HEDONISME DI KALANGAN REMAJA
HEDONISME DI KALANGAN REMAJA
Source Gambar : https://analisaunesa.files.wordpress.com/2014/04/hdahdahdda.jpg
Pengertian Hedonisme
Kata Hedonisme berasal dari bahasa Yunani “hedone” yang berarti nikmat, kesenangan. Hedonisme adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa manusia hendaknya hidup sedemikian rupa agar mencapai kenikmatan dan kesenangan.Menurut paham ini, manusia bagaimanapun akan menghindari penderitaan dan hanya mencari kenikmatan dalam hidupnya. Paham hedonisme sudah muncul sejak abad 4 SM oleh Aristippos (433-355SM). Menurutnya tujuan akhir manusia adalah mencapai kesenangan badaniah belaka. Sedangkan Epikuros (341-210 SM) menekankan kesenangan badan dan jiwa sebagai tujuan kehidupan manusia.
Macam-macam Hedonisme
Faham hedonisme ini tebagi menjadi 2 bagian, yakni:
a.) Hedonisme psikologis
Faham ini berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan. Pandangan ini mendasarkan diri pada teori yang mengatakan bahwa manusia bagaimanapun juga selalu hanya akan mencari kenikmatan dan menghindari perasaan yang tidak enak. Teori ini berbicara mengenai motivasi dasar manusia yang hanya mencari nikmat. Manusia sebenarnya menipu diri sendiri dan mengira tindakannya itu suci.
b.) Hedonisme etis
Faham ini berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan. Adalah etika yang membuat pencarian kebahagiaan menjadi prinsip yang paling dasar. Manusia hendaknya hidup sedemikian rupa sehingga dia dapat semakin bahagia. Pertimbangan yang mendasarinya adalah bahwa kebahagiaan merupakan tujuan pada diri sendiri. Orang yang sudah bahagia tidak memerlukan apa-apa lagi, maka ia harus mencari perasaan-perasaan yang menyenangkan sebanyak mungkin dan menghindari perasaaan yang tidak enak.
Hedonisme Kalangan Remaja
Tujuan paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Kala itu, hedonisme masih mempunyai arti positif. Dalam perkembangannya, penganut paham ini mencari kebahagiaan berefek panjang tanpa disertai penderitaan. Mereka menjalani berbagai praktik asketis, seperti puasa, hidup miskin, bahkan menjadi pertapa agar mendapat kebahagiaan sejati. Namun, pada waktu kekaisaran Romawi menguasai seluruh Eropa dan Afrika, paham ini mengalami pergeseran ke arah negatif dalam semboyan baru hedonisme. Semboyan baru itu, carpe diem (raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi kamu hidup), menjiwai tiap hembusan napas aliran tersebut. Kebahagiaan dipahami sebagai kenikmatan belaka tanpa mempunyai arti mendalam. “Virus” hedon sendiri tidak hanya menyerang orang dewasa yang sudah bekerja. Dari anak hingga orang tua tak luput dari ancaman virus ini.Anak punya kecenderungan hedonistis.
Segalanya bisa diperoleh dengan uang dan kekuasaan. Bila demikian, otomatis semua urusan beres. Akhirnya, semboyan non scholae sed vitae discimus (belajar untuk bekal dalam menjalani kehidupan) pudar dan menghilang. Karena yang diutamakan bukan proses melainkan hasil. Jika bisa memperoleh hasil dengan cara simpel walaupun salah, mengapa tidak dilakukan? Untuk apa kita harus melalui proses panjang dengan pengorbanan, kalau hasilnya sama.
Dampak Hedonisme
Dampak-dampak dari seorang yang telah terjerumus dengan Hedonisme:
- Individualisme
- Pemalas
- Pergaulan bebas
- Konsumtif
- Mentalitas instan
- Kriminalitas
- Egois
- Tidak bertanggung jawab
- Korupsi
- Tidak disiplin
- Merasa sok gaul
- Lebih mementingkan gaya daripada otak
- Plagiat
- Diskriminasi
- Kreatifitas rendah