Ini Fakta-fakta Penyebab Jakarta Direndam Banjir

Hujan yang terus mengguyur wilayah Jakarta sejak Selasa (31/12/2019)malam menyebabkan banjir di sejumlah kawasan tersebut. Hingga hari ini, Kamis (2/1/2020) banjir masih terus menggenangi sejumlah titik di Jakarta.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat tujuh kelurahan di Jakarta yang dilaporkan terendam banjir. Selain di Jakarta, banjir juga melanda sejumlah kawasan di Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, dan juga Lebak.

Air yang menggenang ini berimbas pada kegiatan dan perekonomian masyarakat di sekitar Jakarta. Fasilitas umum seperti moda transportasi juga ikut lumpuh sementara. Namun, apa sebenarnya yang menjadi penyebab banjir di Jakarta. Berikut ulasannya:

Hujan Ekstrem

Curah hujan yang tinggi dikatakan sebagai salah satu penyebab utama terjadinya banjir kali ini. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG curah hujan yang mengguyur Jakarta mencapai 377mm.

“Pertama, curah hujan yang tinggi, bayangkan ya normalnya itu 50mm-100mm, ini menurut BMKG, itu saja sudah lebat,” kata Menteri PUPR Basoeki Hadimuljono.

BMKG juga memperkirakan jika hujan akan terus turun hingga satu minggu ke depan.

Kali Ciliwung Belum Tuntas Dinormalisasi

Salah satu penyebab banjir Jakarta yang karena normalisasi kali ciliwung yang belum tuntas. Dari total panjang kali 33 kilometer baru sekitar 16 kilometer yang dilakukan normalisasi.

Seperti yang diketahui normalisasi Ciliwung merupakan proyek yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar sungai menjadi 35-50 meter, dengan mengharapkan kapasitas tampung air Sungai Ciliwung meningkat dari 200 m3/detik menjadi 570 m3/detik. Hal ini diharapkan mampu sedikit menanggulangi banjir yang berasal dari luapan air sungai.

Kendala Normalisasi

Salah satu kendala yang dihadapi dalam proses normalisasi karena sempitnya lahan. Sekarang ini banyak rumah-rumah warga yang berdiri bahkan berada di palung sungai.

“Karena lebarnya sungai Ciliwung sudah sempit, jadi gimana itu, lebarnya sudah berkurang, berarti harus kita lebarkan lagi. Tapi sekarang rumah itu bukan di bantaran, tapi sudah ke palung sungainya, ini juga bukan hal yang mudah,” ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Air Dibiarkan Masuk Jakarta

Jakarta memang dialiri oleh 13 sungai yang berpotensi membuat banjir. Diantaranya Angke, Pesanggrahan, dan Ciliwung.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan salah satu penyebab utama banjir adalah tidak adanya pengendalian air dari sisi selatan Jakarta.

“Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya,” kata Anies, Jakarta, Selasa (1/1).

Anies mengatakan jika kunci dari antisipasi banjir ada pada pengendalian air dari sisi selatan.

Kawasan Resapan Air di Jakarta Berubah Jadi Beton

Sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Indonesia pembangunan yang dilakukan di Jakarta memang bisa dibilang masif setiap tahunnya. Akibat kondisi ini, ruang terbuka hijau atau RTH yang berperan sebagai kawasan resapan air berkurang sehingga banjir menjadi langganan bagi Jakarta setiap tahunnya.

Penurunan Muka Tanah

Pembangunan gedung dan hotel-hotel di wilayah Jakarta menyebabkan penggunaan air tanah secara berlebihan. berdasarkan informasi yang berhasil didapatkan Jakarta mengalami penurunan muka tanah sebanyak 5-12 cm per tahun. Kondisi ini membuat potensi banjir semakin besar.

Peran Masyarakat

Peran masyarakat juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir Jakarta. Selain pembangunan gedung-gedung tinggi, kesadaran hidup bersih warga Ibu Kota harus ditingkatkan. Perilaku membuang sampah ke sungai atau mendirikan bangunan di bantaran kali harus dihilangkan.

Kebiasaan membuang sampah ke sungai akan menyebabkan pendangkalan sungai yang menyebabkan sungai tidak bisa menampung lebih banyak air.

Program yang Sedang Berjalan

Diketahui dari 33 kilometer kali Ciliwung, sepanjang 16 kilometer yang sudah di normalisasi aman dari luapan air sungai. Untuk langkah selanjutnya menunggu keputusan bersama dengan masyarakat untuk melakukan pembebasan lahan.

“Bendungan khas Ciawi dan Sukamai, pembebasan lahannya sudah 90 persen lebih hampir 95 persen, kami targetkan tahun 2020 ini akan selesai. Mudah-mudahan dengan beberapa program itu, akan mengurangi atau menambah kesiagaan kita menghadapi musim-musim hujan berikutnya,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Instruksi Presiden

Di lansir dari bnbp.go.id, Presiden Joko Widodo memberikan tiga instruksi terkait penanganan banjir di Jakarta yaitu, Pertama, memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, hingga tim SAR bergerak bersama menanggulangi banjir. Nomor satukan keselamatan warga.

Kedua, fasilitas-fasilitas umum segera dinormalisasi. Ketiga, pemerintah pusat dan provinsi harus bekerja bersama-sama untuk menanggulangi banjir.

Sumber : https://www.merdeka.com/trending/ini-fakta-fakta-penyebab-jakarta-direndam-banjir.html

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcRusNXk81qjluw91eJUVdpkYUph1w1LpUq0Hgpix5pmaJhIQtVe