Prima Cast : Teach VS Tech Episode 1
Prima Cast
“Teach VS Tech”
Episode 1
Mari berproses, untuk menjadi sukses. Selamat datang di Prima Cast. Hai Primasian! Pada episode perdana Prima Cast, kami akan membahas mengenai “Teach VS Tech”. Di episode pertama ini, Prima Cast menghadirkan narasumber yang begitu paham mengenai dunia pendidikan. Beliau merupakan salah satu dosen PGSD Universitas Bina Nusantara. Beliau adalah Bapak Suwarno, S.Si., M.Pd. Podcast pertama ini kalian ditemani dengan host yang asik dan keren. Mereka adalah dua Mahasiswa PGSD Binus University yaitu Hefri Angelo Kobe dan Ruth Gracia. Bahasan pembicaraan yang memang related di kehidupan sekarang yaitu “Teach VS Tech” yang jika dipikir-pikir kembali tidak akan ada habisnya jika harus membahas hal yang satu ini.
Podcast ini dibuka dengan pernyataan Pak Warno yang menjawab secara umum membagi arti teknologi menjadi empat, yaitu :
- Teknologi adalah penggunaan perangkat yang membuat hidup kita menjadi lebih mudah
- Teknologi adalah kemampuan untuk menciptakan atau menggunakan sesuatu secara efisien
- Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan dan pengetahuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lebih baik dari sebelumnya
- Teknologi adalah masa depan yang membuat hidup kita lebih baik.
Dari arti yang disampaikan oleh Pak Warno, kita dapat melihat bahwa teknologi dapat membantu kita dalam kehidupan kita. Setiap hal yang ada di dunia ini, pasti memiliki nilai positif dan negatifnya. Begitu juga dengan teknologi. Teknologi memiliki dampak positif dan negatifnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi yang selalu membantu hidup kita memiliki dampak negatif didalamnya. Bagaimana menurut kalian, Primasian?
Ternyata Pak Warno juga berkata bahwa teknologi memiliki dampak positif dan negatif. Terdapat tiga hal untuk dampak positifnya seperti
- Teknologi membuat hidup kita lebih mudah contohnya komunikasi lebih mudah, mendapatkan informasi lebih cepat.
- Teknologi membuat kita lebih terhubung. Dengan adanya teknologi, kita dapat saling berbicara dan bertatap muka ketika kita sedang berada di lokasi yang berbeda, tetapi kita dapat terhubung satu sama lain. Kita dapat menggunakan media sosial, email untuk saling terhubung.
- Teknologi sudah mengubah cara kita bekerja. Dengan teknologi, kita dapat bekerja di lokasi yang berbeda dengan perangkat elektronik seperti komputer, laptop dan handphone.
Dari tiga dampak positif beliau juga menyampaikan tiga dampak negatif dari sisi teknologi, yaitu:
- Teknologi mengalihkan kita dari hal-hal penting dalam hidup. Kita sering mengecek handphone kita untuk melihat notifikasi dan lain sebagainya. Ketika kita sering melakukan hal ini, kita tidak dapat memperhatikan apa yang terjadi di sekitar kita. Kita terlalu fokus terhadap handphone, ini mengakibatkan kita tidak dapat fokus dengan lingkungan sekitar dan dapat menimbulkan masalah lain seperti kecelakaan.
- Penting kita perlu mengetahui hal ke 2 ini. Teknologi menghilangkan privasi kita. Tanpa kita sadari, kita memberikan informasi pribadi secara online dengan harapan kita akan menerima layanan atau produk yang kita gunakan. Contohnya, kita menggunakan suatu aplikasi dan aplikasi tersebut meminta kita untuk membuat akun. Untuk membuat akun, data diri kita dibutuhkan. Terkadang data tersebut digunakan tanpa sepengetahuan kita dan persetujuan kita. Dampak dari kejadian itu adalah pencurian identitas, pemerasan atau penyerangan cyber lainnya.
- Teknologi dapat digunakan untuk merusak hubungan. Kita sering menggunakan medsos atau Short message atau membalas email, padahal kita dapat berbicara secara langsung. Kita sering kali menghabiskan waktu untuk online daripada berbicara secara langsung. Secara tidak langsung itu dapat merusak kualitas hubungan antar sesama.
Nah Primasian, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk mengatasi dampak negatif dari teknologi adalah bagaimana cara kita menyikapi teknologi ini, Primasian. Ketika kita bisa bijak menggunakan teknologi kita dapat terhindar dari dampak-dampak negatif tersebut. Walaupun kenyataannya sulit untuk dihindari. Kira-kira dampak negatif dari teknologi yang pernah kalian rasakan apa nih?
