Guru, Pahlawan tanpa Tanda Jasa

 

Akhir-akhir ini seringkali kita dengar kasus-kasus yang berkaitan dengan guru. Guru dipukuli siswa ataupun guru yang melakukan kekerasan terhadap murid. Bila diteliti lebih dalam akar permasalahannya adalah sikap dan karakter guru itu sendiri. Mudah terpancing emosinya, kurang mampu menghadapi bahkan menangani perilaku peserta didiknya. Apakah guru yang seharusnya jadi yang digugu dan ditiru melakukan kekerasan pada peserta didiknya? Seperti apakah sikap guru yang seharusnya?

 

“….sebagai guru, ada tiga aspek penting yang tidak dapat dipisahkan yaitu kemampuan mendidik, ketrampilan mengajar, dan memimpin. Ketiga hal tersebut tidak cukup didapatkan melalui  jenjang pendidikan formal. Diperlukan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat melalui pengayaan pengetahuan, peningkatan berbagai ketrampilan serta peningkatan kualitas beringkah laku dan bertutur kata. Inilah wujud bahwa memilih profesi guru menuntut kesadaran untuk bertanggung jawab atas kemampuan dirinya agar dapat memampukan anak didiknya.” (Chodidjah, 2014)

 

Jika kita mengacu pada kalimat-kalimat di atas, tugas dan tanggung jawab guru tidaklah mudah. Banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat mendidik, mengajar dan memimpin peserta didiknya. Di era teknologi ini, pendidikan bagi guru tidak terbatas pada pendidikan formal belaka, tetapi juga bagaimana mengembangkan dirinya agar setelah pendidikan formalnya seorang guru mampu mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang ada. Ilmu psikologi pendidikan anak adalah hal utama dan mendasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Guru harus mampu melihat bagaimana perkembangan kognitif dan perilaku peserta didiknya, apakah sudah sesuai dengan usianya sehingga guru mampu mempersiapkan media dan sumber belajar yang sesuai bagi peserta didiknya.

 

Dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini, kekerasan yang mengatasnamakan penerapan disiplin sudahlah tidak lagi sesuai. Kekerasan fisik saat ini sudah termasuk ke dalam physical bullying. Bullying adalah suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku. Tindakan kekerasan yang dilakukan guru terhadap peserta didiknya pun dapat dikategorikan sebagai tindakan bullying saat ini. Hal ini disebabkan oleh karena guru dianggap sebagai seseorang yang seharusnya memiliki kekuatan untuk membentuk dan membangun karakter siswa bukan untuk melakukan kekerasan.

 

Guru juga harus peka terhadap efek penggunaan perangkat-perangkat elektronik secara psikologis dan behaviouristik. Bukan sekedar mampu menggunakan dan mengajarkan cara penggunaannya tapi juga mengawasi dan memastikan aplikasi yang digunakan dalam kelas layak dan sesuai dengan peserta didiknya. Guru juga harus mampu memancing peserta didiknya untuk berkomunikasi dengan baik, mendampingi peserta didik dalam memperkaya wawasannya, menginformasikan hal-hal yang benar serta memperbaiki bahkan mengubah konsep berfikir siswa agar mampu memiliki pemahaman konsep yang bermakna bagi peserta didiknya di masa yang akan datang. Guru bukan saja harus mendidik dan mengajar untuk kemampuan akademis peserta didiknya saja, tapi juga harus dapat memunculkan dan mengembangkan berbagai keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik demi masa depan mereka.

 

Guru harus juga selalu up to date, kreatif dan inovatif dengan materi, media dan sumber pembelajaran yang ada saat ini agar dapat mempersiapkan dan menyajikannya kepada para peserta didik secara menarik dan memancing pola pikir peserta didiknya. Guru harus selalu menyadari bahwa dirinya adalah sosok yang selalu harus jadi contoh dan panutan bagi peserta didiknya, sehingga kehidupan dan kondisi kejiwaan guru harus selalu terjaga dengan baik.

 

Guru adalah teladan dan guru adalah pahlawan  tanpa tanda jasa. Guru adalah sebuah profesi yang tidaklah mudah dan memikul tanggung jawab yang besar terhadap dirinya, peserta didiknya, orang tua dari peserta didinya, serta lingkungannya. Profesi guru merupakan suatu panggilan yang mulia, karenan menuntut waktu dan tenaga seseorang untuk membantu orang lain menjadi manusia yang utuh di masa yang akan datang. Jerih payahnya untuk memastikan peserta didiknya berhasil mencapai ketuntasan belajar tidaklah mudah. Namun jika apa yang dia taburkan adalah hal-hal baik dan benar bagi peserta didiknya, maka hasil taburannya akan melekat dan terus di bawa oleh peserta didik hingga dia berhasil dan mencapai cita-citanya.

Marilah kita bersama-sama mulai menghargai dan menghormati profesi yang satu ini, karena kita bukanlah siapa-siapa tanpa tokoh yang selama ini sudah menjadikan kita siapa kita sekarang. Dukung dan doakan setiap guru yang telah meninggalkan jejak di dalam kehidupan kita, agar guru dapat tetap dan selalu meninggalkan jejak yang baik bagi peserta didiknya yang lain.

 

Daftar Pustaka

Chodidjah, I. (2014, March 10). Guru itu Digugu dan Ditiru. Retrieved January 5, 2017, from Kompasiana: http://www.kompasiana.com/itjechodidjah/guru-itu-digugu-dan-ditiru_54f82b87a33311ae608b4cf1

Sucipto, T. I. (2012, Maret 2012). Bullying? Apaan tuh? Retrieved Januari 12, 2017, from Kompasiana: http://www.kompasiana.com/abstrakbanget/bullying-apaan-tuh_550e47a9a33311ae2dba7fcd

 

Nurul Sandrawati