Bangunan Tertua di Indonesia

Kemerdekaan Bangsa Indonesia tercatat yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Sampai sekarang, sudah terhitung tujuh puluh dua tahun sejak kemerdekaan Bangsa Indonesia. Jauh sebelum itu, Bangsa Indonesia masih berbentuk kerajaan maritim maupun agraris. Sebut saja Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit sebagai contoh kerajaan terbesar yang hampir menyatukan seluruh Nusantara. Tentunya banyak sekali peninggalan yang mereka tinggalkan dan sudah menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Pada zaman dulu, Indonesia kedatangan banyak bangsa asing, ada Inggris, Cina, dan Belanda. Arsitek dari negara-negara tersebut ikut membantu Indonesia dalam mendesain beberapa bangunan yang kini sudah menjadi sejarah.

Di Indonesia ada Mesjid Agung Palembang. Didesain oleh seorang arsitek dari Eropa, pengaruh Cina ikut muncul pada wajah mesjid ini. Hal itu ditandai oleh bentukan limas dan hiasan ornamen khas Cina pada sejumlah atapnya. Paduan dua budaya ini menjadi ciri khas Masjid Agung Palembang dan membuat banyak pelancong terkagum-kagum. Sebuah akulturasi budaya yang bisa berdampingan dan menciptakan sebuah keunikan yang menarik orang-orang.

Ada juga sebuah bangunan legendaris yang berdiri kokoh di Kota Semarang, tepatnya di kawasan Simpang Lima, yaitu Lawang Sewu. Bangunan ini artinya adalah seribu pintu. Nama tersebut menjadi legendaris karena banyaknya jumlah pintu yang terdapat pada bangunan ini. Dahulu, Lawang Sewu yang bergaya art deco adalah kantor perusahaan kereta api Belanda, NV Nederlandsch Indische Spoorweg Mastshappij (NIS) dan bangunan ini merupakan salah satu karya terbaik arsitek Prof. Jacob K. Klinkhamer dan B.J. Oudang. Kido Buati, Jepang. Pemerintah Kota Semarang telah menetapkan Lawang Sewu sebagai salah satu gedung yang dilindungi dan dilestarikan oleh kita para generasi muda. Predikat ini layak disandang oleh Lawang Sewu karena gedung ini juga merupakan saksi sejarah Indonesia saat pecahnya perang sengit selama 5 hari di Semarang, antara Angkatan Muda Kereta Api melawan kompeni dan Kido Buati, Jepang.

Sebenarnya ada banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia. Ada  bangunan untuk menghargai jasa para pahlawan dan ada yang untuk menyimpan kenangan masa bersejarah. Saat melihat bangunan tersebut ataupun masuk ke dalam bangunan bersejarah, kita akan merasa bangga dengan bangsa kita sendiri. Banyak sekali campuran kebudayaan dari berbagai bangsa di Asia dan Eropa. Itu dapat memperluas pengetahuan kita mengenai kebudayaan asing. Agar tidak tertukar dengan kebudayaan bangsa sendiri. Maka dari itu, sudah seharusnya kita melestarikan bangunan-bangunan yang ada di Indonesia. Itu merupakan wujud rasa penghormatan kita pada para pembuatnya.

Herlin - Komisi 2: Human Capital