Sekarang coba kita bayangkan, apa jadinya dunia pendidikan jika tidak menggunakan teknologi? Sekarang teknologi sudah sangat berkembang. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi sudah mengendalikan kehidupan kita. Jika dalam bidang pendidikan tidak menggunakan teknologi, maka pendidikan kita akan tertinggal jauh. Maka dari itu, teknologi juga memiliki peran dalam pendidikan. Banyak manfaat yang ditawarkan teknologi untuk dunia pendidikan. Pak Warno berpendapat bahwa terdapat beberapa manfaat teknologi dalam pendidikan seperti :
- Yang pertama, Teknologi dapat meningkatkan efektifitas sistem pendidikan. Pembelajaran dapat mudah diakses dan lebih menarik. Kita dapat menyampaikan konten pembelajaran secara interaktif dengan teknologi dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan
- Yang kedua, Teknologi dapat membantu siswa dalam belajar secara signifikan dan efektif. Kita dapat melihat proses pembelajaran tahun sebelum teknologi berkembang, sumber belajar siswa dan bahan ajar guru hanyalah pada satu sumber yaitu buku paket. Dengan perkembangan teknologi, siswa dapat belajar lebih banyak karena informasi dapat diakses lebih mudah dan lebih baik dari berbagai sumber tanpa tergantung pada sekolah dan guru.
- Yang ketiga, Teknologi dapat meningkatkan berkolaborasi dan komunikasi. Teknologi dapat membantu kita untuk berkolaborasi, bekerja sama, berkomunikasi, antara guru dengan siswa, guru dengan orangtua, guru dengan sesama guru, siswa dengan sesama siswa.
Ternyata, teknologi sangat berperan dalam dunia pendidikan ya, Primasian. Mulai dari cara belajar, sumber belajar, bahkan sampai kolaborasi di dunia pendidikan. Teknologi memang ternyata keren banget ya.
Primasian, kalian sadar gak sih, kalau teknologi sering dikaitkan dengan fungsi dan profesi? Pak Warno sudah menyampaikan sebelumnya bahwa perkembangan teknologi akan merubah cara kita bekerja. Ada beberapa hal yang harus disikapi terutama ada 2 hal perubahan penting yang terjadi saat ini yaitu, bidang otomatisasi dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/ AI).
Dua teknologi ini secara bertahap menggantikan tenaga kerja manusia di bagian industri. Contohnya adalah Pekerja pabrik yang sudah diganti dengan mesin. Bergantinya tenaga manusia dengan mesin dikarenakan mesin memiliki kelebihan seperti membuat suku cadang yang lebih akurat dengan kesalahan yang lebih sedikit dibanding tenaga manusia, selain itu mesin juga “tidak lelah” dibanding mempekerjakan manusia. Dengan ini, dampak yang didapatkan adalah produk lebih banyak yang diproduksi dengan menggunakan mesin (teknologi) dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.
Secara tidak sadar, kita sudah sering merasakan bahwa terdapat profesi yang sudah digantikan dengan teknologi. Salah satunya seperti contoh kedua. Pada contoh kedua ini, pasti pernah kalian jumpai dan rasakan.
Contoh kedua adalah gerbang tol. Pada zaman dahulu, masih ada pekerja yang berjaga di pintu tol masuk. Kita membayarnya menggunakan uang tunai, sekarang semua itu sudah digantikan dengan teknologi. Kita dapat membayar tol menggunakan E-toll atau kartu elektronik yang dapat membayar tol secara otomatis. Kecanggih dan kecerdasan teknologi itu jika dilihat kembali keberadaan teknologi di zaman sekarang ini sangat memiliki dampak di kehidupan ini.
Namun jika kita kritisi lagi kaitan teknologi dengan bidang profesi, tidak menutup kemungkinan bahwa profesi guru akan tergantikan dengan kecanggihan dan kecerdasan teknologi, salah satunya adalah robot. Pak warno berpendapat dari banyak wacana yang muncul bahwa suatu saat nanti profesi sebagai guru bisa digantikan dengan robot. Di beberapa negara seperti china, robot menjadi guru pendamping dalam pembelajaran di kelas. penggunaan teknologi untuk menggantikan profesi guru terdapat pro dan kontra. Pro-nya adalah dengan teknologi dapat menjadi transformatif di kelas. Robot dapat membantu siswa belajar lebih efektif dan lebih mendalam serta membantu guru untuk mengikuti kurikulum dan metode ajar baru.
Kontra-nya adalah terkait dengan pedagogi. Meskipun teknologi dapat membantu kita dalam pembelajaran, teknologi dapat menimbulkan gangguan seperti siswa yang diajarkan oleh guru (teknologi) tidak mendapatkan tingkat perhatian individual yang sama seperti pengajaran dengan guru (manusia). Jadi sense of teaching-nya itu beda ketika robot mengajar ke manusia dibandingkan ketika manusia diajar oleh manusia. Robot juga tidak dapat mencerminkan keragaman karakteristik siswa yang dapat mengakibatkan kesenjangan dalam pendidikan. Kita sebagai guru (manusia) dapat mengetahui level kemampuan siswa kita, mana yang kira-kira kemampuan kognitifnya kurang. Tetapi untuk robot untuk saat ini, hal-hal seperti itu mungkin belum bisa dilakukan. Jadi secara umum, apakah robot sudah bisa menggantikan guru? Hal ini masih menjadi pro dan kontra. Nah, bagaimana menurut Primasian? Apakah robot sudah bisa menggantikan manusia dari profesi guru?
