Kontribusi Indonesia dalam Bidang Teknologi untuk Dunia
Tahukah kamu, Indonesia memiliki kontribusi yang sangat penting dalam kemajuan teknologi di dunia seperti Teori 2 Fast Fourier Transform yang menjadi dasar dari teknologi 4G dan Teori Crack yang menunjukkan cara menghitung keretakan pesawat hingga ke tingkat atom-atomnya.
Teori 2 Fast Fourier Transform (FFT)
Khoirul Anwar adalah seorang ilmuwan Indonesia yang menemukan teknik transmisi wireless dengan dua buah Fast Fourier Transform (FFT) pada transmitter dan receiver. Teknik ini mendapatkan penghargaan dari IEEE, Radio and Wireless Symposium (RWS) pada tahun 2006 dan menjadi standar International Telecommunication Union (ITU).
Keuntungan dari penggunaan dua FFT adalah:
1) Dapat meminimalkan dynamic range power sehingga efisien dan tahan terhadap nonlinearity pada amplifier.
2) Dapat meminimalkan error pada penerima.
Teknik dua FFT ini digunakan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Khoirul_Anwar
Teori Crack
Melalui teori ini, BJ Habibie dapat mengkalkulasi keretakan pada badan pesawat yang disebabkan kelelahan. Titik rawan kelelahan ini terjadi pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang, atau antara sayap dengan dudukan mesin. Hal tersebut dapat terjadi karena bagian tersebut adalah bagian yang secara terus-menerus mengalami guncangan keras, baik ketika sedang take off maupun landing. Ketika pesawat melakukan take off, sambungannya akan menerima tekanan udara yang besar. Sementara saat landing dan menyentuh landasan, bagian ini juga akan menanggung hempasan tubuh pesawat. Jika hal ini terus terjadi maka akan terjadi kelelahan dan itu adalah awal dari keretakan (crack). Dengan teori crack, porsi rangka baja pesawat bisa dikurangi dan diganti dengan dominasi aluminium dalam badan pesawat terbang. Hal itu tentu mengurangi bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar sampai 10 persen dari bobot konvesionalnya. Teori ini juga digunakan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian pada kerangka pesawat, Hal itu membuat badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara ketika pesawat melakukan take off. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat.