Berpendidikan atau Tidak?

Ketika kita mendengar kata ‘pendidikan’ pasti sangat identik dengan kata ‘belajar’, ‘sekolah’, ‘kuliah’, ‘formal’, ‘bimbel’, dan lain-lain. Pendidikan sendiri merupakan hak setiap manusia, kita pantas untuk mendapatkan dan merasakan pendidikan yang layak. Pendidikan yang layak tidak hanya berupa akademik, tetapi juga karakter dan keterampilan.

Dalam beberapa kasus, seseorang dengan materi yang cukup mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang sangat mahal. Bahkan ia sanggup melanjutkan jenjang pendidikannya hingga kuliah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun sayangnya, tidak beruntung bagi sebagian lainnya yang harus merelakan sekolah karena keterbatasan yang dihadapinya. Dan ekonomi yang tidak mencukupi adalah alasan yang paling sering dijumpai.

Adanya faktor pendukung maupun penghambat tersebut memunculkan kasta yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri. Berpendidikan dan tidak berpendidikan. Orang yang berpendidikan tentu saja identik dengan orang-orang yang merasakan bangku sekolah dan bahkan di bangku perkualiahan. Berbanding terbalik dengan orang tidak berpendidikan, yang mana mereka adalah orang-orang yang putus sekolah.

Tapi benarkah demikian? Faktanya tidak semua orang berpendidikan memiliki karakter dan keterampilan yang mumpuni. Dan begitu pula sebaliknya, mungkin orang-orang yang tidak mengeyam bangku pendidikan justru lebih unggul dibandingkan orang-orang “berpendidikan”. Padahal kita tahu, bahwa ketika kita sekolah, seseorang dididik tidak hanya untuk meningkatkan akademiknya, melainkan karakter dan keterampilannya juga diasah.

Jadi, berpendidikan atau tidak? Bagaimana kamu menilainya?

Sumber: https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/11/25/628893/670×335/miris-pendidikan-di-indonesia-hanya-sekelas-ghana-oman.png