Manfaat Organisasi dalam Dunia Perkuliahan

Pada era persaingan global saat ini, setiap negara harus mampu bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Di sisi lain globalisasi juga menghadirkan tingkat kompetisi yang semakin tajam di pasar tenaga kerja. Perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada tantangan yang berat untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang mampu untuk bersaing di pasar bebas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016, penganguran terbuka dengan tingkat pendidikan terakhir universitas pada bulan Agustus 2016 mencapai 8,97 juta jiwa. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan peningkatan pendidikan. Cara tersebut ditempuh dengan mengesahkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Dalam pasal 3 UU Sisdiknas tersebut dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Menurut survei dari 457 pengusaha yang dilakukan oleh National Association of Colleges (NACE) tahun 2002 di Amerika Serikat, diperoleh kesimpulan bahwa Indeks Prestasi (IP) hanya no 17 dari 20 kualitas penting dari seorang lulusan universitas, sedangkan untuk kualitas yang dianggap lebih penting cenderung bersifat tidak terlihat wujudnya (intangible) yaitu disebut sebagai soft skill.

Hasil Survei NACE USA mengenai Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi yang Diharapkan Dunia Kerja

Mengapa Soft Skill Perlu? Beberapa hasil penelitian yang juga membahas tentang keterampilan yang diharapkan dunia kerja terhadap lulusan Perguruan Tinggi antara lain:

  1. Scheetz LP, (1995), A Study of 527 Bussiness, Industries and Govermental Agencies Employing New College Graduates. Penelitian ini menampilkan bahwa pelamar yang paling diutamakan kompetensinya antara lain adalah: kemampuan komputer, leadership, analytical thinking, communication skill, menguasai dua bahasa, fleksibel dan kemampuan beradaptasi
  2. Rynes S.L, (1997), Experienced Hiring Versus College Recruiting Practices and Emerging Trend Personel Psycology. Penelitian ini menyimpulkan karyawan yang dibutuhkan adalah: memahami bisnis, pengetahuan mengenai persaingan, harapan rasional, kemampuan teknis, kemampuan interpersonal, kemampuan menulis dan etika kerja.
  3. Van Horn, CE. (1995). Enhanching the connection between higher education and work place A Survey of Employess. Penelitian menyimpulkan manajemen kesulitan menemukan pelamar perkerjaan yang memiliki kelebihan dalam hal team work, kemampuan berkomunikasi, problem solving, creative thinking, interpersonal skill, critical thinking, motivasi, sikap dan tingkah laku, kemampuan bekerja dengan data dan informasi serta mampu mengaplikasikan matematika.
  4. Richard, AD. (2000), What New Worker in Entry Level Job Need to be Able to do?. Penelitian ini menyimpulkan ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja antara lain: communication skills, interpersonal skills, decision making skills, lifelong learning skills.

Sumber: Basith,2008 Our Education System

Organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri (Paryati Sudarman, 2004). Tumbuhnya semangat maju dan berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul. Kekuatan atau kompetensi dari suatu organisasi akan lebih ditentukan oleh intangible asset berupa sumber daya manusia yang berkemampuan serta organisasi pembelajar untuk dapat bersaing pada masa yang akan datang. Melihat hal tersebut maka organiasi kemahasiswaan dapat disimpulkan memiliki beberapa manfaat penting yang menunjang kompetensi dasar dan softskill dalam dunia kerja berikut manfaat mengikuti organisasi:

  1. Melatih Leadership Ketika mengikuti organisasi, tentunya ada banyak hal yang harus diperlakukan seperti acara-acara organisasi, yang melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun di luar organisasi. Mahasiswa yang berorganisasi umumnya memipunyai sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih terlatih dalam mengemukakan pendapat di hadapan orang lain ataupun menggerakkan dan mengarahkan sesama anggota ketika organisasi mengadakan suatu acara. Di dunia kerja, keterampilan leadership ini sangatlah bermanfaat sekali dalam. Seringkali di lowongan pekerjaan memasukkan leadership sebagai salah satu kriteria untuk karyawan barunya, meskipun untuk posisi level staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Mahasiswa yang mengikuti organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja.
  2. Belajar Mengatur Waktu Dengan ikut organisasi, pasti waktu yang mahasiswa gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, banyaknya tugas kuliah atau waktu pelaksanaan pengumpulan tugas sama dengan banyaknya tugas dan waktu pelaksanaan kegiatan organisasi. Agar keduanya dapat berjalan lancar, manajemen waktu yang baik mutlak harus dilakukan. Pada awalnya dalam melaksanakan manajemen waktu, kita merasa kewalahan. Namun, jika kita bisa membiasakan diri kita akan terbiasa dalam melaksanakan manajemen waktu, sehingga dalam dunia kerja nantinya tidak merasa kaget dengan adanya banyaknya tugas di kantor dan mampu menyelesaikan segala tugasnya dengan sistem manajemen waktu tersebut
  3. Memperluas Jaringan atau Networking, Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang dikenal. Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain, orang lain atau praktisi di bidang organisasi tersebut, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan) jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi yang baru lulus S1 dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka itulah, seorang mahasiswa akan dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan.
  4. Mengasah Kemampuan Sosial, Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut organisasi, seorang mahasiswa juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan semakin memperluas pemahaman kamu akan berbagai karakteristik orang. Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas pergaulan, maka pemahaman akan manusia dapat semakin kaya. Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu. Karena dengan kemampuan ini akan lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan kerja.
  5. Problem Solving dan Manajemen Konflik. Banyak berinteraksi dengan berbagai karakteristik orang lain, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan perfoma kerja.

Referensi

  1. Paryati Sudarman. 2004. Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

  2. Rynes S.L, 1997. Experienced Hiring Versus College Recruiting Practices and Emerging Trend Personel Psycolog. Practice and Emerging Trends Personel Psycology, Personnel Psychology, 50:2 (1997) pp.309, http://ir.uiowa.edu/tippie_pubs/45

  3. Scheetz LP. 1995. A Study of 527 Bussiness, Industries and Govermental Agencies Employing New College Graduates. USA: Michigan State University East Lansing Collegiate Employment Reseach Institution.

  4. Richard AD, 2000. What News Workers in entry Level Jobs Ned to be Able to do? Management Magazine., page 1

  5. Van Horn,C. E. (1995). Enhancing the connection between higher education and the workplace: A surveyof employers

  6. No. 103/11/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 https://www.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20161107121150.pdf

Della Sevira