Selamat Ulang Tahun, Bum!

Selamat Ulang Tahun, Bum!

Hari ini adalah hari yang spesial bagi Bum. Kebanyakan manusia merayakannya dengan kue dan tiup lilin. Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan. Namun, Bum terlihat sedang melamun tanpa mempedulikan sekitarnya. Terlihat raut wajahnya sangat lelah dan jiwanya sedang melayang ke masa-masa dimana dia sangat bangga menjadi satu-satunya planet yang memiliki pengisinya pada masa itu. Bumi memiliki dua sahabat, yaitu Bulan yang sering dipanggil dengan ‘Bul’ dan Bintang yang sering dipanggil dengan ‘Bin’. Mereka bertiga merupakan tiga serangkai yang sulit terpisahkan.

” Hari ini adalah hari kelahiranku, tapi aku bingung. Seharusnya aku senang atau sedih, sih? Ini sangatlah membingungkan!”. Seru Bum dalam hatinya.

 “Hei, Bum!”. Seketika Bumi di kagetkan oleh kedua sahabat yang selalu berada di dekatnya.

“Selamat ulang tahun, Bum Bum tersayang!”. Ucap Bul bersama Bin yang ikut menerangi cahayanya menjadi yang paling terang.

“Yuhuuu selamat ulang tahun, Bumi!”. Ucap Bin.

Bumi pun terlihat tersenyum canggung.”Terima kasih, Bin dan Bul”.Namun, Bintang  merasa ada hal yang tidak beres di sini. Seharusnya  ulang tahun adalah hal yang menggembirakan.

Mereka pun merayakan ulang tahun tersebut dengan kecanggungan yang terus bertahan. Padahal, Bul sudah mencoba untuk melawak.

“Kamu tahu, Bum? Si Bin ini ternyata digemari banyak manusia. Sebab, dia baru saja menikah,”. Ucap Bul.

Bumi yang sedari tadi hanya melamun pun langsung membelalak. “Hah? Bin menikah dengan siapa?”.

Bintang mendengus pelan. “Maksudnya Bul adalah Hyun Bin. Si artis yang sering muncul di drama Korea itu,”.

“Kamu kan jenius, Bum. Gimana ceritanya kita menikah?”. Bulan meledek dan malas untuk lanjut berbicara karena fisik Bumi di sini, tapi jiwanya entah pergi kemana. Bulan sangat suka menjenguk kehidupan manusia dan melihat segalanya. Bahkan, dia pun seringkali bergosip kepada Bin yang sudah penat mendengar hal itu.

Waktu terus berjalan dan Bumi masih belum kembali menjadi ceria. Bulan dan Bintang pun  berunding untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi kepada sahabat mereka, Bum.

“Seharusnya kita sudah mengeluarkan jurus andalan kita, Bin. Kita bisa melihat isi hati Bum–”. Bulan pun menghentikan omongannya seakan lampu paling terang tiba-tiba muncul di atas kepalanya.

Tring!

Aduh! Itu bukan ‘isi hati Bumi’. Aku terlalu sering ikut menonton drama yang ditonton manusia, nih!”. Bulan pun menjauhi Bintang sedikit dan berbicara dalam hati yang terdengar walau pelan.

“Sssstttt… Kalau kamu melihat Bulan ada di samping jendela saat kamu menonton, berarti aku sedang ikut nonton juga. Mumpung gratis,”.

Bintang pun memutar bola matanya. “Hei, Bul! Fokus!”.

“Iyaa iyaaa. Hmm kita  jadi detektif aja kali ya. Detektif Bul dan Bin. Kita bergerak secara diam-diam dan berpergian mendekati Bumi,”.

Bintang menanggapi pernyataan Bulan sambil ketawa terbahak-bahak. “Loh, kamu gak tau ya? Kalau sekarang saya adalah detektif. Detektif Bin Bin Bomm!”. Bintang sangat pede mengatakannya. Seandainya ada kacamata hitam, dia akan langsung menggunakannya.

Detektif Bin dan Bul beraksi. Detektif Bin terlihat mulai medekati Bumi.

“Aku sudah berusaha tapi aku tidak bisa melihat apapun di sini. Sulit bagiku untuk menembus asap yang sangat banyak.” Sahut Bintang yang menyesal kalau ia gagal membantu Bumi. Bintang pun sedih melihat bumi yang penuh dengan asap karena pembakaran hutan yang penuh dengan nyala api dan memerah.

Bintang mendengus lagi. “Ah! Menyebalkan sekali! Mereka tidak tahu itu dapat menyakiti Bumi? Bayangkan paru-parunya dibakar. Ihh! Masa tidak tahu sih kalau sumber pernapasan dibakar maka akan sulit untuk hidup lebih panjang!”. Bintang sangat geram dengan semua ini.

Keesokan harinya,  Bulan dan Bintang pun semakin cemas memikirkan keadaan bumi yang terus disakiti sehingga mereka bertekad mau membantu  Bumi dengan apa yang mereka bisa lakukan.

Bintang pun berekspetasi penuh dengan menghampiri Bulan dan berharap Bulan mempunyai siasat untuk membantu Bumi. “Sebenarnya, aku tahu apa yang dirasakan Bumi saat aku berkunjung ke sana.. Apa yaa yang bisa kita  lakukan?”.

Bulan pun menjawab,”Aku akan hilang dari langit dulu. Jika tidak ada perubahan apapun yang bisa membuat mereka sadar, maka sampai kapanpun hal itu tidak akan berhenti,”.

“Aku punya saran, Bul. Aku akan bilang saudara-saudaraku untuk tidak memperlihatkan diri kami selama seminggu juga,”.Sahut Bintang.

“Ide bagus,”. Kemudian mereka berencana untuk menjalankan misi mereka untuk membantu Bumi.

“Sudah tidak ada lagi manusia di bumi yang sayang  padaku. Mereka merusak aku dengan segala cara. Mereka mengotori tubuhku dengan sampah, membakar paru-paruku. Mereka sudah tidak peduli lagi!”. Sahut bumi yang  terus  menangis melihat tingkah laku manusia. Bumi berharap di usianya  yang semakin tua, manusia bisa menjaganya lebih baik.

“Hah? Ada apa, nih? Kok tiba-tiba Bintang menghilang dan Bulan pun hanya mengeluarkan sedikit cahaya untuk aku?”. Sahut Bumi yang panik melihat Bulan dan Bintang yang menghilang secara mendadak.

“Bul? Bin? kalian dimana? Apa yang kalian lakukan?” Bumi yang panik memanggil sahabat-sahabatnya.

Namun, akhirnya  Bumi paham dengan apa yang dilakukan Bulan dan Bintang.

Bulan dan Bintang memberi tanda belum ada perubahan juga dari manuia. Mereka pun meminta bantuan kepada benda-benda langit lainnya. Ada yang bertugas untuk menjatuhkan meteor, membuat hujan berhari-bari, dan sebagainya.

“Kami akan berhenti jika semua penduduk Bumi sadar bahwa ada kami yang selalu menjadi tamengnya,”.

Ronny Sanderson Sokoy