Berbagai Manfaat Berdonor Darah
Dikutip dari laman Tempo, data WHO menunjukkan bahwa kebutuhan darah di Indonesia per tahun mencapai sekitar 5,1 juta kantong darah, sementara yang terpenuhi hanya sekitar 4,2 juta kantong darah.
Angka yang kurang dari target ini mengakibatkan banyak rumah sakit masih sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah. Kurangnya ketersediaan darah diperkirakan merupakan akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya. Padahal, manfaat donor darah tidak hanya dirasakan oleh penerima donor saja, melainkan juga pendonor.
Berikut beberapa manfaat donor darah yang harus Anda ketahui:
1. Menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah
penyakit jantung boleh puasa
Donor darah secara teratur diketahui dapat menurunkan kekentalan darah. Kekentalan darah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Semakin kental darah yang mengalir dalam tubuh, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya gesekan antara darah dan pembuluh darah. Gesekan yang terjadi pada pembuluh darah ini dapat merusak sel-sel dinding pembuluh darah yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko terjadinya sumbatan pembuluh darah.
Sebuah penelitian menunjukkan manfaat donor darah terhadap penyakit jantung. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa orang yang rutin melakukan donor darah memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung 88 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukan donor darah.
Selain itu, manfaat donor darah juga dapat membantu membuang kelebihan zat besi yang terdapat dalam tubuh. Zat besi yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan oksidasi kolesterol. Hasil dari proses oksidasi tersebut dapat menumpuk pada dinding arteri dan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Melalui donor darah, kadar zat besi dalam tubuh dapat menjadi lebih stabil dan menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Menurunkan risiko kanker
mencegah penyakit jantung
Berkurangnya zat besi yang berlebih dalam tubuh Anda saat melakukan donor darah juga dapat mengurangi risiko terkena kanker. Sebaliknya, kadar zat besi dalam darah yang terlalu berlebihan dianggap sebagai salah satu penyebab meningkatnya radikal bebas dalam tubuh yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker dan penuaan.
Sebuah penelitian yang melibatkan 2 kelompok dengan total 1200 orang memperlihatkan manfaat donor darah terhadap risiko kanker. Pada kelompok yang melakukan donor darah 2 kali dalam satu tahun diketahui memiliki kadar besi dalam darah yang lebih stabil dan risiko kanker yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukan donor darah.
3. Membantu menurunkan berat badan
menurunkan berat badan pada penderita diabetes
Manfaat donor darah lainnya adalah membantu menurunkan berat badan. Hal ini karena rata-rata orang dewasa dapat membakar 650 kalori saat memberikan 450 ml darahnya.
Pendonor yang secara rutin menyumbangkan darahnya dapat mengalami penurunan berat badan yang berarti. Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa donor darah tidak dapat dijadikan sebagai pilihan program penurunan berat badan.
Anda tetap harus menerapkan pola hidup sehat dengan memperhatikan asupan makanan dan olahraga secara teratur supaya dapat mencapai berat badan yang ideal.
4. Mendeteksi penyakit serius
penyakit menular seksual periksa bersama pasangan
Setiap kali akan mendonorkan darah, Anda akan menjalani pemeriksaan dasar rutin seperti pemeriksaan berat badan, suhu, nadi, tekanan darah, dan kadar hemoglobin.
Selain itu, Anda juga akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sipilis, dan malaria. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui transfusi.
Manfaat donor darah tidak hanya itu saja. Bagi pendonor, pemeriksaan ini tentu saja berguna untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu secara dini. Jadi selain membantu orang lain yang membutuhkan darah, Anda juga dapat mendapatkan cek kesehatan secara cuma-cuma.
5. Membuat lebih sehat secara psikologis dan memperpanjang usia
sikap optimis bikin panjang umur
Sebuah penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa orang yang mendonorkan darahnya dengan tujuan menolong orang lain memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang melakukan donor darah untuk kepentingan sendiri atau bahkan tidak mendonorkan darahnya sama sekali.
