Hari Guru Nasional: Mungkinkah Guru Digantikan oleh AI?

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghargaan untuk para pendidik yang selama ini berperan besar dalam membangun fondasi masa depan bangsa. Namun di tengah pesatnya perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), muncul pertanyaan yang seringkali kita dengar ataupun perdebatkan tidak hanya di lingkup pendidikan namun juga masyarakat luas yaitu, “apakah di masa depan guru bisa digantikan oleh AI?”

Kehadiran AI memang mengubah banyak aspek kehidupan. Di dunia pendidikan, teknologi semakin canggih: ada aplikasi yang bisa menjelaskan pelajaran, sistem yang mampu memeriksa latihan secara otomatis, hingga platform yang bisa menyesuaikan materi dengan kemampuan belajar masing-masing siswa. Laporan UNESCO tahun 2023 menyebutkan bahwa penggunaan AI dalam pendidikan di seluruh dunia meningkat pesat setelah pandemi, terutama untuk membantu proses pembelajaran jarak jauh.

Melihat kemampuan AI yang semakin berkembang, wajar jika muncul kekhawatiran bahwa peran guru bisa tergeser. Namun faktanya, teknologi tidak bisa menggantikan semua hal yang dilakukan seorang guru. AI memang bisa menyampaikan informasi, tetapi ia tidak memiliki empati, intuisi, dan rasa saling terlibat sebagai pendidik dengan siswa. Guru bukan hanya penyampai materi pelajaran, namun mereka juga pendengar, pembimbing, pengarah, dan sosok yang mampu membangun karakter. Menurut UNESCO, aspek-aspek manusiawi ini adalah bagian dari pendidikan yang tidak bisa digantikan oleh mesin.

Selain itu, realitas pendidikan Indonesia juga perlu dipertimbangkan. Tidak semua sekolah memiliki akses internet yang stabil atau fasilitas teknologi yang memadai terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Laporan Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek tahun 2022 menunjukkan bahwa masih ada sekolah yang belum memiliki perangkat digital yang cukup. Artinya, keberadaan guru tetap menjadi kunci dalam menciptakan pembelajaran yang dapat dijangkau oleh semua anak, apa pun kondisi sekolahnya.

Maka, pertanyaannya bukan lagi “apakah guru akan digantikan oleh AI?”, tetapi “bagaimana guru dan teknologi bisa saling melengkapi?” AI dapat membantu mengurangi beban administratif, menyediakan materi tambahan, atau membantu siswa belajar secara mandiri. Namun, guru tetap berperan sebagai pengarah utama yang memastikan teknologi digunakan dengan tepat dan tetap berpusat pada kebutuhan manusia.

Pada Hari Guru Nasional ini, penting bagi kita untuk melihat guru bukan hanya sebagai profesi yang mengajar, tetapi sebagai fondasi penting dalam perjalanan belajar setiap individu. Teknologi mungkin akan terus berkembang, tetapi hubungan kemanusiaan yang dibangun guru dengan siswanya adalah sesuatu yang tidak dapat digantikan oleh algoritma maupun mesin apapun.

Selamat Hari Guru Nasional. Mari kita terus menghargai peran pendidik yang menjadikan pendidikan bukan hanya proses belajar, tetapi juga proses menjadi manusia yang lebih baik.

Referensi

  • (2023). Guidance for Generative AI in Education.
  • (2022). Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan.
  • (2021). AI and Education: Guidance for Policy-makers.

Imanuela Sharon Graciel Kalengkongan