Terlepas dari pro dan kontra tersebut, Pak Warno memiliki beberapa alasan sebagai pendidik (guru) sangat perlu berbaur dengan teknologi :
- Yang pertama adalah dengan guru mengintegrasikan teknologi, itu akan membuat siswa secara lebih concern di kelas dengan memberikan konten yang interaktif dibandingkan siswa belajar dari teks
- Yang kedua adalah berbaur dengan teknologi dapat memungkinkan guru dapat menginformasikan informasi lebih efektif kepada siswa. Contohnya adalah Powerpoint atau Google docs. Kedua aplikasi tersebut dapat guru manfaatkan untuk membuat konten media secara interaktif. Kedua aplikasi tersebut dapat langsung dibagikan kepada murid sehingga murid bisa menambahkan kreasinya dan melakukan kolaborasi di dalam aplikasi tersebut
- Yang terakhir adalah agar guru bisa mengikuti tren terbaru dalam pendidikan. Dengan mengikuti tren tersebut, guru dapat mempromosikan kreativitas dirinya dan membuat inovasi baru di dalam kelas.
Sangat penting bagi guru untuk bisa mengintegrasikan teknologi dalam kelas. Terlebih pada saat teknologi belum maju seperti sekarang ini, guru harus mengerti teknologi dalam pembelajaran. Coba kalian bayangkan, apa jadinya ruang kelas jika murid lebih pintar dari gurunya?
Tidak menutup kemungkinan akan adanya kesulitan yang dirasakan pendidik pada tantangan yang akan guru dapatkan mengintegrasikan teknologi dalam dunia pendidikan. Menurut Pak Warno, tantangan guru terbesar adalah memastikan murid memiliki satu keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi dengan aman, efektif, dan bertanggung jawab.karena siswa membutuhkan adaptasi terlebih dahulu dengan teknologi baru apakah siswanya memiliki keterampilan tidak untuk menggunakan teknologi yang digunakan. kemudian apakah siswanya bisa memanfaatkan penggunaan teknologi dengan bijak ini akan ditakutkan siswa melakukan atau menggunakan teknologi untuk konten yang berbahaya seperti blok web atau bahkan video yang berbahaya atau tidak pantas. Jadi guru harus mengarahkan siswanya untuk menggunakan teknologi dengan aman, efektif, dan bertanggung jawab. Sehingga Guru memiliki peran untuk membimbing siswanya untuk lebih bijak dengan teknologi konten-konten dan cara penggunaannya.
Dari perbincangan yang ada mengenai “Teach VS Tech” Pak Warno di akhir kata beliau menyampaikan harapannya kedepan untuk pendidik masa depan yang dapat dilakukan untuk menjadi pendidik yang baik di masa depan. Terdapat tiga hal yang harus dilakukan para pendidik masa depan
- Guru harus dapat menggunakan teknologi secara efektif atau alat digital secara baik sebagai komunikasi kolaborasi dengan siswa.
- Guru harus mahir dalam semua konten mata pelajaran sehingga konten pelajaran lebih efektif. Jadi, tidak hanya pintar dalam teknologi tapi harus dapat menguasai konten pelajaran dan pedagogik sehingga guru dapat melibatkan siswa dan membantu siswa dalam belajar.
- Guru harus inovatif mengikuti tren terbaru dalam pendidikan ini untuk menjadi pembekalan siswa terkait dengan kemampuan apa saja yang dibutuhkan di masa depan untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Dari besar harapan Pak warno yang memang sudah menggeluti dunia pendidikan semoga para pendidik masa depan dapat mendengarkan dan merealisasikannya di dunia pendidikannya sebagai sosok seorang guru di zaman teknologi ini. Berakhirnya sesi “Teach VS Tech” di episode pertama bersama Pak Warno ditutup dengan harapan-harapan yang disampaikan Pak Warno sekaligus tips yang diberikan beliau. Jadi, bagaimana para calon pendidik masa depan dan pendidik di zaman sekarang, sudah siapkah kalian hidup berdampingan dengan teknologi?
Mungkin itu saja yang dapat disampaikan oleh narasumber kita pada podcast episode pertama ini. Sampai jumpa di episode berikutnya, Primasian. Tentunya, episode selanjutnya tidak kalah menarik dengan episode pertama. Oh ya Primasian, Kalian juga dapat mendengarkan podcast kami ini platform podcast kesayangan kalian. Terima kasih sudah setia membaca artikel ini sampai habis. Sampai jumpa di episode berikutnya.