijakan atau keputusan taktis dari pihak terkait. Keputusan atau kebijakan tersebut meliputi lokasi fasilitas, sistem produksi, persediaan, transportasi, pemasokan, dan pengembangan produk.
Hal yang berkaitan erat dengan strategi supply chain management dalah penempatan decoupling point. Decoupling point adalah titik temu antara kegiatan yang disetir oleh permintaan pelanggan dan kegiatan yang dilakukan atas dasar ramalan. Fokus antara supply chain mangement di sebelah hulu dan sebelah hilir tidaklah sama. Efisiensi fisik lebih tepat untuk kegiatan di hulu posisi decoupling point sedangkan aspek fleksibilitas, inovasi dan kecepatan respon penting pada kegiatan di sebelah hilir decoupling point.
Perancangan Produk Baru dalam Sistem Rantai Pasok
Meracangan produk baru merupakan salah satu fungsi penting yang sejajar dengan fungsi-fungsi lain seperti pengadaan material, produksi, dan distribusi barang / produk.
Siklus hidup suatu produk yang semakin pendek membawa banyak implikasi terhadap bagaimana sebuah perusahaan bersaing di pasar serta bagaimana mereka harus mengelola aktivitas-aktivitas di SCM.
Fase-fase kegiatan dalam perancangan produk pada umumnya sebagai berikut:
- Idea generation
- Business / techincal assessment
- Product concept
- Product engineering & design
- Prototype design
- Test and pilot production
- Manufacturing ramp up
- Launch
Merancang Jaringan Sebuah Sistem Rantai Pasok
Penerapan strategi SCM yang efektif apabila memiliki jaringan yang bisa menentukan apakah suatu supply chain management bisa menjadi responsif atau efisien.
Dasar keputusan strategis dari supply chain management diantaranya :
- Keputusan tentang lokasi fasilitas produksi dan gudang dan keputusan tentang pembelian
- Keputusan outsourching
- Keputusan tentang aliran produk atau barang pada fasilitas-fasilitas fisi tersebut.
Pengelolaan Permintaan dan Perencanaan Produksi
Permintaan atau demand terhadap sebuah produk atau jasa adalah awal dari kegiatan supply chain management. Kegiatan perancangan produk, pemilihan bahan baku produksi, proses pembuatan, penyimpanan, dan pengiriman barang semua mengikuti permintaan yang datang dari konsumen.
Pada jenis perusahaan make to stock (MTS), kegiatan produksi dan pengiriman produk ke tempat penjualan dilakukan sebelum perusahaan tahu berapa produk akan terjual, sedangkan pada sistem produksi jenis make to order (MTO), aktifitas seperti perakitan akhir dan pembuatan komponen bisa ditunda sampai ada permintaan definitif, namun tetap sebagian aktifitas seperti penyediaan bahan baku dan kapasitas dilakukan atas dasar perkiraan atau ramalan.
Sumber Penulisan/Daftar Pustaka : https://ilmuteknikindustri.wordpress.com/2011/02/01/supply-chain-management-manajemen-rantai-pasok/