Plastik: Ancaman Nyata bagi Masa Depan Bumi dan Generasi Selanjutnya

Plastik: Ancaman Nyata bagi Masa Depan Bumi dan Generasi Selanjutnya

Bumi merupakan satu-satunya planet yang telah menjadi tempat tinggal bagi manusia dan makhluk hidup lainnya selama berjuta hingga miliaran tahun lamanya. Semua kehidupan makhluk hidup yang ada sangat bergantung pada Bumi, mulai dari ketersediaan udara bersih, ketersediaan air yang mencukupi, dan sumber dayanya untuk sumber makanan. Bumi menawarkan berbagai keindahan alam dan sumber daya melimpah yang dapat dieksplorasi untuk menunjang kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun, seiring berkembangnya zaman, Bumi mulai mengalami kerusakan dan penyebab terbesarnya adalah aktivitas manusia yang membawa dampak negatif pada lingkungan, seperti perubahan iklim yang ekstrim, pemanasan global, polusi, dan lain sebagainya. Sehingga, ada satu hari dimana seluruh dunia memperingati Hari Bumi pada tanggal 22 April untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga Bumi dan merayakan keindahan serta keanekaragaman hayati Bumi.

Hari Bumi pertama kali diperingati pada tanggal 22 April 1970 di Amerika Serikat yang diinisiasi oleh Senator Gaylord Nelson, Hari Bumi berhasil menarik perhatian jutaan orang dan memicu gerakan lingkungan global. Sejak saat itu, Hari Bumi telah diperingati di lebih dari 190 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Setiap tahunnya, Hari Bumi mengusung satu tema yang selalu berbeda, namun masih satu tujuan untuk melindungi Bumi untuk generasi sekarang dan generasi di masa depan. Dengan fokus pada tema yang berbeda di setiap tahunnya, Hari Bumi dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang berbagai aspek pelestarian lingkungan. Hal ini dapat mendorong partisipasi yang lebih luas dalam upaya melindungi Bumi. Tema tersebut dibuat berbeda setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai permasalahan lingkungan yang sedang terjadi. Di tahun 2024, tema Hari Bumi yang diusung adalah “Planet Versus Plastik” dan menjadi pengingat keras tentang krisis sampah plastik yang sedang terjadi di planet ini. Tema ini juga didukung dengan adanya perkiraan bahwa timbulnya sampah plastik global mencapai 353,3 juta ton dari 2019-2060 dan tidak begitu banyak sampah plastik yang didaur ulang dan sisanya mencemari lingkungan, serta membahayakan ekosistem, seperti mencemari lautan dan tanah, yang kemudian terakumulasi dalam rantai makanan, serta membahayakan satwa liar dan bahkan manusia.

Untuk menghadapi krisis ini, dibutuhkan aksi kolektif dan berkelanjutan seperti beralih dari budaya “konsumsi plastik sekali pakai” menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Dengan beberapa tindakan sederhana yang dilakukan dengan konsisten dapat memberikan dampak positif bagi Bumi, seperti menggunakan tas kain, botol minum isi ulang, dan wadah makanan yang dapat digunakan kembali untuk mengurangi konsumsi plastik yang merupakan salah satu penyumbang utama polusi lingkungan. Selain itu, melakukan daur ulang sampah dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menghemat sumber daya alam dengan cara memilah sampah berdasarkan jenisnya dan mendaur ulang sesuai dengan program daur ulang yang ada. Kemudian, tindakan sederhana selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mendukung perusahaan yang berkomitmen untuk melindungi lingkungan dengan menggunakan produk yang dibuat dengan bahan-bahan ramah lingkungan dan proses produksi yang berkelanjutan. Seperti salah satu contohnya, menggunakan sedotan besi daripada sedotan plastik.

Salah satu contoh nyata tindakan menjaga Bumi yaitu Pandawara Group yang pernah menjadi perbincangan di media sosial, dimana Pandawara Group membersihkan sampah di beberapa daerah yang ada di Indonesia dan pada Oktober 2022, Pandawara Group telah berhasil membersihkan 620 ton sampah di Indonesia. Berkat konten positif yang mereka lakukan, bukan hanya lingkungan yang mereka bersihkan menjadi asri, melainkan menginspirasi masyarakat luas untuk lebih sadar dengan masalah lingkungan yang ada di sekitarnya. Salah satu pengaruh yang berhasil dibuat oleh Pandawara Group yaitu memotivasi adanya “Pandawara Cilik” yang bernama “bocil kebersihan” dimana sekelompok anak-anak kecil juga yang rajin memunguti dan membersihkan sampah yang ada di sungai. Sehingga, media sosial juga dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kesadaran dan cinta terhadap lingkungan, serta tindakan-tindakan tersebut bukan dilakukan hanya ketika Hari Bumi, namun setiap hari.

Dengan begitu, peringatan Hari Bumi hendaknya dijadikan sebagai kesempatan penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga kelestarian bumi dan menanggulangi isu-isu global terhadap lingkungan. Upaya-upaya sederhana meskipun terkesan kecil seperti mendaur ulang sampah dan menggunakan produk ramah lingkungan dapat membawa perubahan besar bagi masa depan planet ini. Sehingga, Hari Bumi di tahun ini dapat mengajak masyarakat luas untuk sadar akan lingkungan hidup dan mewujudkan perubahan yang lebih baik dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat menjaga keutuhan dan kelestarian Bumi, serta konsisten melakukan perubahan awal yang sederhana dari lingkungan sekitar. Dikarenakan bahwa Bumi merupakan tempat tinggal bersama bagi seluruh makhluk hidup, manusia memegang peranan yang besar dan penting untuk mewujudkan dan melestarikan keindahan serta keanekaragaman Bumi.

Referensi:

Melania Aprillyawati