Ada Gender Gap dalam Teknologi, Siswi SMK Didorong Berkarier di Bidang AI hingga Engineering

Pandemi Covid-19 menyebabkan dunia membuat adopsi teknologi meningkat. Melajunya adopsi teknologi membuat perusahaan mulai mengakselerasi kehadiran pekerjaan masa depan, yakni pekerjaan berbasis teknologi.
Riset The Future of Jobs Report 2020 yang digelar World Economic Forum memprediksi ada 85 pekerjaan yang akan digantikan oleh teknologi automatisasi pada 2025. Dengan demikian, situasi ini memunculkan peluang hadirnya 97 juta pekerjaan baru yang berbasis teknologi. Misalnya dalam bidang cloud computing, data, AI, engineering, dll.
Sayangnya, survei laporan mengenai gender gap global 2020 oleh World Economic Forum mengungkap, dampak yang lebih dalam akan dirasakan oleh kaum perempuan. Survei ini menyebut, persentase perempuan yang bekerja di bidang cloud computing baru 12 persen dibanding laki-laki. Sementara porsi pekerja perempuan di bidang engineering masih 15 persen dibanding laki-laki. Begitu juga dengan porsi karyawan perempuan di bidang data dan AI yang jumlahnya baru 26 persen
PT Johnson & Johnson mengimplementasikan inisiatif WiSTEM2D atau Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design, secara global sejak tahun 2015. Program tersebut bertujuan memberdayakan perempuan muda di enam bidang tersebut sehingga mereka bisa meningkatkan representasi perempuan di bidang sains dan teknik serta berkesempatan untuk terlibat di dalamnya.
Program ini ditargetkan menyasar para siswi SMK di Indonesia, salah satunya melalui program edukasi yang digelar daring oleh Johnson & Johnson bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI). “Melalui program ini, siswi SMK dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya uuntuk memulai keterampilan baru yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kesempatan ini memberikan aspirasi baru bagi para siswi untuk berkarier di bidang teknologi dan STEM2D,” kata Co-founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia Robert Gardiner.

Sumber: https://www.liputan6.com/tekno/read/4503465/ada-gender-gap-dalam-teknologi-siswi-smk-didorong-berkarier-di-bidang-ai-hingga-engineering