Melanjutkan Estafet Semangat Perjuangan

Melanjutkan Estafet Semangat Perjuangan
   Oktober, bulan di mana pemuda pendahulu kita menunjukkan taringnya. Pemuda Indonesia mengikrarkan tiga kalimat penuh makna. Kalimat-kalimat itu menunjukkan jati diri pemuda Indonesia. 28 Oktober 1920, hari bersejarah, Hari Sumpah Pemuda.
   Sudahkah empat kalimat yang saya tulis di atas mengguncangkan hati kecil kalian? Munculkah gejolak dan percikan semangat di diri kalian? Jika iya, maka berbanggalah. Semnagat  pemuda 94 tahun silam masih melekat di diri kalian.
     Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia. Ada tiga kalimat ikrar yang dikumandangkan pemuda-pemudi Indonesia. itu adalah :
  • Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
     Ketiga kalimat itu memiliki banyak makna. Ketiga kalimat tersebut jelas menggambarkan seberapa besarnya semangat juang dan rasa cinta pemuda-pemudi Indonesia terhadap tanah air mereka.
    Sebagai salah satu pemuda di zaman modern, terkadang saya merasa malu karena tidak mampu  berjuang layaknya pemuda-pemudi pendahulu. Namun, saya kembali tersadar bahwa di setiap zaman, pasti memiliki tantangan yang berbeda. Begitu pula dengan tantangan pemuda-pemudi di tahun 1928 dengan pemuda-pemudi di tahun 2022.
       Di tahun 2022, kita  tidak lagi menghadapi penjajahan oleh suatu bangsa seperti di tahun 1928. Kita menghadapi perkembangan, baik perkembangan teknologi, lapisan masyarakat, budaya, dan sebagainya. Dari zaman manapun, kita akan terus bertemu tantangan.
     Sebagai pemuda-pemudi Indonesia di zaman ini yang dapat kita lakukan untuk melanjutkan estafet semangat pemuda-pemudi pendahulu adalah dengan menanamkan rasa cinta menjadi bagian dari Indonesia. Ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan produk lokal, menjaga kebersihan dan kelestarian lngkungan sekitar, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari baik di dunia maya maupun dunia nyata.
     Sebagai pemuda-pemudi Indoensia, kita harus ingat bahwa estafet semangat perjuangan ini akan terus melekat pada diri kita, menjadi bagian dari diri kita selama Indonesia berdiri kokoh di hadapan dunia.
Mulya Damayanti