Kartini Hari Ini: “Menelusuri Perjuangan dan Pencapaian Perempuan Indonesia”
Kartini Hari Ini: “Menelusuri Perjuangan dan Pencapaian Perempuan Indonesia”
Punya keterbatasan tapi bukan halangan. Kartini membuktikan bahwa mimpi bisa diwujudkan, bahkan di tengah tekanan budaya.Peringatan Hari Kartini memiliki akar yang dalam, dalam menghargai peran yang tak ternilai dari sosok Kartini dalam memperjuangkan hak-hak dan martabat kaum wanita di Indonesia. Pada tanggal 2 Mei 1964, pemerintah Indonesia secara resmi mengangkat Kartini sebagai salah satu dari sedikit Pahlawan Kemerdekaan Nasional, mengukuhkan posisinya dalam sejarah bangsa. Pada tanggal tersebut juga ditetapkan untuk memperingati hari lahirnya, yaitu 21 April, sebagai momen penting yang akan dirayakan setiap tahun sebagai Hari Kartini.
Penetapan Hari Kartini bukan sekadar mengenang sejarah masa lalu, tetapi juga menghargai warisan perjuangan yang terus bergema hingga kini. Kartini menjadi simbol perubahan dan perlawanan terhadap ketidakadilan gender serta tradisi yang membelenggu. Dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan kemandirian, memberi inspirasi bagi generasi sekarang untuk terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.Sejak penetapannya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, Hari Kartini menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk merenungkan, menghargai, dan terus menginspirasi nilai-nilai perjuangan Kartini. Hari itu bukan hanya tentang mengingat jasa beliau, tetapi juga tentang mengambil inspirasi dari semangat perubahan dan keberanian untuk terus melangkah maju menuju masyarakat yang lebih adil dan setara bagi semua.
Raden Ajeng Kartini, atau lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, adalah seorang wanita kuat yang menjadi orang pertama yang memimpin atau memulai gerakan untuk memperjuangkan hak hak kemerdekaan wanita di Indonesia. Dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879,Kartini merupakan keturunan bangsawan, oleh karena itu gelar Raden Adjeng disematkan kepadanya. Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosoningrat dan M.A Ngasirah. Kartini sudah merasakan ketidakadilan sejak kecil. Dia merasa tidak bebas untuk mengejar impian dan dianggap berbeda hanya karena dia seorang wanita. Melihat kebebasan wanita di luar negeri, terutama di Belanda, membuatnya bertekad untuk memperjuangkan kesetaraan bagi wanita Indonesia, khususnya dalam pendidikan.Untuk mewujudkan cita-citanya, Kartini mendirikan sekolah gratis untuk gadis-gadis di Jepara dan Rembang. Di sekolah tersebut, mereka diajarkan berbagai keterampilan seperti menjahit, menyulam, dan memasak. Inisiatif Kartini ini menginspirasi wanita lain untuk mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di berbagai tempat seperti Semarang, Surabaya, dan lainnya.Meskipun upayanya membuahkan hasil dengan berkembangnya sekolah-sekolah untuk wanita, namun Kartini wafat pada usia muda, 25 tahun, setelah melahirkan putranya. Namun, semangatnya tidak padam. Kartini sering menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, menyampaikan keinginannya untuk membebaskan wanita Indonesia dari diskriminasi. Kumpulan surat-surat ini kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’. Beberapa kutipan yang berasal dari buku tersebut yaitu:
“Tahukah engkau semboyanku? “Aku mau!” Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”
Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. kehidupan manusia serupa alam” (Kartini – Habis Gelap Terbitlah Terang)
Dalam kutipan inspiratif yang abadi dari Kartini, “Habis Gelap Terbitlah Terang”, terdapat kearifan yang mendalam tentang hakikat kehidupan dan perjuangan manusia. Kartini, dengan kepekaan dan kebijaksanaannya yang luar biasa, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya sikap positif dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan yang mungkin kita hadapi di sepanjang perjalanan hidup kita. Dia memberi kita pandangan yang menyentuh tentang bagaimana kita harus membangun kekuatan batin untuk menghadapi gelapnya malam, yaitu dengan meyakini bahwa di dalam diri kita terdapat kemampuan yang besar untuk mengatasi segala ketakutan dan kecemasan yang mungkin menghampiri. Dia memberi kita Dia mendorong kita untuk tetap berpegang pada keyakinan bahwa kita mampu mengubah tantangan menjadi peluang, dan bahwa di dalam setiap ujian terdapat pembelajaran yang berharga. Pesannya tidak hanya relevan bagi zamannya, tetapi juga tetap menginspirasi dan memberi semangat bagi generasi-generasi berikutnya untuk tetap optimis dan gigih dalam mengejar impian mereka.
Sekarang ini ada beberapa sosok kartini kartini milenial yanag bertalenta dalam bidangnya masing masing Salah satunya adalah Najwa Shihab,Najwa merupakan sosok yang dikenal cerdas, tegas, dan independen, ditambah dengan figurnya yang cantik dan elegan.Sebagai pembawa acara berita, Najwa mulai dikenal oleh publik saat meliput bencana tsunami Aceh pada Desember 2004. Penghargaan datang tidak hanya dari dalam negeri saja, bahkan dalam kancah mancanegara Najwa berhasil masuk dalam Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter. Najwa adalah salah satu sosok yang sangat gigih berjuang sama seperti kartini,kutipan inspiratif ini bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata yang indah, tetapi juga merupakan sebuah panggilan untuk bertindak dan menjalani hidup dengan sikap yang penuh semangat, keberanian, dan harapan.
Referensi: