5 Tips Analisis Fundamental Saham, Model Kuantitatif

Apa saja analisis fundamental yang dipakai?

Ketika kita bicara mengenai analisis fundamental, maka ada dua faktor yang musti menjadi perhatian. Yang pertama adalah faktor kuantitatif dan yang kedua adalah faktor kualitatif. Ayok disimak!

Faktor Kuantitatif

  1. Cari Tahu Keuntungan Perusahaan

Secara alamiah, enggak ada satu orangpun yang mau beli produk rugi. Makanya jangan malas-malas ngitung rasio dari beberapa tools ini

EPS (Earning Per Share) – mengindikasikan berapa rupiah yang dihasilkan dari setiap lembar saham milik Anda. Rumusnya:

(Laba Bersih – Dividen Saham Preferen)/Saham Beredar

Idealnya cari perusahaan yang EPS nya terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Saya berpendapat, saham layak dibeli jika perusahaan konsisten bertumbuh EPS-nya dalam 3 tahun terakhir. Setiap orang memiliki preferensi berbeda, maka lakukan batasan untuk Anda sendiri.

  1. Berapa Utangnya?

Nah, mengetahui utang juga penting lhoh! Jangan sampai Anda membeli perusahaan yang utangnya selangit dan ga bisa dicover oleh pemilik. Saya menggunakan DER

DER (Debt to Equity Ratio) – mengindikasikan rasio utang dibanding modal pemilik. Semakin tinggi berarti semakin gawat. Rumusnya:

Jumlah Utang/ Modal

  1. Tengok Pengembaliannya

Pengembalian artinya berapa yang dibalikin perusahaan atas uang yang telah diinvestasikan atau aset yang digunakan. Biasanya kita akan menggunakan dua alat nih, ROA dan ROE.

ROA (Return on Asset) – semakin besar ROA, akan semakin baik karena berarti aset bisa menghasilkan keuntungan lebih besar. Rumusnya:

Laba Bersih/ Total Aset

ROE (Return on Equity) – sama seperti ROA, semakin besar ROE semakin baik dengan alasan serupa. Rumusnya

Laba Bersih/ Modal

  1. Mau dividen?

Kalo Anda adalah pemburu dividen, maka mengetahui DPR itu perlu. Bukan DPR di senayan, tapi:

DPR (Dividend Payout Ratio) – Dari laba bersih yang didapat, maka beberapa persen dialokasikan untuk membayar dividen. Nah menghitungnya dengan rumus:

Dividen/ Laba Bersih

  1. Reaksi Saham di Pasar

Ini agak ribet sih, karena ngitungnya butuh data kovarians, varians, standar deviasi, dll yang aneh. Simbol beta adalah “β”.

Tapi jangan khawatir, Anda ga perlu ngitung sampai seperti itu. Tinggal search di bloomberg atau reuters untuk mendapatkan hasilnya. Saya akan kasih contoh ya, jika Anda mau cari saham Astra Indonesia, maka ketik “ASII.JK bloomberg” dan voila! Anda akan dapat nilai β dan beberapa rasio penting lain.

Konsep β itu jika nilainya 1, maka dia akan seirama dengan volatilitas pasar. Artinya jika pasar bergerak 10% maka saham juga bergerak 10%. Jika β lebih dari 1, maka tingkat risiko dan keuntungan akan lebih tinggi dari pasar. Begitu pula sebaliknya jika β kurang dari 1, tingkat risiko dan keuntungan akan lebih kecil dari pasar!

Masih banyak analisis kuantitatif lainnya, tapi tidak akan cukup jika disampaikan disini. Oleh karena itu, jangan ragu untuk hubungi kami jika ada pertanyaan lanjutan yak. Selain itu, di episode selanjutnya kita masih akan membahas analisis fundamental untuk bagian yang kualitatif. Ini penting terutama jika Anda ingin menjadi investor kontrarian yang oke punya. So, don’t miss it guys.