“GLN SOCIETY FOR BETTER INDONESIA”

SEMINAR PENDIDIKAN

“GLN SOCIETY FOR BETTER INDONESIA”

Jakobus Enga Leyn 2001588053

     Pada hari Senin tanggal 6 November 2017 HIMPGSD mengadakan seminar pendidikan yang dibawakan oleh Pak Wien Muldian selaku ketua dewan perpustakaan jakarta dan wakil ketua satgas gerakan literasi sekolah kementrian pendidikan dan kebudayaan, keberlangsungan acara seminar ini juga dimoderatori oleh Ibu Olivia Sahetapy Rombot selaku dosen PGSD Binus Universiy. Seminar ini banyak dihadiri oleh dosen-dosen PGSD Binus University, rekan-rekan guru, dan teman teman mahasiswa. Tema yang diangkat pada kesempatan seminar ini adalah “GLN SOCIETY FOR BETTER INDONESIA” kami mengangkat tema tersebut karena kami sebagai calon pendidik melihat dari hasil hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2012 menyebutkan, budaya literasi masyarakat Indonesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat Kemdikbud Harris Iskandar mengakui, minat membaca anak-anak usia sekolah di Indonesia sangat rendah. Menurut survei BPS, 90,27 persen anak usia sekolah suka menonton televisi, sedangkan hanya 18,94 persen yang suka membaca. Selain itu, dari hasil penelitian yang didapat, indeks membaca masyarakat Indonesia 0,001. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu yang suka membaca,” Walaupun angka buta huruf di Indonesia terus turun, namun nyatanya peningkatan angka melek huruf itu tidak sebanding dengan kenaikan minat dan daya baca masyarakat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University terkait minat baca menempatkan Indonesia di posisi 60 dari 61 negara, hanya setingkat di atas Botswana. Dari seminar yang dibawakan oleh Bapak Muldian kita lebih banyak mengetahui bagaimana solusi untuk menyelesaikan permasalahan minat baca anak di Indonesia dan ternyata tidak hanya pendidik atau guru,tetapi seluruh masyarakat juga ikut berperan aktif dan ikut ambil dan bagian dalam Gerakan Literasi Nasional. Oleh karena itulah gerakan literasi nasional terus digalakkan. Untuk meningkatkan minat baca, maka pemerintah membuat Taman Bacaan Sekolah (TBS), Taman Bacaan Masyarakat (TBM,) Taman Bacaan Keliling (TBK), dan Taman Bacaan Digital (TBD). Pendirian taman-taman bacaan diharapkan mampu mendorong minat baca anak dan masyarakat. Pada 2017, gerakan literasi berfokus pada sosialisasi integrasi literasi dalam pembelajaran semua mata pelajaran di kelas, penggalangan dukungan dan pelibatan pegiat literasi, dan promosi melalui media massa termasuk media sosial. Sebab secara konseptual, pengertian literasi yang diadopsi dan disosialisasikan Kemendikbud bukanlah sekadar kegiatan membaca dan menulis.

Lebih dari itu, literasi merupakan kemampuan mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi secara cerdas. HIMPGSD ! SALAM PENDIDIKAN !!!