Dunia Digital dengan Autentikasi Tanpa Menggunakan Password

Autentikasi adalah proses yang menjadi pembuktian atau validasi terhadap identitas pengguna ketika ingin memasuki dan mengakses sistem penting tertentu. Bisa dikatakan bahwa autentikasi merupakan salah satu mode keamanan canggih masa kini. Autentikasi biasanya menggunakan beberapa data penting seperti nama atau password. Autentikasi bertujuan untuk menjamin keamanan pengguna selama melakukan aktivitas di perangkat mereka. Adanya autentikasi akan memperkuat keamanan data dan mencegah pencurian data.

Jenis – Jenis autentikasi yang paling umum digunakan : 

1. Autentikasi Kata Sandi

Bentuk  autentikasi yang paling umum. Dalam hal ini, kalian harus mencocokkan satu kredensial untuk mengakses sistem secara online. kalian dapat membuat kata sandi dalam bentuk huruf, angka, atau karakter khusus. Semakin kompleks kata sandi kalian , semakin baik untuk keamanan akun kalian. 

2. Autentikasi Biometrik

Autentikasi biometrik memverifikasi individu berdasarkan karakteristik biologis unik mereka. Sistem dapat membantu kalian/user memverifikasi orang dalam hitungan detik. Ini menyimpan data otentik dan kemudian membandingkannya dengan ciri fisik pengguna. Berikut bentuk  Autentikasi biometrik. Mari kita bahas beberapa di antaranya: 

  • Face ID

Face ID adalah metode autentikasi dan verifikasi ulang verif yang memungkinkan pengguna untuk memvalidasi diri pengguna sendiri menggunakan fitur biometrik mereka. Teknologi ini mengkonfirmasi bahwa pengguna yang kembali adalah yang mereka klaim menggunakan analisis biometrik.  

  • Pemindai sidik jari

Sidik jari adalah bentuk otentikasi biometrik yang paling populer. Sistem untuk memverifikasi pengguna dengan mereka terutama bergantung pada teknologi penginderaan asli seluler. Sidik jari mudah ditangkap, dan verifikasi dilakukan dengan membandingkan pola loop biometrik yang unik.

  • Pengenalan dan Identifikasi Suara

Ini adalah sistem yang dapat mengenali suara seseorang untuk memverifikasi identitasnya. Teknologi bergantung pada fakta bahwa cara setiap manusia mengatakan sesuatu itu unik – variasi gerakan, aksen, dan banyak faktor lain yang membedakan kita satu sama lain. 

  • Pemindai Mata

Pemindaian mata menggunakan cahaya tampak dan inframerah dekat untuk memeriksa iris mata seseorang. Bentuk Otentikasi Biometrik ini dianggap dalam kategori yang sama dengan pengenalan wajah.

3. Otentikasi Multi-faktor

Sistem ini mengharuskan pengguna untuk menyediakan dua atau lebih faktor verifikasi untuk mendapatkan akses. Ini bisa berupa akun online, aplikasi, atau VPN. MFA dapat menjadi komponen utama dari identitas yang kuat dan kebijakan manajemen akses . Menyiapkan sistem ini dengan benar untuk tujuan keamanan akan mengurangi setiap kemungkinan serangan siber yang berhasil.

4. Menggunakan Kartu Identitas

Penggunaan kartu identitas yang terdaftar adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan autentikasi terhadap pengguna. Seseorang yang memiliki kartu identitas lah, yang akan bisa mengakses sumber daya yang ditentukan. Penggunaan kartu ini juga biasanya dapat dikombinasikan dengan cara autentikasi lainnya.