Selain itu, menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis.
Jadi, kapan Anda mau mulai transfusi darah agar dapat merasakan manfaat donor darah seperti yang sudah disebutkan di atas?
Tidak semua orang bisa donor darah
sindrom jas putih
Setelah membaca mafaat donor darah, apakah Anda jadi tertarik untuk mencobanya? Eits, tunggu dulu. Ternyata tak semua orang dapat mendonorkan darahnya, lho. Selain dituntut untuk sehat secara fisik, Anda juga harus harus berusia di antara 17-66 tahun.
Tak hanya itu saja, riwayat kesehatan dan beberapa kebiasaan lainnya juga menjadi syarat untuk menjadi pendonor. Berikut adalah kondisi di mana Anda tidak dianjurkan untuk mendonorkan darah:
1. Sedang demam atau flu
Meski bukan suatu penyakit yang parah, demam dan flu bisa membuat tubuh Anda menjadi tidak bugar dan segar. Jadi sebelum donor darah, pastikan kondisi tubuh Anda dalam keadaan fit. Jika Anda merasakan tidak enak badan, sebaiknya pulihkan dahulu kondisi Anda.
2. Berat badan kurang dari 50 kg
Jumlah darah seseorang sesuai dengan proporsi berat badan dan tinggi badannya. Orang dengan berat badan terlalu rendah dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit.
Jika dipaksakan, dikhawatirkan tidak dapat mentoleransi pengambilan darah sejumlah yang dibutuhkan dalam proses transfusi. Oleh sebab itu, biasanya sebelum melakukan donor darah, petugas akan menimbang berat badan Anda terlebih dahulu.
3. Memiliki tekanan darah tinggi
Bila tekanan darah Anda lebih dari 180/100 mmHg, maka Anda tidak boleh melakukan donor darah. Jika tetap melakukannya, maka hanya akan membahayakan kondisi Anda.
4. Kadar gula darah tinggi
Bila Anda memiliki riwayat penyakit diabetes dan kadar gula darah sedang dalam keadaan tinggi, maka Anda tak dianjurkan untuk mendonorkan darah.
5. Mengonsumsi antibiotik
Jika sedang diharuskan untuk rutin minum obat antbiotik dalam kurun waktu tertentu, sebaiknya Anda tak melakukan donor darah terlebih dahulu. Sebab, antibiotik yang Anda minum bisa ditularkan melalui darah yang Anda donorkan.
6. Mengalami gangguan fungsi jantung
Jika Anda mengalami penyakit jantung seperti serangan jantung dalam waktu 6 bulan terakhir, maka Anda harus menunda mendonorkan darah.
7. Baru saja ditindik di tubuh
Anda tak boleh mendonorkan darah bila terdapat tindik di bagian lidah, hidung, pusar, dan bagian tubuh lain yang baru dipasangkan dalam waktu 12 bulan sebelumnya. Sementara, tindik di telinga masih diperbolehkan untuk mendonor.
8. Terkena infeksi menular seksual
Apabila Anda sedang terinfeksi penyakit menular seksual seperti sifilis atau gonore dalam 12 bulan terakhir. Anda harus menunggu 12 bulan setelah pengobatan Anda benar-benar selesai untuk dapat mendonorkan darah.
9. Sedang hamil
Ibu hamil tak diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya. Bila Anda ingin donor darah, maka Anda harus menunggu hingga 6 bulan setelah kelahiran.
10. Memiliki riwayat tertentu
Selain itu, Anda tidak pernah boleh mendonorkan darah bila memiliki riwayat penyakit seperti HIV/AIDS, Hepatitis B dan Hepatitis C, serta pernah menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Untuk mengetahui apakah Anda memiliki kondisi tersebut, lebih baik Anda periksakan diri dulu ke dokter sebelum mendonorkan darah.