Desa Adat Bena, Warisan Budaya Zaman Batu di Bajawa Flores
Komunitas Bena di Bajawa merupakan desa tradisional Flores dengan sisa-sisa peradaban megalitik kuno yang masih terlihat. Letaknya kira-kira 19 kilometer arah selatan Bajawa di Kampundi, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere. Gunung Inerie dapat terlihat dari kejauhan, dan suhu di desa ini hampir selalu dingin dan berkabut. Keberadaannya di bawah gunung adalah ciri khas komunitas lama, yang memuja dan memuja gunung sebagai rumah para dewa, dan penduduk Bena percaya bahwa dewa Yeta yang tinggal di puncak Gunung Inerie akan mempertahankan dusun mereka.
Pada musim kemarau, antara Juni dan Agustus, puncak yang meletus pada tahun 1882 dan 1970 itu dapat didaki. Wisatawan dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan ke segala arah dari gunung, termasuk Bajawa di barat laut dan Laut Sawu pirus di selatan. Suku Dizi, Suku Dizi Azi, Suku Wahto, Suku Deru Lalulewa, Suku Deru Solamae, Suku Ngada, Suku Khopa, dan Suku Ago mendiami Desa Bena yang terdiri dari sekitar 45 rumah tinggal yang saling mengelilingi. Perbedaan antara suku adalah bahwa ada sembilan tingkat ketinggian, dan masing-masing suku ada di salah satunya.
Desa Bena merupakan salah satu lokasi Flores penghasil kopi arabika berkualitas tinggi; Penduduk desa masih mengolah kopi dengan cara tradisional, namun rasanya membuat ketagihan bagi yang mencobanya. Kualitas kopinya sendiri cukup mirip. Mayoritas penduduk desa Bena bekerja sebagai penggarap dan para perempuannya memiliki kebiasaan menenun secara tradisional; kain tenun yang dibuat sangat alami, terbuat dari bahan alami, bahkan diwarnai dengan akar tanaman.
Source :
https://www.gotravelaindonesia.com/desa-tradisional-bena/ https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/desa-bena-warisan-budaya-zaman-batu-di-bajawa-flores/