Autentikasi tanpa password memang sangatlah efisien sekaligus efektif dalam penggunaannya. Apalagi jika sistem tersebut berbasis biometrik dimana sistem akan melakukan autentikasi melalui bagian tubuh spesifik pengguna misalnya iris mata atau sidik jari. Pengguna tidak perlu repot-repot membuat password, mengingat, mengisi kembali saat ingin masuk ke akunnya. Memang sistem autentikasi biometrik menawarkan kecepatan serta keamanan yang dinilai lebih baik. Hal ini dikarenakan sistem biometrik sangat simpel, pengguna cukup mengakses menggunakan bagian tubuh sebagaimana telah disebutkan sebelumnya untuk dideteksi oleh sistem. Sistem autentikasi biometrik juga memerlukan pengguna asli (manusia) untuk dapat masuk ke akun ataupun perangkat sehingga sistem buatan semacam robot tidak dapat mengaksesnya. Selain itu tindakan seperti phising atau cracking tidak akan bisa dilakukan seperti dalam sistem autentikasi melalui password. Namun, bukan berarti sistem autentikasi ini tidak memiliki celah. Pencurian data masih mungkin terjadi walaupun peluangnya sangat kecil. Sistem autentikasi biometrik, seperti dijelaskan sebelumnya perlu identifikasi fisik oleh sistem. Jika fisik yang dijadikan autentikasi, misalnya saja sidik jari diduplikasi, maka ada peluang pembobolan dapat terjadi. Paling berisiko adalah sistem autentikasi biometrik dengan pengenalan wajah atau suara, yang mana foto seseorang dapat beredar dimana saja seperti sosial media dan suara seseorang dapat direkam sehingga akan rentan diretas.

Untuk mengakalinya sistem autentikasi dua faktor atau multifaktor adalah cara yang tepat menjaga keamanan siber. Selain menggunakan faktor biometrik, pengguna juga perlu memasukkan password atau sistem autentikasi lainnya agar dapat masuk ke perangkat maupun akun. Dengan begitu, peretas akan lebih sulit untuk menyelinap ke perangkat atau akun targetnya karena harus melewati banyak sistem autentikasi yang berbeda. Walaupun begitu, pengguna mungkin akan lebih malas karena harus melakukan dua kali input atau lebih  juga ketika ingin masuk. Namun, tingkat keamanan pun akan lebih tinggi terutama untuk melindungi data-data yang penting atau bersifat privasi.

Autentikasi adalah bentuk perlindungan sistem dimana data, perangkat, atau akun pengguna diproteksi sehingga perlu langkah-langkah khusus untuk masuk dan mengaksesnya. Sistem autentikasi menggunakan password dan sejenisnya memang memakan waktu lebih lama dan rentan pencurian. Pengguna juga mengikuti protokol keamanan yang dianjurkan seperti syarat jumlah dan jenis karakter, menghindari pengulangan berlebih, atau yang mengandung unsur pribadi seperti tanggal lahir. Belum lagi pengguna harus mengingatnya dan akan repot jika sampai lupa akibat password yang terlalu sulit. Dengan berkembangnya teknologi, kini sistem autentikasi sudah berbasis biometrik, dimana menggunakan bagian fisik tertentu pengguna sebagai autentikasinya. Sistem ini dinilai cepat dan lebih aman, tapi tetap saja peluang pembobolan masih dapat terjadi misalnya dengan pencurian foto wajah, duplikasi sidik jari, dll. Namun, biar bagaimanapun sistem autentikasi tanpa password akan lebih efektif. Agar lebih aman, sistem autentikasi dua atau multifaktor dianjurkan. Ini akan lebih melindungi data pengguna karena harus melewati dua atau lebih sistem autentikasi. Sekalipun memakan waktu, ini akan menjamin keamanan data pengguna. Keamanan data adalah pilihan pengguna secara pribadi. Jadilah pengguna yang bijak dalam melindungi data pribadi agar tidak dicuri atau diretas karena itu adalah hak pengguna.

DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis: Arya Reyhan, Naufal Rasyid Sutansyah, Ricky Wijaya, Chelsea Marchelle, Florencia Irena, dan Yodi Reyhan Sandoval
  • Editor: Cecilia Valenda, Marcello Yoel Christianus