Karakteristik Guru

  1. Mencintai Diri Sendiri

Seorang guru harus mencintai diri sendiri, mencintai diri sendiri bukan berarti guru harus menjadi orang yang sombong dan takabur. Mencintai  diri sendiri merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah atas karunia yang diberikan kepada kita. Dalam ilmu psikologi mencintai diri sendiri berarti kita memiliki citra diri yang positif. Citra diri yang positif sangat diperlukan bagi profesi sebagai guru yang berkecimpung didalam duni pendidikan dan selalu berkomunikasi dengan anak didiknya .

2. Guru harus mempunyai pribadi yang mencintai pekerjaan

Seorang guru yang baik haruslah mencintai pekerjaanya. Walaupun sebelumnya beliau tidak berbakat, berminat, dan atau ingin menjadi seorang guru, tetapi lama kelamaan setelah menjalankan pekerjaannya ia akan menemukan cinta kepada pekerjaanya. Mencintai pekerjaan merupakan modal yang sangat baik dan luar biasa. Karena jikalau nantinya mendapatkan standar pendapat yang tidak mencukupi,maka tidak dipermasalahkan. Seorang guru memberikan perhatian kepada anak didiknya. Guru mengajarkan sesuai yang dengan pengetahuan yang ia dapatkan dan diperlukan teknik-teknik pembelajaran. Guru harus selalu belajar mandiri memperluas pengetahuan dan keterampilan mengajarnya.

    3. Membangun Percaya Diri

Membangun rasa percaya diri merupakan salah satu kunci sukses. Guru haruslah mempunyai rasa percaya diri agar mendidik anak muridnya dengan rasa yakin atas ia mengajar sesuai dengan pengetahuan yang ia dapatkan. Agar anak didiknya termotivasi untuk belajar dan mempunyai  tujuan .

    4. Guru membawa perubahan positif

Seorang guru yang baik harus mempunyai inisatif untuk menelurkan perubahan – perubahan positif bagi lingkungan tempat ia mengabdikan dirinya untuk berkarya. Mereka tidak menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik, Sebaliknya mereka inovator untuk membuat kehidupan lebih baik.Perubahan positif tidak dirasa dirinya ,tetapi dirasakan oleh lingkungannya bahkan lebih luas lagi dirasakjan oleh seluruh masyarakat dimana mereka berada .

    5. Mengubah krisis menjadi keberuntungan

Seorang guru harus mampu mengubah krisis menjadi  kesempatan keberuntungan. Kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan hanyalah bersifat sementara. Fokus perhatian mereka tidak tertuju kepada kondidi yang tidak menguntungkan melainkan berfokus kepada bagaiman kondisi tersebut dapat dicarikan jalan keluarnya.

Referensi : Modul Pendidikan dan Profesi Guru Profesionalisme Guru, Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Unika Atmajaya

Sa'ifah Nurti