Memahami Remaja Lebih dekat Melalui Perayaan Hari Remaja Internasional

Memahami Remaja Lebih dekat Melalui Perayaan Hari Remaja Internasional

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”- Ir Soekarno.  

Gelora yang disalurkan oleh Bapak presiden pertama kita menunjukan seberapa besar makna keberadaan pemuda bagi bangsa ini. Seperti yang banyak diketahui, kemerdekaan Indonesia tidak luput dari perjuangan dan siasat para pemuda yang mendesak Bapak Ir. Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdaakan tanah air. Tidak hanya pada saat menjelang kemerdekaan, bahkan hingga masa kini pun, pemuda sangatlah berpengaruh bagi bangsa kita yang seringkali juga meluaskan pengaruhnya ke kancah internasional. 

Salah satu fenomena yang marak terjadi di kalangan pemuda atau yang kita sebut – sebut sebagai gen Z dan gen Alpha ialah kecemasan akan ketertinggalan atau yang kita kenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out). Fenomena ini terjadi karena banyaknya tren yang terjadi secara terus menerus sehingga beberapa orang banyak yang kesulitan untuk mengikuti tren-tren tersebut. Tidak hanya itu, terdapatnya verbal abuse yang dilontarkan jika tidak dapat mengikuti tren juga menyebabkan “wabah” FOMO menyebar dengan mudahnya di kalangan pemuda. Inilah alasan terbesar mengapa verbal abuse merupakan suatu “penyakit” yang perlu segera dibasmi. Bagi para pemuda, cukup dengan mendengarkan kata – kata yang menyakitkan bagi mereka, mereka dapat tidak lagi memiliki kepercayaan diri. Kurangnya kepercayaan diri tersebut memberikan dampak buruk terhadap pergerakan dari pemuda yang diharapkan oleh bangsa. Pemuda atau remaja cenderung meragukan kemampuannya sendiri sehingga mereka tertahan untuk menggagaskan suatu ide dan menciptakan sebuah inovasi. Namun, atas dukungan dari sesama pemuda, mereka yang kehilangan kepercayaan dirinya dapat kembali pulih dan mampu memberikan pergerakan yang dapat mengembangkan bangsa.  

Oleh karena itu, sebagai bentuk apresiasi pemuda terhadap bangsa serta masyarakatnya, diskusi yang diselenggarakan pada acara World Conference of Ministers Responsible for Youth pada 1998 menetapkan tanggal 12 Agustus sebagai hari remaja internasional. Peringatan ini diharapkan mampu menarik para pemuda untuk ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam memajukan kehidupan bangsa dan masyarakat di sekitarnya. Tidak hanya itu, peringatan ini juga dapat menjadi solusi utama atas kehilangannya semangat para pemuda yang dihancurkan oleh kekerasan yang dialaminya.  

Salah satu tokoh pemuda yang dapat menginsipirasi pemuda lainnya untuk membuat sebuah pergerakan ialah Umay Shahab. Film garapannya yang selalu mengusung isu – isu kesehatan mental remaja merupakan salah satu gerakan dari pemuda untuk membantu pemuda lainnya yang mengalami gangguan. Tidak hanya itu, Umay Shahab juga menunjukan bahwa tidak hanya direktor atau produser veteran saja yang mampu memproduksi film bagus. Umay menunjukan bahwa di umurnya yang baru saja menginjak 22 tahun, ia mampu membuat suatu gerakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental.  

Selain Umay Shahab, masih banyak pemuda – pemuda lain yang patut dijadikan contoh mengapa perlu diadakan Hari Remaja Internasional sebagai bentuk apresiasi terhadap remaja/pemuda. Dengan kemampuan dan potensi yang kita miliki, kita sebagai kaum remaja juga dapat menciptakan sebuah inovasi yang berdampak akan bangsa kita sendiri maupun dunia. Tidak harus persis dengan Umay yang menciptakan sebuah film, kita remaja dapat dengan mudahnya membuat pergerakan dan perubahan melalui hal – hal kecil sesederhana. Seperti contohnya dengan mensosialisasikan kepada sesama remaja bahwa tidak apa – apa jika kita tidak dapat selalu mengikuti trend yang ada. Hal sesederhana itu dapat menjadi solusi yang ampuh untuk mengatasi fenomena FOMO yang kita bahas sebelumnya. Sebagai seorang remaja, tentu kita akan selalu tahu apa yang remaja lain inginkan. Tentu juga kita akan paham bagaimana perasaan mereka menjalani kehidupan ini sebagai seorang remaja yang mungkin memiliki banyak tuntutan. Oleh karena itu, sebagai seorang remaja, kita harus bisa menyuarakan lebih lantang peringatan hari remaja internasional. Karena isu-isu yang terjadi di remaja tidak hanya satu dua hal saja. Remaja memiliki peran penting bagi tiap bangsa pastinya juga mendapatkan perhatian dari isu-isunya. Hari Remaja Internasional yang diperingati sebagai wujud peran pemuda dalam kehidupan bermasyarakat harus bisa mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh remaja.  

Ailsa Naurah Sukmono