New Normal (Indonesia)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan terkait kondisi COVID-19 setiap negara di dunia. Salah satunya adalah Indonesia. Dalam WHO Indonesia Situation Report yang diterbitkan 10 Juni 2020, salah satu poinnya menyebutkan mengenai new normal. Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan protokol skenario new normal di berbagai lini.
New normal atau kenormalan baru adalah istilah yang populer belakangan ini. Istilah ‘new normal’ merujuk ke kondisi ‘kenormalan’ yang berbeda dengan masa prapandemi COVID-19. Mengacu pada paparan Presiden Joko Widodo, masa new normal ini adalah saat masyarakat mulai ‘dipaksa’ berdamai dengan virus Corona. Hidup berdampingan bersama COVID-19 diimbangi dengan mengedepankan protokol kesehatan hingga ditemukannya vaksin yang konon baru ada tahun depan. Penerapan new normal nantinya bersamaan dengan pendisiplinan protokol kesehatan yang dikawal jajaran Polri dan TNI. Selanjutnya, tatanan normal yang baru akan diperluas jika dinilai efektif.
WHO telah menyiapkan pedoman transisi menuju new normal selama pandemi COVID-19. Dalam protokol tersebut, negara harus terbukti mampu mengendalikan penularan COVID-19 sebelum menerapkan new normal. Pengendalian ini juga harus bisa dilakukan di tempat yang memiliki kerentanan tinggi misal panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan wilayah dengan banyak penduduk. Langkah pengendalian dengan pencegahan juga harus diterapkan di tempat kerja.
Citi menyoroti prospek ekonomi negara-negara ASEAN pada semester II-2020 dan ke depan. Indonesia menjadi salah satu negara yang diperkirakan bisa pulih dengan cepat. Citi menggunakan asumsi bahwa dasar (baseline) pemulihan ekonomi diukur dari pencapaian kuartal IV-2019, saat virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut belum menebar teror. Pada kuartal III-2021, Indonesia dan Filipina diperkirakan sudah bisa mencapai pertumbuhan ekonomi seperti pada level kuartal IV-2019. Sementara Singapura baru bisa menyamai pencapaian seperti 2019 pada kuartal IV-2021. Paling nelangsa adalah Thailand, sampai akhir 2021 sepertinya pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih masih belum bisa kembali layaknya 2019. Sedangkan Malaysia bernasib lebih baik dari negara-negara yang sudah disebut di atas. Pada kuartal II-2021, ekonomi Negeri Harimau Malaya diramal sudah bisa selevel dengan pencapaian kuartal IV-2019. Paling top adalah Vietnam. Pada kuartal III tahun ini, Negeri Paman Ho diproyeksi sudah menyamai pencapaian kuartal IV-2019. Selanjutnya, ekonomi Vietnam diperkirakan melesat sendirian meninggalkan para tetangganya.
Pemulihan permintaan domestik tidak lepas dari penerapan new normal. Dalam skema new normal, masyarakat sudah boleh kembali berkegiatan meski tetap harus mematuhi berbagai protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya. Seiring peningkatan aktivitas masyarakat, permintaan pun akan pulih. Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam adalah negara-negara yang mengandalkan konsumsi rumah tangga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).
Sumber:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200611/9/1251194/new-normal-anugerah-atau-bencana