Noken Sebagai Warisan Budaya Dunia dan Identitas Papua

Noken atau tas tradisional yang berasal dari Papua merupakan suatu warisan yang turun temurun digunakan dan dilestarikan oleh masyarakat Papua. Noken telah ditetapkan dan di akui sebagai warisan budaya yang terkenal dan menjadi popularitas di dunia. Noken  terbuat dari serat kayu kulit.

Noken atau yang disebut seagai tas hasil rajutan khas dari  suku papua ini telah banyak dikenal dan diakui  sebagai salah satu  warisan budaya teraik di  dunia (intangible cultural heritage ) penetapan ini dilakukan memlalui proses yang cukup sulit karena harus  memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah dan kebudayaan sebagai upaya perlindungan terhadap warisan budaya tak benda sesuai dengan konvensi perlindungan warisan budaya. Penetapan yang dilakukan berdasarkan hasil usulan dari pemerintah Republik Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menurut UNESCO merupakan salah satu   peninggalan warisan  budaya yang  meliputi  meliputi segala pabrik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan,serta alat-alat,benda (alamiah), artefak dan ruang-ruang budaya terkait dengan yang di akui oleh berbagai komuniti, kelompok,dan dalam hal tertentu perseorang sebagai bagian warisan budaya mereka.

Warisan budaya takbenda ini yang di wariskan dari generasi ke generasi senantiasa diciptakan kembali oleh berbagai komuniti dan kelompok sebagai tanggapan mereka terhadap lingkungannya, interaksinya dengan alam, serta sejarahnya, dan memberikan mereka rasa jati diri dan keberlanjutan, untuk memajukan penghormatan keanekaragamaan budaya dan daya cipta insani.Difensi di atas diwujutkan dalam beberapa bidang yaitu. Tradisi dan ekpres lisan, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat,ritus dan perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, kemahiran kerajinan tradisional.

 

Noken atau tas hasil  rajutan atau anyaman dari serat kulit pohon atau daun yang kadang diwarnai dan diberi berbagai asesoris seperti manik-manik,bulu-bulu burung dan lainnya sebagai perhiasan.Noken dikenal di semua suku bangsa di tanah papua ( provinsi papua dan papua barat ) fungsi sehari-hari noken pun beragam sesuai dengan ukuran dan juga jenis bahan yang di pakai seperti noken besar adalah untuk membawa hasil kebun, hasil laut,kayu,bay,hewn kecil, belanjaan dan lain-lain, dan juga sebagai tempat penyimpan barang yang digantung di dalam rumah.sedangkan noken dengan ukuran kecil untuk membawa barang pribadi antara lain uang, sirih,makanan, buku dan lain-lain.penggunaan saat memakai noken ini pun berfariasi seperti ada yang digantung depan dada, diselempang disamping kiri dan kanan, dan dikepala.  Setiap suku bangsa yang berada dalam wilayah tanah papua ( provinsi papua dan papua barat ) mempunyai noken, misalnya, suku Sentani, Dani, Yali, Mee, Biak, Arfak, Maybrat, Ayvat, Moni, Asmat, Irarutu, Tehit, Moi, Moli, dan lain-lain. Namun, ada beberapa suku bangsa yang  tersebar di provinsi papua dan provinsi papua barat dengan beragam sebutan  atau penamaan untuk noken atau tas  seperti yang disebut dalam bahasa daerah suku bangsa: Su (Hugula), Jum (Dani), Sum (Yali), Inokenson, Inoken (Biak), Agiya (Mee), Ese( Asmat), Dump (Irarutu), Rotang/Aderi, Kaketa(Serui), Kangke/Koroboi (Tabi / sentani), Eyu,Yuta (Ayamaru/Maybrat,Ayvat), Kwok (Moi), Naya (Moli) dan lain-lain.

Imelda Bapaimu